Melihat Bella yang tidak bersama Suga nyonya Dinar seolah memahami, Bella gagal membujuk putranya"Dimana Suga? dia tidak ikut makan?" Tanya Nyonya Dinar.
" Maaf nyonya tuan suga sudah pergi dia tidak ikut makan bersama." Bella menjawab merasa tidak enak karena telah gagal menjalankan tugas sebagai asisten pribadi Suga.
" Tidak apa. Anak nakal itu memang seperti itu, duduklah kita makan bersama," Ajak nyonya Dinar.
Apa aku tidak salah dengar, Nyonya Dinar mengajakku makan malam bersama.
"Nona, silahkan duduk mari kita makan bersama," Sambung Dylan menimpali percakapan mereka.
Pria yang memiliki box smile itu tersenyum penuh kemenangan, karena dia telah memenangkan taruhannya bersama Jimin.
"Tapi nyonya...." kalimatnya menggantung ia merasa tidak enak, grogi dan perasaan campur aduk, dia merasa tidak pantas duduk di meja yang sama karena status dan derajatnya sungguh bertolak belakang. Dia bagaikan kurcaci yang ingin menggapai bintang, sangat tidak mungkin.
"Nona duduklah. Mama tidak suka penolakan benar begitu kan ma?" Tanya pria yang duduk disebelah Nyonya Dinar, pipinya yang seperti bakpao terlihat begitu menggemaskan pada saat ia sedang mengunyah makanan.
"Iya, aku tidak suka dengan penolakan."Jelasnya.
Dengan rasa yang tidak nyaman akhirnya Bella mendaratkan bokongnya, lalu duduk di samping Dylan.
"Nona, tolong ambilkan sup itu," tunjuk Jimin kearah sup yang masih panas asapnya masih mengebul.
"Baik tuan," dengan sigap Bella menyendok sup itu kedalam piring milik Jimin.
"Nona aku juga mau, tolong ambilkan juga untukku," pinta Dylan kedua pria yang sudah tidak dibilang ABG itu terlihat seperti seorang anak SD yang sedang mengantri diambilkan makanan.
"Baiklah tuan, apa ini sudah cukup?" tanya Bella .
"Iya Nona, sudah cukup," jawabnya singkat.
"Bagaimana pekerjaan di kantor tadi?"
"Seperti biasa ma," jawab Jimin si baby mochi.
"Iya Bu, seperti biasa kami di buat pusing oleh pekerjaan," lanjut Dylan.
"Nona makanlah yang banyak, agar berat badanmu ideal," Sambung Jimin.
" Benar kau harus banyak makan karena kau masih dalam masa pertumbuhan," lanjut Dylan setuju dengan ucapan Jimin. Jelas saja karena tubuh Bella yang tipis seperti papan triplek.
Tidak ada yang bisa dibanggakan dari body tubuhnya, karena lurus seperti papan triplek. Jadi beruntunglah jika ada seseorang yang mencintainya, karena itu bukan karena fisik atau body tubuhnya.
Masa pertumbuhan gundulmu, umurku sudah 21 tahun mana mungkin bisa tumbuh lagi . Rutuk Bella.
" Iya benar Bella, kau harus makan yang banyak, agar tubuh kita ideal, bukan maksud apa- apa tidak ada salahnya bukan menyenangkan hati suami dengan bentuk tubuh kita yang ideal," ucap Nyonya Dinar dengan begitu santainya.
Uhuk..! Uhuk! Uhuk! pipinya memerah karena karena tersedak kuah pedas." Minumlah ini," Jimin mengambilkan segelas air putih didepannya.
Bella segera minum dan menetralisir nafasnya, rasanya benar-benar pedas dan juga panas ditenggorokan."Maaf Nona kalau pembicaraan kita kurang nyaman." Kata pemilik suara barito dan box smile. Dylan.
"Aaa, tidak apa tuan," jawab Bella masih menahan rasa panas ditenggorokan.
Apa maksudnya menyenangkan suami, aku bahkan tidak memiliki kekasih atau sedang dekat dengan seseorang. Jomblo abadi tiba-tiba membicarakan tentang suami, haa sudahlah Bella. Ingat ada hutang yang harus kau bayar.
Setelah selesai makan malam mereka kembali ke kamar mereka masing-masing, Jimin dan Dylan yang tinggal satu kamar selalu ribut karena Dylan tidur sesuka jidatnya." Bisakah kau tidur dengan tenang, semalam menendang hidungku sampai berdarah," protes Jimin karena kejadian semalam. Dimana dia bangun malam-malam karena ditendang Dylan.
"Tidurlah di kamarmu sendiri, atau tidur bersama kak Suga dia tidak ada menendangmu tapi akan langsung menjatuhkanmu ke lantai."
"Ambil bantalmu jangan tidur di kamarku lagi," ujar Dylan seraya melemparkan bantal dan selimut kearah Jimin, langsung dia tangkap.
"Aaaa, jangan seperti itu kak, aku tidak bisa tidur sendirian," Trauma masalalunya dulu.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sedangkan diruang tamu, Bella sedang menunggu tuannya pulang, waktu sudah menunjukkan pukul 01:00 dini hari tapi pria berkulit putih itu belum juga pulang. Matanya terasa begitu berat seperti ingin maksanya agar segera tidur.
Tapi nasib tidak demikian, Bella harus menunggu lagi dan lagi, sampai tuannya pulang. Tubuhnya sudah lelah matanya sudah mengantuk ingin rasa segera pergi kealam mimpi.
Mama... Dulu anakmu menangis karena mainan sekarang Bella udah dewasa dan menangis karena pekerjaan. Si pangsit rebus kemana kau, apa saja yang kau perbuat diluar kenapa tidak pulang- pulang. Jika tidak mau pulang bilang!
Ditengah kekesalannya, terdengar suara mobil berhenti didepan rumah." Kemana saja kau pangsit rebus! aku menunggumu disini!" Makian Bella seraya berjalan membukakan pintu untuk tuannya.
"Selamat malam tuan," dengan senyuman ramah andalannya terlihat dibelakang ada sekertaris Hobi yang baru menyusul tuanya masuk, tanpa menjawab pria dengan ekspresi wajah datarnya mulai menaiki tangga, ditengah-tengah tangga dia menoleh kearah sekertaris Hobi." Pulanglah, aku akan beristirahat," ucap Suga tanpa memandang Bella yang tak jauh dari sekertaris Hobi berdiri.
"Baik tuan, selamat malam, selamat beristirahat, dan semoga mimpi indah," tutur sekertaris Hobi dengan ramah jangan lupakan senyuman tulus terlukis di bibirnya.
Bella mengejar Suga, kali ini dia akan melakukan pekerjaannya sebagai asisten pribadi tuan Suga sungguhan, dia tidak mau makan gaji buta. Karena ia tak melakukan tugasnya dengan baik.
"Tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya Bella pada pria yang sedang menaiki tangga didepannya, dengan nafas terengah-engah karena berusaha mengimbangi langkah kaki Suga yang sengaja mempercepat langkahnya.
Pria itu tidak menoleh, tak bergeming sedikitpun, Bella tidak menyerah dia tetap mengikuti Suga dari belakang seperti anak itik yang takut kehilangan induknya.
"Tuan... Saya akan menyiapkan air panas untuk anda mandi, atau anda ingin di buatkan kopi atau mau makan sesuatu?" cerocos Bella berjalan setengah berlari mengikuti Suga menuju kamarnya.
Bruuk... Dia terjatuh ketika Suga tiba-tiba berhenti didepan pintu. Suga memandang wajah Bella dengan tatapan tidak suka, sikap diamnya seolah menyuruhnya pergi tapi Bella tidak menyerah sampai disini, walaupun hatinya sudah berteriak tidak ingin berurusan dengan pria itu.
Diam lagi-lagi hanya diam Suga tak mengucapkan satu kata pun, tatapannya yang mengintimidasi dan sikapnya yang dingin, menambah aura gelap disekitarnya.
Braaak.! Pintu yang tak bersalah pun menjadi korban, Suga sengaja membanting pintu, untung saja Bella sedang tidak berada diambang pintu jika iya pasti bibirnya sudah menjadi Bimoli, bibir monyong lima senti.
"Pangsit rebus! beruang kutub jelek! lebih tampan kudanil dari pada tuan pangsit rebus yang jelek! angkuh! jutek! dingin! mayat hidup. Dasar Tuan muda jelek!!!"
"Apa yang kau katakan!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
triana 13
Akh ada suga juga
2021-12-20
0
triana 13
lanjut
2021-12-20
0
Rheny
Like 🥰
2021-12-10
1