Pernikahan Ke 2
Seperti biasa hari libur weekend akan aku gunakan untuk waktu bersama dengan putraku. Salman baru saja genap berusia tiga tahun. Dan ulang tahunnya tahun ini hanya kami rayakan berdua saja tanpa ayahnya.
Hari sabtu dan minggu Bik Ijah yang biasa menjaga Salman setiap aku pergi kerja memang tidak datang. Dia hanya menjaga Salman saat aku bekerja atau pada hari dimana aku lembur atau harus masuk kantor meskipun hari libur.
Salman adalah anak yang cerdas. Di usianya yang baru berumur tiga tahun dia sudah sangat bijak berbicara. Biasa anak - anak seumurannya masih cadel atau celat berbicara tiap kemampuan Salman di atas rata - rata.
Salman juga anak yang mandiri dan tidak manja. Aku sangat bersyukur apalagi dengan keadaan kami yang seperti ini sepeninggal ayah Salman enam bulan lalu membuatku harus repot mencari nafkah sambil mengurus Salman sepulang bekerja. Salman seperti mengerti dengan keadaan kami, dia tidak pernah banyak tingkah ataupun merengek manja bila waktu aku pulang atau saat hari libur seperti ini.
Pagi - pagi sekali aku sudah memasak ayam goreng di dapur. Karena Salman sangat suka ayam goreng. Mungkin karena dia terlalu banyak nonton film ipin upin kali ya, makanya anakku ini jadi terkontaminasi.
"Mama" Panggil Salman.
"Sayang Mama sudah banguuun?" Jawabku.
"Udah, Mama aku lapar" Rengeknya.
"Sebentar ya, Mama siapkan dulu masakan Mama setelah itu kamu mandi dulu baru makan" Balasku.
Salman kembali ke ruang TV dan berbaring di sofa. Mungkin kesadarannya belum sepenuhnya dan dia masih bermalas - malasan.
Setelah selesai memasak aku pergi ke depan untuk melihat putraku itu.
"Sayang yuk mandi dulu" Ajakku.
Salman yang semula berbaring langsung duduk dan berdiri menghampiriku. Aku menggendongnya, membuka bajunya kemudiannya membawanya ke kamar mandi untuk dimandikan.
Setelah bersih dan wangi, Salman yang baru selesai mandi aku bawa ke dapur. Aku duduk kan dia kursi depan meja makan setelah itu kami sarapan pagi bersama.
Sejak suamiku meninggal, aku mulai mengajarkan kepada Salman mandiri. Semua harus dia lakukan sendiri karena di rumah ini hanya tinggal kami berdua. Dan aku harus mengerjakan tugasku sendiri. Dulu biasanya ada Mas Bima yang membantuku mengurus Salman.
Mas Bima yang memandikan Salman sedangkan aku menyiapkan makanan di dapur tapi kini semua sudah berubah. Mas Bima sudah tenang di sana dan kami harus tetap menjalani hidup ini tanpa Mas Bima.
Setelah selesai makan, Salman kembali ke ruang TV untuk menonton TV kesayangannya, sedangkan aku membersihkan dapur dan mencuci peralatan dapur yang kotor.
Setelah semua selesai baru aku menyusul Salman ke depan. Menemaninya menonton TV dan bercengkrama mengisi hari libur.
Tiba-tiba terdengar suara bel rumah pertanda ada tamu yang datang. Seperti biasa Salman sangat antusias jika mendengar suara bel berbunyi. Dia langsung berlari dan mengintip dari jendela depan.
"Siapa sayang?" Tanyaku pada Salman.
"Oma dan Opa, Mama cepat buka pintunya" Jawab Salman dan sambil berteriak kesenangan.
Aku segera menyambar jilbab ku dan berjalan ke depan untuk membuka pintu. Benar saja ada kedua orang tuaku yang sudah berdiri di depan pintu pagar rumahku.
"Mama, Papa kok gak kabari dulu mau datang?" Tanyaku terkejut.
"Kami sengaja mau buat kejutan buat Salman. Mana cucu Oma, Oma kangeeen" Mamaku segera berjalan ke dalam rumah mencari Salman.
Tentu saja Salman sangar senang sekali dan berlari menyambut pelukan Oma nya. Papaku segera memasukkan mobil ke dalam halaman rumahku.
Kini kedua orang tuaku sedang bercengkrama dengan Salman di ruang TV. Aku membawa minuman yang baru aku buat untuk Papa dan Mamaku.
"Sebenarnya selain ingin lepas kangen dengan Salman, ada yang Papa dan Mama ingin sampaikan pada kamu" Ucap Papa memulai pembicaraan.
"Papa dan Mama mau bicara apa, sepertinya serius sekali?" Tanyaku pada Papa.
"Begini Kinan, tadi malam orang tuanya Refan datang kerumah kita" Jawab Papa.
Mendengar nama Refan di sebut perasaanku jadi tidak enak. Pasti ada sesuatu yang sangat serius ini. Setelah sekian lama mengapa mereka berkunjung ke rumah orang tuaku.
"Ngapain mereka datang kerumah Papa?" Tanyaku penasaran.
"Kinan, istri Refan sudah meninggal dunia dua bulan yang lalu" Ucap Papa.
"Innalillahi wainnailaihi rojiun.. " Aku sangat terkejut mendengar berita dari Papa ini.
"Istrinya meninggal saat melahirkan putri mereka. Kini Refan hidup sendiri mengurus putrinya" Sambung Papa.
Trus mengapa hal itu khusus mereka sampaikan pada keluargaku. Perasaanku semakin tidak karuan mendengar cerita Papa.
Aku hanya terdiam sambil terus menatap Papa, menunggu kelanjutan dari cerita Papa.
"Mama Refan menyampaikan sebuah permintaan. Mereka ingin melanjutkan amanah dari Papa nya Refan yang sempat tertunda lima tahun yang lalu" Ungkap Papa.
Apa? Mengapa hal ini bisa terjadi lagi. Kisah itu sudah berlalu dan sudah di tutup lima tahun yang lalu. Mengapa kini kembali di bahas?
"Mereka tau kalau sekarang kamu sudah menjanda dan Refan juga kini sudah menduda. Mungkin memang sudah takdir dari Allah membuat jalan pertemuan kalian untuk yang kedua kalinya" Papa dan Mama terlihat sangat hati - hati untuk menyampaikan pesan keluarga Refan kepadaku.
"Tapi Pa, Ma lima tahun lalu bukan aku yang menolaknya tapi dari pihak mereka sendiri. Sekarang mereka ingin menyambungnya lagi? Gak semudah itu Pa, Ma. Maaf aku gak bisa" Aku menolaknya.
"Kinan, putri Refan membutuhkan sosok seorang Ibu. Dan kamu kan juga sudah menjadi seorang Ibu. Tentu tidak akan sulit bagi kamu untuk mengurus bayi lagi karena kamu sudah mempunyai pengalaman" Ibu mencoba meyakinkan aku.
"Tidak semudah itu bu menyambung tali yang sudah putus. Mereka sudah merusak tali itu. Dulu mereka yang datang dengan niat yang sama setelah aku setuju dengan seenaknya Refan membatalkan semuanya" jawab Kinan
Hatiku kembali sakit mengingat kejadian lima tahun yang lalu. Dulu saat kami kecil rumah orang tuaku bertetangga dengan rumah orang tua Refan. Refan juga dulu adalah teman sekolahku saat sekolah dasar.
Kemudian orang tuanya pindah tugas ke luar kota dan kembali lagi ke kota ini saat kami masuk kuliah. Sejak saat itu aku dan Refan seperti orang asing. Kami tidak pernah saling sapa walau rumah kami bertetangga.
Enam tahun lalu Papanya Refan meninggal dan menurut Mamanya sebelum meninggal Papanya sempat menyampaikan amanah kalau dia ingin menjodohkan Refan denganku.
Satu tahun setelah kepergian Papanya Refan untuk selamanya baru keluarga Refan memberanikan diri untuk menyampaikan amanah Papanya kepada keluargaku.
Kedua orang tuaku menyambut niat mereka dengan baik. Papa dan Mama memintaku untuk menerima lamaran keluarga Refan. Karena baktiku kepada kedua orang tuaku, akhirnya aku menerima lamaran keluarga Refan.
Tapi apa yang terjadi? Dua bulan sebelum tanggal pernikahan kami secara sepihak Refan membatalkan perjodohan itu dengan alasan dia sudah mempunyai calon pilihan hatinya sendiri.
Refan sudah mempunyai pacar yaitu Almh. istrinya. Rencana pernikahan kami di batalkan. Mama Refan meminta maaf kepada keluarga kami dan mengaku sangat malu atas perbuatan anaknya.
Dengan lapang dada kedua orang tuaku menerima permintaan maaf keluarga Refan. Rencana pernikahan kami di batalkan.
Dua bulan kemudian Refan tetap melangsungkan pernikahannya tapi bukan denganku melainkan dengan pacarnya. Yang membuat aku semakin sakit hati beredar omongan tetangga tentang alasan Refan menolak perjodohan denganku.
Aku sempat mendengar dengan telingaku sendiri omongan para tetangga yang sempat membuatku takut dan malu untuk keluar rumah.
"Pantas saja Refan menolak di jodohkan dengan Kinan karena pacarnya jauh lebih cantik dari Kinan. Lihatlah penampilan Kinan yang selalu tertutup dengan jilbabnya dan wajahnya juga terlalu polos. Sementara pacar Refan sangat modis, pintar bergaya dan mengurus tubuhnya. Wajahnya juga sangat cantik"....
.
.
BERSAMBUNG
Hai para pembaca seriaku.. Selamat membaca novel terbaruku ya...
Semoga kalian suka dan terhibur. Mudah - mudahan di novelku yang ini ada yang bisa kalian petik dari isi ceritanya. Karena ceritanya banyak mengenai pelajaran hidup terlebih lagi dalam berumah tangga.
Salam sayang dan sehat selalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
ep_mygTHV
anak aku jg ,,, pas 2th kga cadel , mna pentes bgt lg ngmng nya , jelas juga omongan nya tp emg suka gk nymbung ajh🤣 nma nya ank 2th😂🤣
2024-10-09
0
Raden Roro Natasya
duuh enak banget Revan...klo pun nikah semoga Revan bucin dg Kinan...tapi semua tergantung author nya
2024-04-24
0
#ayu.kurniaa_
.
2024-01-20
1