"Maaf Mas boleh aku masuk?" tanya Kinan ragu.
"Ya sudah masuk aja" jawab Refan sambil menggendong Naila yang tak kunjung diam.
"Sebentar ya Mas, aku buatin susu Naila dulu. Mungkin dia haus" ucap Kinan sambil membongkar semua tas bayi yang tadi dibawa dari Rumah Sakit.
Kinan meletakkan susu serta semua kelengkapan minum Naila di atas nakas dekat tempat tidur Refan. Kinan melihat ada foto Refan dan istrinya mesra.
Dalam foto itu Refan memeluk Renita dari belakang. Perut Renita terlihat besar. Pasti ini foto mereka yang sedang babymoon.Mereka berdua tersenyum bahagia.
Kamu memang cantik banget Ren. Puji Kinan dalam hati.
Kinan membuatkan susu untuk Naila di dalam botol dodot setelah itu dia segera menghampiri Refan.
"Sini Mas biar aku aja yang gendong Naila" pinta Kinan.
Refan yang sudah panik langsung menyerahkan Naila yang masih saja terus menangis. Sungguh ajaib begitu Naila pindah dalam pelukan Kinan, bayi mungil itu langsung berhenti menangis.
"Kamu haus ya sayaaaang.. Maaf ya Mama lupa jadwal kamu minum. Nih minum susunya dulu ya" ucap Kinan manja pada bayi mungil itu.
Naila langsung mengusap botol dodot dengan rakusnya.
"Uuuh anak Mama haus banget rupanya... Baik budi ya sayaaaang" sambung Kinan.
Setelah Naila selesai minum, Kinan sedikit menegakkan kepala Naila sambil menepuk pelan punggung Naila agar dia bersendawa setelah minum susu.
"Kenapa Naila dibuat seperti itu?" tanya Refan tidak suka.
"Ini supaya dia bersendawa Mas, mencegah air susu masuk ke dalam paru - parunya dan mencegah dia muntah setelah minum susu. Tenang saja Mas, aku tidak akan menyakiti putri kamu. Dia sudah aku anggap sebagai putriku sendiri" jawab Kinan.
Refan terdiam mendengar penjelasan Kinan karena dia menganggap Kinan sudah berpengalaman dalam mengurus anak.
Tak lama Naila pun bersendawa.
"Anak pintar... sekarang sudah lega dan enakan kan? Ya sudah Mama buai kamu ya nak biar tidur. Du.. du.. du... " Kinan mulai bersenandung dan bershalawat.
Karena Naila sudah kenyang dan ditambah lelah menangis agak lama tadi akhirnya Naila tertidur dalam pelukan Kinan.
Kinan mengelus lembut pipi Naila dan pelan - pelan meletakkan Naila di atas boxnya.
"Mas.. pindahin aja box Naila ke kamarku, biar kalau malam aku mudah menidurkan nya atau mengganti popoknya" pinta Kinan.
"Tidak usah, Naila biar saya tidur di kamar ini bersamaku" tolak Refan.
"Oh ya sudah kalau begitu" jawab Kinan.
Setelah Naila terlelap dengan nyenyak, Kinan kembali ke kamarnya dan segera menyusun pakaian dia dan Salman di dalam lemari pakaian yang ada di kamar itu.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Non.. " panggil Bik Mar dari luar.
Kinan yang sedang menemani Salman bermain di tempat tidur segera bangunut dan turun dari tempat tidur.
"Ada apa Bik?" tanya Kinan.
"Kita masak apa siang ini Non?" tanya Bik Mar.
"Oh sebentar aku keluar ya" Kinan segera memakai jilbabnya dan keluar dari kamar.
Kinan menghampiri Bik Mar yang sudah kembali ke dapur.
"Ada bahan makanan apa aja Bik?" tanya Kinan.
"Tinggal ini Non, belum belanja untuk minggu ini karena Tuan Refan kan sibuk ngurusin Naila di Rumah Sakit" jawab Bik Mar.
"Ya sudah, tolong cuci saya ayam dan sayurnya ya biar aku saja yang masak" Pinta Kinan.
"Tapi Non.. " cegah Bik Mar.
"Tidak apa, kalau aku di rumah dan tidak repot biar aku saja yang masak. Bik Mar cukup bantu - bantu aja" ucap Kinan sambil tersenyum ramah.
Ternyata dibalik kesederhanaan wanita ini dia adalah wanita yang baik dan penuh perhatian. Dia juga sepertinya wanita mandiri tidak seperti Nyonya Renita yang manja dan tidak tau apa - apa.
Bik Mar menjalankan semua perintah Kinan. Bagaimanapun Kinan sekarang adalah Nyonya di rumah ini.
"Bik, aku mohon apapun yang kalian lihat dan dengar di rumah ini, tolong jangan katakan pada siapapun ya termasuk sama Mama Suci. Siapa tau besok - besok Mama Suci datang ke sini dan bertanya ini itu tolong tutupi semua ya" pinta Kinan kepada pembantu rumah tangganya.
"Baik Non" jawab Bik Mar.
Kinan segera menyiapkan semua bumbu yang dia butuhkan untuk memasak. Dia terlihat sangat cekatan dalam mempersiapkan semuanya. Setiap gerak gerik nya diperhatikan oleh Bik Mar.
Wanita muda ini sangat lues dalam di dapur, berarti dia memang sering memasak di rumahnya. Dan sepertinya dia wanita yang baik dan ramah. Batin Bik Mar.
Setelah semua selesai di cuci Kinan menggoreng ayam dan merebus bayam. Rencana dia akan memasak ayam sambel, rebus bayam dan sambal terasi.
Tidak memakan waktu lama semua hidangan sudah selesai dia masak.
"Bik tolong hidangkan makanan ini di meja ya.. dan kalau Mas Refan bertanya siapa yang masak bilang aja Bibik yang masak" pinta Kinan.
"Lho kok gitu Non?" tanya Bik Mar bingung.
"Gak apa - apa, jawab saya begitu kan Bibik memang yang menyiapkan semuanya, aku hanya membantu sedikit" jawab Kinan lembut.
"Baik Non" balas Bik Mar.
Biasanya wanita paling suka dipuji, bukankah kalau aku bilang semua masakan ini Non Kinan yang masak dia akan mendapat pujian dari Tuan Refan? Aneh sekali Non Kinan ini. Batin Bik Mar.
"Aku ke kamar dulu ya mau cek keadaan Salman dan Naila" ucap Kinan.
"Iya Non" balas Bik Mar.
Kinan segera kembali ke kamarnya dan perlahan mengintip dari balik pintu penghubung. Ternyata Naila masih tidur di dalam boxnya sedangkan Kinan tidak melihat Refan sama sekali di dalam.
Naila terbangun dan menangis, Kinan segera menghampirinya dan menggendongnya.
"Sayaaaang anak Mama.. eh popoknya sudah penuh ya nak. Sebentar Mama ganti dulu ya" Kinan meraba popok Naila ternyata sudah penuh dan kemudian menggantinya dengan cekatan. Setelah itu Naila kembali dibaringkannya di dalam box.
Kinan segera menyiapkan susu untuk Naila tiba - tiba Refan keluar dari kamar mandi hanya berbelit handuk di pinggangnya.
"Astaghfirullah... " ucap Refan yang terkejut karena melihat Kinan di dalam kamarnya.
"Maaf Mas aku masuk gak izin kamu tadi Naila nangis karena popoknya penuh dan ini aku sedang membuatkan susunya" Kinan langsung membuang pandangannya dari Refan.
Jantungnya berdetak degan kencang.
Kinan mengangkat Naila dari boxnya dan membawanya kekamarnya sambil membawa botol susu.
"Mas setelah ini keluar ya, makanan sudah selesai" ucap Kinan sebelum dia berlalu.
Kinan mengajak Salman untuk keluarga kamar dan makan siang. Setelah Naila selesai minum susu Kinan menitipkannya kepada Bik Nah untuk dijaga.
Tak lama Refan keluar dari kamar hanya mengenakan baju kaos dan celana pendek selutut. Kemudian Refan duduk di depan meja makan.
Dengan cekatan Kinan langsung mengambil piring yang ada di depan Refan dan menyiapkan makanan untuk Refan. Refan menyaksikan itu dengan diam. Ini kedua kalinya Kinan mempersiapkan makanan untuknya.
Refan mulai menyantap makan siang yang tersaji di meja makan. Dia terdiam sebentar setelah satu suapan masuk ke dalam mulutnya.
"Bik siapa yang masak?" tanya Refan.
Bik Mar langsung melirik kearah Kinan tapi Kinan cuek dan tetap melanjutkan makannya.
"Mmm... anu Den.... "
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
lacibolalaaaaaa
bangkeee
2024-01-21
1
Eka 125
tepo di mana mana
2022-09-17
2
Dwi Sasi
Bingung si bibik😅
2022-06-11
2