Kini Kinan dan Salman sudah berada di rumah Refan. Ternyata Reni dan Suci, Mamanya Refan sedang sibuk memindahkan beberapa barang - barang Refan yang lama. Mereka sedang sibuk menurunkan foto - foto pernikahan Refan dengan istrinya.
"Ngapain kalian?" tanya Refan pada adiknya, dari tatapannya sepertinya Refan tidak suka rumahnya di ganggu.
"Anu.. ini Kak, Kata Mama aku harus simpan foto ini" jawab Reni ketakutan.
"Jangan ada yang berubah. Aku gak mau rumahku di ganggu, biarkan saja seperti semula" protes Refan.
"Tapi kak... " potong Reni.
"Udah Ren biarin aja" sambut Kinan.
"Mana Mama?" tanya Refan.
"Mama di kamar Kakak sedang tidurkan Naila" jawab Reni.
Refan segera berjalan menuju ke kamarnya sedangkan Kinan dan Salman dia tinggalkan di ruang keluarga.
"Duduk Mbak Kinan" sambut Reni.
"Iya Ren, terimakasih" balas Kinan.
Di kamar Refan.
"Maa.. kenapa Mama perintahkan Reni merusak rumahku?" tanya Refan pada Mamanya begitu dia sampai di kamarnya.
"Merusak rumah kamu gimana?" tanya Suci.
"Reni menurunkan dan menyimpan semua foto - fotoku bersama Renita" jawab Refan.
"Faaaan.. sekarang kamu sudah menikah, istri kamu sekarang Kinan. Renita adalah masa lalu kamu. Tolong hargai keberadaan dia di sini. Wanita mana yang tidak akan sakit hati setiap hari melihat foto suaminya dengan wanita lain walaupun itu foto suaminya dengan istri pertamanya yang sudah meninggal. Perasaan Kinan harus dijaga Fan. Lagian Mama yakin Renita juga pasti setuju dan tidak keberatan di alam sana. Dia pasti sangat senang karena sekarang sudah ada seorang Ibu yang menyayangi putrinya dan menganggapnya sebagai putrinya sendiri" ungkap Mama Refan.
"Tapi aku gak bisa secepat itu menghilangkan semua kenangan aku bersama Renita di rumah ini Ma. Aku butuh proses, semuanya terlalu cepat" bantah Refan.
Refan terlihat begitu sedih dan frustasi.
"Ya sudah nanti pelan - pelan Mama akan bicara sama Kinan tapi kamu harus janji jangan terlalu lama menyimpan kenangan kamu bersama Renita di rumah ini. Kamu cukup menyimpannya dalam hati dan ingatan kamu saja Dan. Ada istri kamu yang lain di sini" nasehat Suci.
"Iya Ma, aku hanya meminta waktu yang tepat. Jika sudah tiba saatnya aku akan menyimpan semuanya sendiri" jawab Refan.
"Kamu jaga Naila dulu ya biar Mama samperin Kinan dulu di luar" Suci meletakkan cucu mungilnya itu tidur di box bayi setelah itu dia keluar kamar Refan untuk menemui Kinan.
Sambil berjalan menuju ruang keluarga, Suci memanggil pembantu rumah tangga di rumah Refan.
"Biiik sini sebentar" panggil Suci.
Dua orang pembantu rumah tangga Refan keluar dari dapur dan berjalan menuju ruang keluarga.
Suci duduk di dekat Kinan.
"Biiik ini adalah Kinan, sekarang dia adalah Mamanya Naila. Tolong kalian ikutin dan patuhi semua perintah Kinan di rumah ini ya karena mulai hari ini Kinan lah Nyonya di rumah ini" perintah Mama Refan.
"Iya Bu.. " jawab dua wanita yang ada di hadapan mereka.
Mereka melihat tampilan Kinan sungguh sangat berbeda dengan Renita, istrinya Refan sebelumnya.
Walau salah satu dari pembantu itu belum mengenal sosok Renita tapi dia bisa melihat kalau Renita lebih modis dari pada Kinan.
Dari cara berpakaiannya Renita labih modis dan lebih bergaya. Kalau soal wajah sebenarnya seimbang hanya saja Renita pintar memoles wajahnya dengan make up sedangkan Kinan terlihat sangat sederhana.
"Nan ini Bik Mar. Dia bertugas mengurus rumah dan memasak juga semua urusan rumah tangga sedangkan ini Bik Nah tugasnya sebagai baby sitter. Tapi sekarang Bik Mar dan Bik Nah, Salman mulai hari ini akan tinggal di sini. Tolong kalian berdua saling bantu mambantu mengurus mereka ya... Nan kamu ada pesan untuk Bik Mar dan Bik Nah? " pesan Bu Suci.
"Maaf ya Bik Nah dan Bik Mar sebelumnya, saya tidak berniat menjadi pengatur di rumah ini saya hanya ingin berpesan tolong utamakan semua urusan anak - anak. Kalau masalah rumah itu urusan belakangan. Yang terpenting bagi saya kalian menjaga dan mengurus anak - anak dengan baik, telaten dan penuh kasih sayang. Masalah pekerjaan rumah tangga saya bisa memakluminya tapi saya keras soal urusan anak - anak saat saya atau Mas Refan tidak ada di rumah. Kalau saya sudah di rumah anak - anak saya yang pegang" ujar Kinan.
"Baik Nyaaah" jawab Bik Mar dan Bik Nah.
"Gak usah panggil saya Nyonya Bik, panggil yang lain aja terserah asal jangan Nyonya" pinta Kinan.
"Non aja ya Nyah eh Non Kinan" ujar Bik Mar yang usianya lebih tua dan lebih lama bekerja di rumah ini.
Kinan tersenyum ramah kepada dua asisten rumah tangganya.
"Boleh Non juga boleh" balas Kinan.
"Ya sudah kalau begitu Mama sama Reni bisa pulang kan Nan. Reni ada urusan sore nanti" ujar Bu Suci.
"Boleh Ma" jawab Kinan.
Suci berjalan kembali ke kamar Refan dan mencium cucunya lembut
"Fan Mama pulang dulu ya" ucap Suci.
"Iya Ma" Refan mencium tangan Mamanya.
"Kak aku pulang ya" sambut Reni sambil mencium tangan Refan.
"Hati - hati bawa mobilnya" jawab Refan.
Mereka berjalan keluar meninggalkan Naila sendiri yang sedang tidur dengan nyenyak di kamar Refan.
"Hati - hati ya Ma" Kinan memeluk mertuanya kemudian adik iparnya bergantian.
Setelah itu Suci dan Reni pulang ke rumahnya. Tinggal lah Refan, Kinan dan anak - anak mereka di rumah.
Suasana terlihat jadi kikuk, Kinan serba salah harus bersikap seperti apa. Dia merasa seperti tamu di rumah ini karena Refan terlihat tidak menerimanya dengan sangat baik di rumah ini.
"Maaas kemana aku harus bawa semua barang - barang ini?" tanya Kinan.
Refan membawa dua koper milik Kinan dan Salman ke kamar yang ada di sebelah kamar Refan.
Sebelumnya Refan dan alm. Renita berencana untuk membuat kamar ini menjadi kamar bayi untuk anak mereka. Di dalamnya ada tempat tidur ukuran besar, box bayi lemari dan perlengkapan bayi.
"Maaf Nan aku belum bisa menyimpan semua kenanganku bersama Renita di kamar kami. Sementara kamu letak saja dan susun barang - barang kamu di sini" perintah Refan.
"Baik Mas" jawab Kinan pelan.
Setelah mengatakan semuanya Refan keluar dari kamar itu dan kembali ke kamarnya dari pintu penghubung antara kamar Refan dengan kamar anak mereka.
Kinan meraba dadanya. Hatinya sangat sakit, kata - kata Refan bermakna penolakan. Itu artinya Kinan tidak boleh masuk ke kamar Refan yang penuh dengan kenangannya bersama alm. istrinya.
"Mama aku tidur dimana?" tanya Salman.
"Sementara kita tidur di sini dulu ya sayang" jawab Kinan.
"Aku tidur sama Mama?" tanya Salman.
"Iya" Kinan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
"Horeeee... aku tidur sama Mama sekarang setiap hari" teriak Salman senang.
Kinan mengelus lembut kepala putranya. Tiba - tiba Kinan mendengar suara Naila menangis. Kinan segera berlari menuju pintu penghubung kamar mereka tapi Kinan tidak berani masuk.
"Maaf Mas boleh aku masuk?" tanya Kinan ragu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Arya Bima
gitu kok km terima aja mnikah dgn laki² egois...
2024-05-31
2
lacibolalaaaaaa
udah keterlaluan sih, sampe kinan ngerasa harus ijin dulu pas mau masuk
2024-01-21
1
lacibolalaaaaaa
kan lagi dan lagi, kinan yang harus berusaha, sekarang berusaha memaklumi ente
2024-01-21
1