Kinan berjalan di sekolah TK Tunas Bangsa untuk menjemput anaknya tapi lagi - lagi dia tidak menemukan anaknya.
"Salman dimana kamu sayaaang? Mama sudah mencari kamu dimana - mana tapi kamu kok gak kelihatan" gumamnya pelan.
"Mama tolooooooong... " teriak suara anak perempuan meminta pertolongan.
Kinan mencari arah suara tersebut, dia melirik ke kanan dan ke kiri. Dan berjalan ke arah suara itu untuk mencari siapa yang tadi meminta pertolongan.
"Mama tolong aku" suara anak perempuan itu terdengar lagi sambil menangis.
Kinan melihat anak perempuan yang terjatuh dari ayunan sekolah. Ada luka di lutunya dan berdarah. Anak itu terlihat sedang mengelus lututnya, pasti kakinya terasa perih.
Kinan menghampiri anak perempuan itu.
"Mama toloooooong... " ucap anak perempuan itu lagi.
"Kamu kenapa sayaaaang?" tanya Kinan.
"Aku jatuh dari ayunan" jawab anak perempuan itu lagi.
"Yuk kita ke klinik sekolah biar lukanya di obati. Sini Tante bantu kamu berdiri" ajak Kinan.
Kinan memegang tangan anak perempuan itu dan mengangkatnya agar dia berdiri. Tapi anak tersebut menahan tubuhnya sehingga Kinan jadi berat.
"Kenapa sayang?" tanya Kinan lagi.
"Mengapa Mama bilang Tante? Mama kan Mamaku" ucap anak perempuan itu.
Sontak Kinan terkejut.
Apa maksud anak ini? Aku ke sini kan mencari Salman tapi mengapa anak ini yang memanggilku Mama. Katanya aku Mamanya? Aku tidak mempunyai anak perempuan.
"Maaf sayang Tante bukan Mama kamu. Yuk Tante bantu yuk ke klinik" bujuk Kinan.
Anak perempuan itu kembali menangis.
"Mamaaaa... aku mau Mama menjadi Mamaku... " tangisnya pecah membuat aku semakin panik.
"Mamaaaaa" panggil kuat dan air matanya semakin deras.
Kinan terbangun dan membuka matanya.
"Astaghfirullah... " ucapnya setelah mengingat apa yang baru dia mimpikan.
Sudah tiga hari Kinan menjalankan shalat istikharah untuk mencari jawaban tentang perjodohannya dengan Refan. Tiga hari juga Kinan bermimpi tentang anak perempuan.
Apakah ini petunjuk yang di berikan Allah padanya? Tapi anak perempuan itu sudah besar. Bukankah anak Refan masih bayi??
Kinan semakin bingung memikirkannya. Akhirnya Kinan bangun dan berjalan ke arah kamar mandi. Dia berwudhu untuk melaksanakan shalat tahajud.
Setelah selesai shalat tahajud Kinan duduk diatas sajadah untuk berdoa.
"Ya Allah Yang Maha Bijaksana, berilah aku petunjuk yang menuntunku untuk memberikan keputusan yang tepat. KAUlah pemilik hati ini, pembolak balik hati. Condongkanlah hatiku pada satu keputusan dan teguhkanlah. Jangan KAU berikan keraguan atasnya. Aku akan menjalankannya dengan sepenuh hati ya Allah. Berilah aku jalan yang benar, jalan yang selalu KAU ridhoi. Aamiin" doa Kinan.
Setelah selesai shalat Kinan melipat sajadah dan mukenanya, sebelum dia kembali ke tempat tidurnya Kinan mengintip dari pintu penghubung antara kamarnya dengan kamar Salman.
Kinan melihat Salman tidur dengan lelap. Kinan tersenyum menyaksikan pemandangan ini. Setelah itu Kinan kembali berbaring di atas tempat tidurnya dan mulai memejamkan matanya kembali.
******
Siang harinya di kantor Kinan.
Kinan melihat ponselnya terus bergetar. Saat dia meliriknya ternyata ada telepon dari nomor tidak di kenal. Awalnya Kinan tidak ingin mengangkat telepon itu. Tapi teleponnya terus saja bergetar.
Kinan merasa telepon ini pasti penting karena si penelepon mencoba terus menghubunginya. Akhirnya Kinan memutuskan untuk mengangkatnya.
"Halo... " ucap Kinan.
"Assalamu'alaikum Kinan" terdengar suara wanita dari seberang sana.
"Wa'alaikumsalam" jawab Kinan dingin.
"Kinan ini Tante Suci" ucap wanita itu.
Ser.... jantung Kinan berdesir.
Ada apa Tante Suci meneleponku? Dari mana dia tau nomor handphoneku? Pasti dari Mama. Ucap Kinan dalam hari.
"Ya Tante.. ada apa? Mengapa suara Tante terdengar bergetar. Tante ada dimana?" tanya Kinan.
"Kinan, Tante sedang di rumah sakit" jawab Suci terdengar sedih. Sepertinya dia sedang menangis.
"Rumah Sakit? Siapa yang sakit Tante?" tanya Kinan ikut khawatir.
"Putri Refan sakit Kinan. Sudah tiga hari dia demam tapi panasnya tidak turun - turun. Kami takut terjadi sesuatu padanya, akhirnya kami membawanya ke rumah sakit" ungkap Suci.
"Di Rumah Sakit mana Putri Refan di rawat Tante?" tanya Kinan.
"Di RSIA ( Rumah Sakit Ibu dan Anak)" jawab Suci.
"Sekarang bagaimana keadaannya? Sudah di tangani Dokter kan?" tanya Kinan lagi.
Sudah terbayang oleh Kinan, saat ini pasti Refan sangat panik. Putri satu - satunya peninggalan istri tercintanya sedang sakit dan di rawat di Rumah Sakit. Tentu dia sangat mengkhawatirkan keadaan putrinya.
"Sudah Kinan tapi keadaannya masih sangat lemah. Kinan maukah kamu melihatnya ke sini" pinta Suci.
Kinan menarik panjang memikirkan apa yang akan dia lakukan nanti disana. Dia pasti akan bertemu dengan Refan lagi. Tapi ya sudahlah, menjenguk orang yang sedang sakit dan mendoakannya agar segera sembuh adalah perbuatan mulia.
"InsyaAllah Tante, nanti sepulang kerja saya ke sana ya. Salam buat Refan, semoga anaknya lekas sembuh" jawab Kinan.
"Terimakasih Kinan, udah dulu ya Kinan. Assalamu'alaikum" ucap Suci.
"Wa'alailumsalam Tante" balas Kinan.
Telepon pun terputus. Kinan menatap layar ponsel nya lama. Disana ada foto keluarga kecilnya. Dia, Salman dan Suaminya, Bima.
"Maaaas apa yang harus aku lakukan" ucapnya pelan sambil mengusap layar ponselnya.
Kinan segera teringat, dia harus menghubungi orang tuanya segera.
"Assalamu'alaikum Ma" ucap Kinan begitu telepon tersambung.
"Wa'alailumsalam sayang" jawab Mama Kinan.
"Barusan Tante Suci telepon Kinan. Apa Mama yang kasih nomor handphone ku sama Tante Suci?" tanya Kinan.
"Iya sayang, maaf ya Mama gak minta izin kami terlebih dahulu. Suci tadi nelepon Mama sambil nangis, dia bilang putrinya Refan sedang sakit dan di rawat di rumah sakit. Dia ingin kabari kamu katanya" ungkap Mama Kinan.
"Iya Tante Suci sudah kabari aku. Nanti sore kita jenguk ke RSIA yuk Ma, temani aku" ajak Kinan.
"Boleh, nanti Mama bilang sama Papa. Jam berapa kita kesana?" tanya Mama Kinan.
"Pulang kerja aja ya Ma, kalau bisa kita ketemu langsung di Rumah Sakit aja, biar cepat. Aku gak bisa lama - lama, kasihan Salman di rumah Ma" jawab Kinan.
"Iya, Mama ngerti kok. Ya udah nanti kamu dari rumah langsung ke Rumah Sakit ya. Kita ketemu langsung di sana" balas Mama Kinan.
"Ya sudah ya Ma, aku mau lanjut kerja dulu. Assalamu'alaikum" ucap Kinan menutup teleponnya.
"Wa'alaikumsalam" balas Mama Kinan.
Kinan segera menyiapkan semua pekerjaannya agar dia bisa langsung pulang saat jam kantor selesai.
Sore harinya begitu jam kantor selesai Kinan langsung melaju menuju Rumah Sakit. Kinan dan orang tuanya janjian ketemu di parkiran mobil setelah itu mereka bersama - sama masuk ke dalam Rumah Sakit dan sampailah mereka di ruangan rawat inap putrinya Refan.
Mama Refan menyambut mereka dengan sangat ramah. Mama Kinan berpelukan dengan Suci.
"Mbaaaak" Suci menangis sambil memeluk Mama Kinan.
"Sabar ya Mbak, semoga cucunya lekas sembuh" jawab Mama Kinan.
"Sabar ya Fan, Om yakin anak kamu pasti kuat tapi Papanya juga harus kuat" Papa Kinan memberi semangat.
Sementara Kinan menatap wajah putri Refan dengan sangat iba. Bayi mungil yang baru berumur dua bulan itu sedang tidur di atas tempat tidur bayi.
Suara hati seorang Ibu tak kuasa melihat anak yang masih sangat kecil seperti itu harus ditusuk oleh jarum.
Kinan mengelus lembut tangan bayi mungil itu. Cepat sembuh ya sayaaaang... Ucap Kinan dalam hati.
Tiba - tiba Kinan mendengar suara teriakan.
"Mama toloooooong.... "
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
lacibolalaaaaaa
ihktiarnya kenceng banget si mamah
2024-01-21
1
lacibolalaaaaaa
aku juga ikutan ser pas bacanya wkwk
2024-01-21
1
Sukliang
kok lsg mau
2022-08-22
1