"Kenapa kau menatapku seperti itu! siapkan makanannya aku lapar, kau ini benar-benar membuatku marah."
Tanpa basa-basi lagi Bella segera menyiapkan makanannya diatas meja, terlihat ada perban di tangan kanan Suga, entah karena apa.
"Ini tuan," Tangan kanannya mengulurkan sendiri untuk Suga.
Pria itu tidak menjawab langsung menerima sendok yang diberikan oleh Bella," Aish!!" lalu meletakkan garpu diatas meja, bibirnya sedikit maju karena kesal nasi yang disendoknya terus-terusan jatuh. Ini karena tangannya yang sakit dan perban yang paling menyusahkan.
"Apa tuan perlu bantuan?" tanya Bella basa-basi karena jika langsung bertindak takut si kocheng marah.
"Menurut kau?" jawab Suga dengan tatapan sinisnya dia hanya melirik sekilas.
Baiklah kali ini aku akan berbaik hati padamu, anggap saja dia kucing peliharaanku.
"Baiklah tuan," Bella mengambil sendok dimeja dengan pelan dia menyendok nasi lalu menyuapi Suga seperti anak kecil.
Pipinya mengembung karena banyak makanan di mulutnya, baru pertama kalinya melihat Tuannya begitu menggemaskan jika memiliki keberanian mungkin dari tadi Bella sudah mencubit pipinya karena saking gemasnya.
Tapi sayang dirinya tak seberani itu, Bella masih membutuhkan pekerjaan dan juga masih ingin melihat matahari terbit besok.
Tanpa sadar nyonya Dinar menaruh benda kecil diatas tembok yang mampu merekam semua kejadian diruangan kerja putranya. Wanita itu tersenyum melihat kedekatan Suga dengan Bella. Mereka terlihat begitu akrab sangat jarang Suga dekat dengan seorang wanita.
Baginya calon menantunya nanti tidak harus sederajat dengan keluarganya, yang terpenting baginya bisa mencintai putranya dalam keadaan apapun. Itu sudah lebih dari cukup banyak wanita yang mengincar anaknya hanya karena harta, fisik dan tahta, tapi sekarang dia telah menemukan seseorang yang dia percayai .
Suga tau jika ibunya memasang cctv diruangan kerjanya secara sembunyi- bunyi kemarin malam.
Bella segera duduk disamping Suga mengambil jarak agar tidak terlalu dekat, sekertaris Hobi menatap mereka tak perduli dia duduk didepan Suga sembari menatap layar laptopnya yang masih menyala, entah pekerjaan apa yang sedang dia kerjakan.
Bella duduk tidak terlalu dekat dengan Suga tapi wangi parfum yang disemprotkan keseluruhan tubuhnya menambah kesan berbeda, Suga bukanlah seorang perokok itu alasannya kenapa dia selalu wangi tak pernah bau asap rokok.
Tangan Bella gemetar ketika melayangkan sendok ingin menyuapi Suga, lauk beserta nasi yang berada disendok pun jatuh perlahan.
"Nona, apa kau baik-baik saja?" Tanya pria yang memiliki gaya rambut poni belah tengah berwarna coklat.
"Saya tidak papa sekertaris Hobi, hanya sedikit kesemutan," jawab Bella berbohong, dia benar-benar gugup sekarang pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus.
Suga tak menghiraukan apa yang mereka bicarakan, tangannya mengambil alih laptop yang berada didepan Sekertaris Hobi.
Dirinya mencari dokumen tentang perkembangan proyek Hotel yang sedang dibangun, yang bertempat di Pulau Dewata Bali, wajah datar itu fokus membaca laporan jika proyeknya dihentikan dari sebulan yang lalu.
Alasannya para pekerja proyek yang mogok kerja gara-gara tidak diberi upah. Proyek dengan anggaran sebesar puluhan triliun harus dihentikan karena kekurangan dana, alasan yang tidak masuk akal.
"Kenapa proyek dihentikan? apa kau telah mengetahui hal ini?" tanya Suga terhadap sekertaris Hobi.
"Maaf tuan, proyek kita di pulau Dewata mengalami kecurangan. Maaf saya belum sempat mengurus hal ini, karena saya sedang mengurus perizinan untuk pembangunan perumahan di luar kota," jawabnya dengan jujur, Hobi yang rela bolak-balik mengurusi proyek diluar kota sendirian.
"Siapa dalang dari semua ini? aku akan mengirimkannya ke Korea Utara!" Tukas Suga dengan penuh kekesalan.
"Saya akan mencari tahu, siapa yang menyebabkan proyek kita berhenti," Hobi segera mengecek siapa saja yang terlibat dalam pembangunan hotel di Pulau Dewata Bali.
"Baiklah kau urus saja kasus ini, bawa kepadaku siapa pelakunya dia pantas mendapatkan hukuman."
"Baik tuan kalau begitu saya permisi," sambung Hobi yang sudah bangkit dari tempat duduknya.
Waktu menunjukkan pukul enam sore, semua karyawan kantor sudah pulang tinggal mereka berdua. Pria putih pucat itu masih setia duduk di kursi kebesarannya, wajahnya tampak begitu lelah karena banyaknya tekanan pekerjaan seharian.
Bukan hanya Suga yang lelah tapi juga Bella yang telah menunggunya dari siang, lalu membersihkan ruangan kerjanya. memilah puluhan dokumen yang harus dibakar karena sudah tidak digunakan lagi.
Cacing diperutnya sudah demo sedari tadi, Suga tidak menyediakan makanan sama sekali, entah itu makanan ringan atau mie instan saja tidak tersedia. Pria itu hanya makan tadi siang, itu pun hanya dua kali suapan, tenaganya sudah terkuras habis karena pekerjaan yang tidak ada hentinya.
Tok...Tok...Tok suara ketukan pintu dari luar, Suga melirik kearah gadis yang sedang duduk di sofa sembari menata dokumen yang tersisa karena masih dipergunakan, menatapnya dengan isyarat untuk membukakan pintu.
Bella berdiri dari duduknya, lalu membuka pintu, didepan pintu sudah ada seorang security yang membawa dua box pizza. Scurity segera memberikannya kepada Bella, tangan kanannya menerima dua box pizza dan yang sedang kiri menerima paper bag ada dua botol wine disana.
Segera menutup pintu itu kembali, lalu berjalan menuju meja sofa dan meletakkannya disana. Suga beralih berjalan menuju sofa seraya mengendurkan dasinya, dengan ragu Bella ikut duduk.
Mulai memakan pizza yang telah dia pesan secara online tadi, satu dus belum dia sentuh sama sekali.
"Apa kau seperti wanita diluar sana? yang tidak makan sama sekali, pantas saja kalau belum tumbuh menjadi seorang wanita," ejek Suga.
Apa dia bilang! Yang mulia tuan muda? kau mengejekku belum tumbuh layaknya wanita, dasar otak mesum memangnya apa alasannya apa kau memandang wanita dari dada yang penuh perut rata dan bokong montok?
"Makanlah aku tidak mau melihatmu pingsan disini!"
Setiap kata adalah perintah, tidak ada penolakan, tidak mau mencari masalah Bella segera mengambil dus yang berisi pizza didalamnya segera memakannya dengan lahap sudah lama sekali dia tidak makan pizza, semenjak dia harus benar-benar berhemat.
Dalam hitungan menit semua pizza sudah tandas kecuali milik Suga yang baru dimakan dua potong, soal makanan Bella sudah tidak jaim lagi anggap saja Suga tidak ada.
Tanpa sadar malam kian larut, dua botol wine sudah kosong diatas meja, Suga yang sudah mulai mabuk tapi masih meminum wine botol terakhir, setelah itu mereka pun segera pulang.
Bella berjalan dibelakang Suga membawakan tas kerjanya, jas dan dasi yang sudah dilepas. Tak butuh waktu lama mereka sudah memasukinya area parkir.
Berjalan mengamati mobil satu demi satu karena Bella belum terlalu hafal dengan mobil tuannya karena selalu berganti mobil setiap hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
triana 13
lanjut
2021-12-21
0
renjana biru
boom like udh mendarat yah kakk..
cemungutss
2021-12-14
0
lina
lanjut 👍
2021-12-07
1