Keesokan harinya Suci sudah sampai di rumah sakit sekitar jam delapan pagi. Dia membawa sarapan pagi untuk Kinan dan Refan.
"Assalamu'alaikum" ucap Suci begitu pintu ruangan terbuka.
"Wa'alaikumsalam. Mama sudah datang?" jawab Refan.
"Sudah donk Fan. Mama kan datang ke sini membawa sarapan untuk kamu dan Kinan" jawab Suci.
"Barusan aku mau keluar beli sarapan" balas Refan.
"Kinan mana?" tanya Suci sembari dia meletakkan bungkusan yang dia bawa dari rumah tadi.
"Lagi mandi Ma di kamar mandi" jawab Refan.
"Apa Naila rewel tadi malam?" selidik Suci
"Cuma sekali dia nangis terbangun karena haus" jawab Refan.
"Waah ternyata kamu baik budi ya sayang sama Mama kamu" sambut Suci sambil mengelus cucu mungilnya itu yang sedang tertidur.
Tak lama Kinan keluar dari kamar mandi.
"Eh Mama sudah datang, sudah lama?" tanya Kinan.
"Baru kok Nan. Kalian kok sepertinya sudah bersiap - siap, mau kemana?" tanya Suci penasaran.
"Mau beli semua keperluan Naila Ma, aku lihat susunya sudah tinggal sedikit lagi, pampersnya juga" jawab Kinan.
"Oh ya sudah, kalian sarapan dulu biar Naila Mama yang jaga. Setelah sarapan kalian langsung pergi. Jangan sampai susu Naila benar - benar habis, bisa ngamuk Naila karena haus" ucap Suci sambil tersenyum kepada Kinan.
"Mas sudah jadi pergi beli sarapan?" tanya Kinan.
"Mama bawa sarapan kalian dari rumah Nan, jadi Refan gak perlu pergi beli lagi di luar. Tuh Mama letak di atas meja" jawab Suci.
"Oh iya Ma, makasih ya Ma" balas Kinan.
Kinan menyiapkan semua peralatan makan mereka di meja. Dengan telaten dia menyajikan sarapan untuk suaminya.
Ini adalah ibadah pertamanya melayani suaminya setelah ijab kabul mereka tadi malam. Kinan yang sadar akan tugasnya langsung menyiapkan sarapan untuk Refan.
Refan memperhatikan itu semua, ada perasaan aneh baginya diperlakukan seperti ini oleh Kinan.
Dulu waktu dia menikah dengan Renita sangat berbeda seperti ini. Dia dan Renita adalah teman sekolah. Renita yang manja tidak bisa pintar mengurus rumah tangga sendiri.
Setelah mereka menikah yang mengurus semuanya adalah pembantu rumah tangga di rumah mereka. Renita hanya terima bersih.
Refan tidak pernah mempersoalkannya karena besarnya rasa cintanya pada almh. istrinya itu. Tapi melihat Kinan melayaninya seperti ini rasanya berbeda. Dia merasa benar - benar sangat berharga diperlakukan seperti ini.
Ah.. belum juga sampai satu hari pernikahanku aku sudah membandingkan dia dengan kekasih hatiku. Renita selamanya akan menjadi wanita yang terbaik dalam hidupku. Batin Refan.
"Nih Mas" Kinan memberikan piring makan Refan yang sudah berisi makanan untuk Refan. Setelah itu Kinan menyediakan minum Refan tepat di depan Refan.
"Terimakasih Nan" jawab Refan terbata.
Suci memperhatikan sikap putranya itu. Lima tahun Refan menikah dengan Renita, sedikit demi sedikit membuat Suci tau kalau Renita adalah wanita yang manja. Refan juga sangat memanjakannya sehingga Renita tidak pernah melakukan tugas kecilnya seperti ini.
Suci tersenyum melihat tingkah anak laki - lakinya dan menantunya itu yang saling salah tingkah karena status mereka kini sudah sah menjadi suami istri.
Mereka baru menikah tadi malam, tentu akan banyak waktu yang mereka butuhkan untuk saling beradaptasi. Aku yakin keputusanku tidak salah. Lihat lah Refan, Kinan memang pantas menjadi istri kamu sekaligus menjadi Mamanya Naila. Dia adalah wanita yang baik dan solehah. Mama yakin kamu akan segera mencintai Kinan. ucap Suci dalam hati.
Refan dan Kinan sarapan pagi dengan saling diam. Mereka menikmati makanan yang dibawa Suci dari rumah. Tidak lama kemudian mereka sudah selesai sarapan.
Kinan membereskan semua peralatan makan mereka. Dengan cepat semuanya sudah rapi tersusun di atas meja.
"Sudah Nan biarkan aja piring dan gelasnya di situ. Nanti biar Mama saja yang rapikan. kalian pergi saja sekarang, nanti keburu Naila bangun dan lapar. Susunya kan sudah mau habis" ucap Suci.
"Eh iya Ma. Yuk Mas" ajak Kinan.
Refan berdiri dan melangkah ke arah tempat tidur. Dia mencium pipi putrinya yang sedang tidur sebelum dia pergi.
"Ma kami pergi dulu ya, titip Naila" ucap Refan.
"Iya, kalian hati - hati ya" jawab Suci.
Kinan juga menghampiri tempat tidur dan mencium Naila dengan lembut.
"Mama pergi dulu ya sayang, jangan rewel sama Oma ya. Mama gak akan lama" bisik Kinan pada bayi mungil itu dan tentu saja kata - katanya masih bisa di dengar Suci dan Refan.
Suci tersenyum memandang Kinan.
"Ma pergi dulu ya" Pamit Kinan kepada Suci.
"Iya" balas Suci singkat.
Kinan dan Refan meninggalkan ruangan rawat inap Naila. Suci memandangi kepergian mereka dengan senyuman.
Mudah - mudah mereka bisa semakin dekat, semoga anak yang akan bisa menjadi perantara diantara mereka. Doa Suci.
Refan membawa Kinan naik ke dalam mobilnya dan mulai menyalakan mesin mobil.
"Kita mau kemana?" tanya Refan.
"Kita ke baby shop aja Mas, sebentar aku searching dulu ya baby shop yang ada dekat dari Rumah Sakit biar kita gak lama perginya. Kasihan Mama kalau jagain Naila sendirian" jawab Kinan.
Refan mulai menjalankan mobil sedangkan Kinan mencari toko perlengkapan bayi dari handphonenya.
"Dapat nih, Queen Baby Shop di jalan xxx" ucap Kinan.
Refan melajukan mobil menuju alamat yang baru saja disebutkan Kinan. Tak memakan waktu lama karena memang letaknya sangat dekat dengan Rumah Sakit. Refan memarkirkan mobilnya tepat di depan Toko.
Setelah sampai mereka langsung masuk ke dalam Toko Baby Shop. Kinan membeli beberapa kaleng susu formula untuk Naila dan beberapa pampers. Kinan berhenti di rak yang menjual mesin penghangat susu
"Untuk apa itu?" tanya Refan.
"Ini untuk menghangatkan susu Mas, perlu kalau malam. Jadi begitu Naila terbangun karena haus bisa langsung dikasi. Walau tidak bisa terlalu lama karena dapat merusak nutrisi yang ada di dalam susu" jawab Kinan.
Refan diam dan merekam semua penjelasan Kinan.
Kinan berjalan lagi ke rak tempat penyimpanan susu.
"Itu untuk apa?" tanya Refan ketika Kina memegang suatu benda.
"Ini untuk menyimpan cadangan susu sesuai dengan takaran susu bayi untuk sekali minum. Kalau malam kan ngantuk, kadang gak fokus Mas jadi susunya suka tumpah waktu dimasukin ke botol. Kalau pakai ini kan langsung enak masukinnya sesuai takaran satu kali minum" Kinan memperaktekkan cara pemakaiannya.
Refan diam dan terus memperhatikan Kinan. Bagaimanapun Kinan sudah berpengalaman dalam mengurus anak, karena Kinan sudah mempunyai anak yang umurnya lebih besar dari pada Naila.
Saat sibuk memilih dan mencari beberapa keperluan untuk Naila tiba - tiba ada seseorang yang menyapa Kinan.
"Kinaaaaaan.... Kamu sama siapa?...
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
lacibolalaaaaaa
nah kan sia,
2024-01-21
1
lacibolalaaaaaa
nah kan, gw liatin lu ya fan wkwk
2024-01-21
1
rika mayanti
kok kesan ny jdi ga terurus n teropeni ya si ank ny kinan
2022-10-20
2