Sekitar jam sembilan malam Kinan mendapat telepon dari Papanya. Dengan jantung yang berdetak kencang Kinan menerima telepon dari Papanya.
"Assalamu'alaikum Pa" sapa Kinan.
"Wa'alaikumsalam. Nan Papa sudah menelpon Mamanya Refan" jawab Papa Kinan.
"Trus gimana tanggapan mereka Pa?" tanya Kinan tak sabar.
"Pada dasarnya Mamanya Refan tidak bisa memaksa kamu untuk menikahi Putranya. Semua keputusan di tangan kamu. Jadi mereka akan menerima apapun keputusan yang kamu ambil. Hanya saja kelihatannya Mamanya Refan terdengar kecewa" ungkap Papa Kinan.
Kinan menarik nafas lega.
"Hanya itu saja Pa, mereka tidak ada marah pada keluarga kita kan?" tanya Kinan.
"Mereka sadar kalau lima tahun lalu sudah menyakiti kamu, mungkin ini balasan untuk mereka dan mereka tidak menyalahkan kamu karena sudah menolak perjodohan ini" tegas Papa Kinan.
"Syukurlah kalau begitu. Aku jadi lebih lega sekarang Pa" balas Kinan.
"Ya sudah kalau begitu kamu istirahat ya. Hati - hati kalian berdua di rumah" ucap Papa Kinan.
"Iya Pa. Makasih ya Pa. Assalamu'alaikum" ucap Kinan menutup teleponnya.
"Wa'alaikumsalam" balas Papa Kinan.
Kinan sudah bisa tidur dengan tenang malam ini setelah beberapa malam dua tidak bisa nyenyak tidur karena memikirkan perjodohan kedua dia dengan Refan. Akhirnya Kinan menutup matanya dan tertidur.
Kinan berada di satu sekolah yang penuh dengan anak - anak kecil. Ketika Kinan melihat plang tulisan di gapura sekolah itu tertulis TK Tunas Bangsa.
Kinan berjalan mendekati sebuah ruangan dimana banyak Ibu - Ibu sedang menunggu anak mereka pulang sekolah.
Dia mencari - cari sosok Salman di dalam kelas itu tapi Kinan tak jua menemukannya.
Dimana Salman? Tanya Kinan dalam hati.
Kinan berjalan ke ruangan yang ada di sebelah nya tapi Salman tidak juga dia temukan. Kinan semakin panik dan berjalan mengelilingi sekolah tersebut tapi dia tetap tidak menemukan Salman di dalamnya.
Apa yang aku lakukan di sini? Mana Salman? Apakah Salman sekolah di sini? Beberapa pertanyaan yang ada di dalam kepalanya.
Hingga akhirnya Kinan putus asa dan berdiri di tengah taman bermain sekolah itu. Tiba - tiba seorang wanita menghampiri Kinan.
"Ibu cari siapa?" tanya wanita itu.
"Cari anak saya?" jawab Kinan.
"Itu dia ada di sana?" Wanita itu menunjuk seorang anak perempuan yang sedang bermain ayunan.
"Bukan.. anak saya laki - laki" ucap Kinan.
Wanita itu tertawa mendengar perkataan Kinan.
"Ibu ini lucu masak lupa siapa anaknya. Itu anak Ibu lho" ulang wanita itu.
"Bukan, dia bukan anak saya" Kinan bersiap hendak pergi meninggalkan sekolah itu tiba - tiba ada suara yang memanggilnya dari belakang.
"Mamaaaaaaa.... Mamaaaa..... " Kinan terhentak dan tersadar dari mimpinya.
Ternyata Salman sedang membangunkannya.
Astaghfirullah.. hanya mimpi. Ucap Kinan dalam hati. Kinan duduk dan menatap Salman.
"Ada apa sayang?" tanya Kinan.
"Mama aku mimpi bertemu dengan Papa" ucap Salman.
Kinan mengelus lembut kepala putranya dan mengangkat tubuh putranya untuk tidur di sampingnya.
"Papa melambaikan tangannya padaku dan aku pergi dibawa Om - om menjauh dari Papa" ungkap Salman.
"Itu hanya mimpi sayang, sekarang kamu lanjut tidur ya" Kinan melirik jam dinding, sudah jam satu malam.
Kinan mengelus lembut punggung Salman. Salman kembali menutup matanya dan mulai terlelap.
Ada apa ini? Mengapa kami bermimpi di waktu yang sama? Apa arti semua ini? Mudah - mudahan ini hanya bunga tidur saja.
Kinan kembali menutup matanya dan tidur sambil memeluk putranya dalam dekapannya.
******
Keesokan harinya di kantor Kinan. Kinan bekerja sebagai PNS di satu departemen di Kotanya.
"Nan ada seorang wanita yang sedang mencari kamu" ucap salah satu teman Kinan ketika memasuki ruangan Kinan.
"Siapa Sukma?" tanya Kinan penasaran.
"Gak tau, dia cuma bilang mau ketemu sama kamu penting" jawab Sukma teman sekantor Kinan.
"Ya sudah suruh masuk saja" balas Kinan.
Sukma keluar dari ruangan Kinan, menemui tamu Kinan dan mempersilahkannya masuk ke ruangan Kinan.
Tak lama masuk seorang wanita yang memang Kinan kenali.
"Tante Suci" ucap Kinan. Kinan langsung berdiri dan menyamperi wanita itu kemudian mencium tangannya.
"Maaf Kinan Tante mengganggu kamu bekerja. Tante gak tau alamat rumah kamu jadi Tante beranikan diri saja datang ke sini" jawab wanita yang bernama Suci.
"Ah gak apa - apa kok Tante, aku juga lagi santai kok" jawab Kinan.
"Mari Tante, silahkan duduk" Kinan mempersilahkan wanita itu duduk di sofa ruang kerjanya.
Jabatan Kinan memang sudah lumayan tinggi sehingga dia memiliki ruangan khusus di kantornya.
"Ada apa Tante, kok tumben datang ke sini?" tanya Kinan. Perasaannya jadi tidak enak ketika melihat wajah wanita ini muncul tadi di ambang pintu ruang kerjanya.
"Bagini Kinan, ini tentang kamu dan Refan" ucap wanita yang bernama Suci. Suci adalah Ibu dari Refan. Sejak batalnya perjodohan Kinan dengan Refan lima tahun yang lalu Kinan memang jarang sekali bertemu Suci.
Bahkan sudah beberapa tahun ini Kinan memang tidak pernah bertemu dengan Suci saat dia mampir ataupun menginap di rumah orang tuanya.
Sejak kepergian suaminya Suci sering pergi keluar kota ke rumah anak - anaknya secara bergantian. Sehingga rumahnya memang sering terlihat sepi karena ditinggal pergi pemiliknya.
"Maaf Tante, bukannya Papa saya sudah menghubungi Tante tadi malam?" tanya Kinan.
"Iya, Papa kamu sudah menghubungi Tante tadi malam dan Papa kamu berkata kalau kamu menolak perjodohan ini. Sebelumnya Tante meminta maaf Kinan atas apa yang keluarga kami lakukan pada kamu dan keluarga kamu lima tahun yang lalu. Sungguh Tante ingin sekali bermenantukan kamu tapi ternyata nasib berkata lain. Waktu itu kalian tidak berjodoh. Refan menikah dengan pacarnya dan membatalkan sepihak perjodohan kalian dua bulan sebelum tanggal pernikahan kalian. Yang lebih membuat Tante malunya lagi Refan memilih menikah dengan pacarnya di tanggal yang sama dengan rencana pernikahan kamu. Tante benar - benar malu dan tidak berani menatap wajah kamu Kinan. Jujur, selama ini Tante selalu menghindar bila bertemu dengan kamu. Tante sangat merasa bersalah pada kamu Kinan" ungkap Suci.
"Sudahlah Tante semua sudah berlalu, saya sudah melupakannya. Mungkin memang kami tidak berjodoh" jawab Kinan.
Suci menatap mata Kinan.
"Tapi Allah masih memberikan kesempatan kedua bagi kalian Kinan. Sebelum meninggal Papa Refan sempat mengatakan pada Tante kalau dia sangat suka melihat kamu. Kamu wanita yang sederhana dan solehah. Dia sangat ingin mempunyai menantu seperti kamu. Dia meminta kepada Tante untuk membujuk Refan dan menikahkan Refan dengan kamu setelah dia tiada" Suci meneteskan air matanya.
"Tante.. jangan sedih seperti ini. Semua sudah kehendak Allah" balas Kinan.
Suci menganggukkan kepalanya.
"Ya.. semua kehendak Allah Kinan. Kamu dan Refan dipertemukan lagi dan diberikan kesempatan untuk bersatu lagi. Siapa yang menyangka sekarang kamu sudah menjadi janda dan Refan seorang duda. Entah mengapa amanah suami Tante terus bergema di kepala Tante. Tante sangat mengerti alasan kamu menolak perjodohan ini. Kamu dan Refan sama - sama terluka karena kehilangan pasangan kalian masing-masing. Tapi menurut Tante kalian bisa saling menyembuhkan Kinan. Dua orang yang terluka pasti bisa saling menghibur dan mengerti perasaan yang lain karena dia juga merasakannya" sambung Suci.
Kinan menundukkan kepalanya dan menatap kedua tangannya yang sedang saling menggenggam erat.
"Tolong Kinan terimalah perjodohan ini, Tante mohon, hanya kamu satu - satunya harapan Tante yang bisa menjadi Ibu dari cucu Tante. Tante akan merasa sangat lega kalau kamu menjadi Ibu sambung dari putrinya Refan. Hanya kamu yang Tante percayai bisa membesarkan cucu Tante dengan baik karena kamu adalah wanita baik Kinan. Tolong jangan batalkan perjodohan ini... " Suci menggenggam tangan Kinan erat dan memohon dengan sangat kepada Kinan.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Sri Wie
kinan ingat pembatalan sepihak oleh refan juga refan masih belum bisa move on dari istrinya
2023-05-04
1
Nur Ain
ini siapa yg nak berkahwin..dipaksa2 LG nih
2022-09-17
2
???
dih kok jd gini😣
2022-09-17
1