"Kalau mau keluar ketuk pintu dulu" ucap pria itu dingin.
Kinan segera menepi memberi celah untuk Refan masuk. Dia mengusap dadanya yang berdetak kencang karena terkejut.
Aneh.. mana ada orang yang mau keluar pintu harus diketuk dulu pintunya. Ada juga kalau mau masuk harus ketuk pintu. Batin Kinan.
Tapi Kinan tidak mau menjawab kata - kata ketus Refan dia takut membangunkan Naila yang sedang tidur nyenyak.
Kinan langsung keluar kamar dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan meja makan. Setelah Refan selesai bersih - bersih dia akan mengajak Refan makan malam bersama.
Setelah semua makanan tersaji di meja makan Kinan memanggil Refan. Sebelum masuk ke kamar Kinan mengetuk pintu terlebih dahulu.
Tok.. tok.. tok..
"Mas sudah siap? Makan yuk" ajak Kinan dari luar kamar.
"Iya sebentar" jawab Refan.
Refan mencium lembut pipi putrinya. Seharian ini dia sudah letih bekerja begitu melihat wajah putrinya semua penat hilang seketika.
"Papa makan dulu ya sayang, setelah itu baru papa temani kamu di kamar ya" bisik Refan pelan takut anaknya terbangun.
Setelah itu Refan keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan. Seperti biasa Kinan dengan gesit sudah mengambilkan makanan untuk Refan.
"Bik Naila rewel hari ini?" seperti biasa setiap pulang kerja Refan akan bertanya seperti itu untuk mengetahui perkembangan putrinya.
"Tidak Den, seharian Naila di jagain sama Salman sambil bermain" jawab Bik Nah.
Refan melirik Salman yang duduk di hadapannya di samping Kinan. Dia sedang asik makan.
"Tumben Bik Mar buat bakwan" ucap Refan.
"Non Kinan Den" jawab Bik Mar.
Kinan langsung melirik Bik Mar.
"Maksud Bibik Non Kinan yang pengen bakwan" ralat Bik Mar.
"Enak Bik, sering - sering ya buat seperti ini rasanya renyah" puji Refan.
Kinan memakan makanannya dengan serius tanpa melirik Refan sedikitpun. Sesekali dia memperhatikan putranya Salman yang sedang makan.
Tiga puluh menit kemudian mereka sudah berada di kamar masing - masing. Setelah makan Refan langsung mengurung diri di kamarnya bersama Naila.
Kinan merasa asing dengan rumah ini. Akhirnya dia mengajak Salman masuk ke kamar dan bermain di kamar.
Kinan melaksanakan shalat Isya terlebih dahulu sebelum bersiap - siap membacakan dongeng sebelum tidur untuk Salman.
Tak lama terdengar suara tangisan Naila. Kinan langsung turun dari tempat tidur dan memakai jilbabnya kemudian mendekati pintu penghubung.
Sejak menikah dengan Refan Kinan belum pernah membuka jilbabnya di hadapan Refan. Entah mengapa hatinya masih ragu karena Refan sepertinya belum bisa menerima dia sebagai istrinya.
Kinan ragu untuk mengetuk pintu kamar Refan dari kamarnya. Kinan menunggu sebentar tapi tangisan Naila gak berhenti.
Tok.. tok.. tok..
"Maaas aku masuk ya" pinta Kinan.
Kinan membuka pintu kamar Refan ternyata Refan lagi shalat isya. Kinan segera mengangkat Naila dan menggendongnya.
"Cup.. cup.. sayang.. haus ya" ucap Kinan.
Kinan membuat susu Naila di dalam dot. Tapi karena Naila masih menangis kencang Kinan jadi sedikit kewalahan.
"Sini Naila aku gendong, kamu buatkan saja susunya" perintah Refan.
Kinan menyerahkan Naila kepada Refan untuk dia gentong setelah itu Kinan segera membuatkan susu Naila.
Dengan cekatan Kinan langsung memasukkan tempat susu sesuai takaran ke dalam dodot setelah itu dia tinggal memberikan air hangat baru di kocok.
Kinan memberikan dodot kepada Naila yang ada di dalam gendongan Refan. Untuk sesaat jarak mereka sangat dekat. Refan memandangi wajah Kinan yang sedang serius memberikan Naila dodot.
Dia memang tulus mengasuh anakku. Padahal dia pasti sangat lelah sepulang kerja dan aku yakin dari wajahnya tadi dia sudah sempat tertidur tapi karena Naila menangis dia langsung berlari ke kamar ini.
"Eh sayaaaang.. pintarnya anak Mama, susunya habis ya nak... haus banget rupanya" tanpa sadar Kinan mencium Naila yang masih dalam gendingan Refan.
Refan yang mendekap Naila di dadanya sontak menjadi tegang karena tanpa sadar Kinan berpegangan pada dua tangannya ketika ingin mencium Naila.
Rasanya mereka seperti sedang berpelukan. Jantungnya tiba - tiba berdesir. Tapi secepatnya Refan kembali bersikap dingin.
"Ehm... Naila sudah diam dan kenyang, lebih baik kamu kembali ke kamar kamu. Biar saja Naila aku yang menidurkannya. Aku masih mau bermain dengannya. Tadi saat aku pulang dia sedang tertidur sekarang kesempatan kami untuk bermain" perintah Refan.
"Iya Mas, kalau Naila rewel panggil saja aku ya" jawab Kinan.
Kinan kembali ke kamarnya, tadi dia sempat tertidur saat menidurkan Salman. Oleh sebab itu dia bisa shalat tahajjud. Kinan masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu kemudian dia melanjutkan shalat sebelum tidur kembali.
Refan masih asik bermain dengan Naila di kamarnya. Dia kembali teringat dengan kedekatan mereka tadi. Hampir tidak ada jarak diantara mereka.
Refan mengingat jelas bagaimana mimik wajah Kinan saat ingin mencium Naila tadi. Mengapa tiba - tiba aku merasa panas ya padahal AC kamar ini hidup. Batin Refan.
Setelah lelah bermain akhirnya mereka berdua tertidur diatas tempat tidur. Sebelum kembali tidur Kinan sempat mengintip ke kamar Refan. Melihat keadaan Naila.
Kinan melihat mereka berdua sudah terlelap barulah Kinan bernafas lega. Kinan mengunci kamarnya kemudian melepas jilbabnya dan naik ke atas tempat tidur menyusul Salman masuk ke dalam mimpi indah.
Jam satu malam kembali terdengar suara tangisan Naila. Kinan tersentak dan langsung bangun. Dia memakai jilbabnya kemudian melangkah menuju kamar Refan.
Refan mungkin sangat kelelahan sehingga tidak menyadari kalau Naila menangis. Tanpa permisi lagi Kinan langsung masuk dan melihat kondisi Naila.
Ternyata Naila sedang pup. Dengan telaten dan sabar Kinan mengganti pampers Naila setelah itu dia membuatkan susu dan menggendong Naila agar kembali tidur.
Untung saja Naila bukan anak yang rewel, setelah tubuhnya bersih, perutnya kenyang dia kembali tertidur dalam buaian Kinan.
Perlahan - lahan Kinan meletakkan kembali Naila disamping Refan. Biaralah Naila tidur disamping Papanya. Mungkin dengan beginilah mereka jadi dekat. Setelah seharian bekerja tidak ada waktu Refan untuk bermain dan berdekatan dengan putrinya.
Pada saat Kinan meletakkan Naila di samping Refan tanpa sadar Kinan menyenggol tangan Refan sehingga Refan tersentak dan terbangun.
"Haaaaah.. ngapain kamu di sini?" tanya Refan dengan wajah panik karena terkejut.
"Maaf Mas jadi mengejutkan kamu. Tadi Naila bangun, dia pup dan haus. Tapi sudah aku tangani kok, sekarang dia sudah tidur kembali. Mas lanjutkan saja tidurnya" jawab Kinan.
Refan mengusap dadanya karena tadi sangat terkejut. Membuat Kinan merasa bersalah.
"Aku balik ke kamar dulu ya Mas" pamit Kinan.
"Iya" balas Refan.
Refan kembali memejamkan matanya dan ikut terlelap disamping Naila. Kinan menatap wajah mereka berdua sebelum kembali ke kamarnya.
Semoga kalian bahagia ya dengan keberadaanku di sini. Setidaknya aku punya manfaat tinggal di sini. Batin Kinan.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Sukliang
berhentika nikah dg duda ini
kayak baby sister aja
dak dihargai
gimana thor, harga diri seorang wanita
2022-08-22
2
‼️n
...indahnya dunia halu.....
2022-07-18
3
mama yuhu
sabarrr yah kinan
2022-07-11
2