Setelah pertemuannya dengan Refan, fikiran Kinan semakin tidak karuan. Dia butuh tempat curhat, dia butuh nasehat dan dukungan.
Seperti biasa tong sampahnya adalah Anita. Kinan menghubungi Anita sahabatnya dan menceritakan tentang pertemuannya dengan Refan tadi pagi.
Kinan mengungkapkan semua isi pembicaraannya dengan Refan tidak ada yang dia sembunyikan dari Anita.
"Oooh jadi itu alasan dia dulu membatalkan pernikahannya dengan kamu. Sebenarnya bisa dimaklumi sih Nan, dia sudah mencintai wanita lain tapi dipaksa menikah dengan kamu. Cuma dia juga salah Nan, mengapa tidak membicarakannya berdua dengan kamu. Mungkin kan kamu bisa mengerti dan bersama - sama mencari jalan keluarnya" ucap Anita.
Kinan juga menceritakan alasan Refan untuk menerima perjodohan mereka kali ini.
"Menurut kamu bagaimana keadaannya saat ini?" tanya Anita.
"Sangat kacau. Aku bisa mengerti apa yang dia rasakan saat ini pasti putus asa karena baru di tinggal istrinya. Sama seperti yang aku rasakan ketika Mas Bima pergi untuk selamanya. Belum hilang luka itu tiba - tiba saja Mamanya memaksanya menikah denganku. Dia yang sedang rapuh menerima saja dengan pasrah" jawab Kinan.
"Terus bagaimana pendapat kamu?" tanya Anita lagi.
"Aku semakin bingung Nit apalagi dengan penjelasan Refan yang masih mencintai istrinya. Untuk apa kami menikah kalau kami berdua memang belum bisa move on dengan masa lalu kami" ungkap Kinan.
"Aku sih sependapat dengan kamu. Kamu mau menikah dengan dia yang masih dibayang - bayangi dengan kenangan bersama istrinya?" tanya Anita.
"Ya nggak lah. Aku tidak bisa membayangkan rumah tangga seperti apa yang akan kami jalani nanti?" jawab Kinan.
"Kalau aku boleh kasih saran nih ya Nan, mending perjodohan kalian di pending dulu sampai kalian sama - sama bisa sembuh dari luka masa lalu kalian. Kamu jelasin pelan - pelan sama Mama dan Papa kamu. Aku yakin mereka pasti akan mengerti" ucap Anita memberi saran.
"Aku juga berfikiran seperti itu Nit. Aku semakin merasa ini salah, setelah bertemu dengan Refan tadi. Dia benar - benar sedang putus asa sehingga tidak bisa bersikap tegas pada hidupnya dan anaknya. Dia memasrahkan masa depannya di tangan keluarganya.
"Tapi pernikahan kan bukan sesimpel yang dia fikirkan. Dia fikir dengan menerima perhodohan Mamanya semua akan selesai? Trus apa dia gak mikir gimana nanti setelah kalian menikah. Tinggal di rumah yang sama dengan masing-masing masih menyimpan kenangan dengan pasangan kalian masing - masing. Dia sibuk dengan kesedihannya atas meninggalnya istrinya sedangkan kamu masih mencintai Mas Bima walau kamu tidak segalau Refan saat ini. Tapi kalau dia sibuk dengan kesedihannya kamu yang lebih banyak rugi Nan. Dia punya anak yang masih kecil, trus kamu yang di suruh buat jagain anaknya? Emangnya kamu baby sitter apa? Mending dia bayar baby sitter aja buat ngurus anaknya" ucap Nita.
"Aku juga memikirkan itu Nit, mengurus Salman saja kadang repot karena aku juga harus bekerja. Aku saja masih memakai jasa baby sitter untuk menjaga Salman saat aku kerja. Gimana kalau aku mengurus dua anak sekaligus? Ya maksud aku kalau aku menikah lagi dan mempunyai anak lagi tentu pakai proses. Perlahan - lahan aku mulai mempersiapkan diriku tapi ini beda. Tiba - tiba saja setelah menikah anakku langsung dua, pasti aku harus beradaptasi dulu " ungkap Kinan.
"Betul itu. Kamu fikirkan baik - baik deh Nan setelah itu kamu ceritakan sama Papa dan Mama kamu apa alasan kamu menolaknya. Ini bukan sebuah mainan, ada dua anak yang dipertaruhkan dalam pernikahan kalian kalau perjodohan ini terlaksana" sambung Nita.
"Iya Nit, makasih ya. Setelah cerita sama kamu, aku semakin yakin untuk menolak perjodohan ini" ucap Kinan.
"Aku senang kok bisa menolong kamu dan apapun itu yang terpenting keputusan kamu itu membuat kamu bahagia. Kebahagiaan kamu yang utama Nan" jawab Anita.
"Iya, dah dulu ya Nan. Besok sepulang dari kantor aku akan ke rumah Papa dan Mama mengutarakan semua pemikiranku ini. Dah ya Nit, sudah malam jadi ganggu waktu kamu istirahat. Sekali lagi makasih ya, Assalamu'alaikum.. " Kinan menutup teleponnya.
"Wa'alaikumsalam" jawab Anita.
Kinan menarik nafasnya panjang. Tidak perlu waktu satu minggu, dia sangat yakin atas keputusannya hari ini. Besok dia akan menceritakan isi hatinya kepada kedua orang tuanya.
*****
Keesokan harinya sesuai rencana Kinan sebelumnya. Sepulang dari kantor dia singgah terlebih dahulu ke rumah orang tuanya.
"Tumben kamu ke sini gak bawa Salman?" tanya Mama Kinan.
"Aku dari kantor langsung ke sini Ma" jawab Kinan.
"Ada apa Nan? Ada hal penting yang ingin kamu katakan?" tebak Papa Kinan.
"Iya Pa, ini mengenai perjodohan aku dengan Refan" jawab Kinan.
"Kamu kan masih ada waktu seminggu. Jangan terburu - buru. Kamu bisa memikirkannya terlebih dahulu dan tidak ada yang memaksa kamu Nak. Papa dan Mama hanya perantara diantara kamu dan Refan. Kalau memang jodoh syukur, kalau tidak juga tidak masalah. Bagi kami kebahagiaan kamu dan Salman tetap yang utama" jawab Papa Kinan.
"Justru ini berhubungan dengan kebahagiaan kami Pa, Ma. Kinan menolak perjodohan ini" tegas Kinan.
"Alasannya?" tanya Papa Kinan.
"Refan masih sangat berduka atas kematian istrinya. Dia sangat rapuh Pa, aku bisa melihatnya kemarin saat dia bicara denganku di rumah. Dia menangis ketika mengingat istrinya. Dia tidak bisa menolak perjodohan ini karena desakan Mamanya dan keluarganya yang mengatakan kalau ini adalah amanah Papanya. Refan bercerita padaku tentang kejadian lima tahun yang lalu. Dia sudah berpacaran dengan istrinya tapi dipaksa menikah denganku. Akhirnya dia mengancam akan bunuh diri kalau tidak menikah dengan istrinya. Dan keluarga mengalah akan hal itu. Tapi selama empat tahun mereka tidak kunjung diberikan momongan. Keluarganya mengatakan kalau itu adalah karma karena dia tidak menjalankan amanah Papanya" ungkap Kinan kepada Papa dan Mamanya.
"Astaghfirullah... " ucap Papa dan Mama Kinan.
"Makanya saat ini dia pasrah Pa dan menerima keinginan Mamanya. Dia tidak mempunyai kekuatan untuk menolaknya. Dia tidak mau disalahkan lagi karena melawan amanah Papanya. Tapi coba Papa dan Mama bayangkan, pernikahan seperti apa yang akan kami jalani nanti? Papa bilang kemarin fikirkan Salman. Apakah Salman membutuhkan sosok seorang Papa yang rapuh dan masih larut dalam kenangan istrinya yang sudah tiada? Papa yakin Salman akan mendapatkan perhatian dari Refan setelah kami menikah? Kemudian posisiku di rumahnya sebagai apa Pa, Ma? Dia sudah menegaskan bahwa dia tidak bisa melupakan istrinya untuk selama - lamanya jadi apa gunanya Kinan dalam pernikahan ini? Apakah Kinan akan dijadikan sebagai baby sitter putrinya?" tanya Kinan.
Papa dan Mama Kinan terdiam mendengar alasan penolakan Kinan.
"Kalau Papa katakan tadi yang terpenting adalah kebahagiaan aku dan Salman. Tolong tolak perjodohan ini. Kami sudah cukup bahagia hidup berdua. Lebih baik tidak usah menikah lagi dari pada harus hidup seperti itu Pa, Ma" pinta Kinan dengan wajah memelas. Air mata Kinan tanpa terasa sudah mengalir di pipinya.
"Baiklah Nak, kalau ini keputusan kamu. Papa akan menerimanya. Malam ini juga Papa akan bicara dengan Mama Refan dan menolak perjodohan kalian" jawab Papa Kinan.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
ep_mygTHV
kya nya ka winda mndengar jeritan hati para readers🤣 tp kputusan akhir ttp d otor dong 😁
2024-10-09
0
ep_mygTHV
cocoknya buat refan gak sii 😏😏 gedek amat guahhhh
2024-10-09
0
Nursabrina Nialova Nialova
Good job Kinan.......keputusan yg tegas 👍👍👍👍
2022-11-04
1