Kenapa dia begitu merepotkan!!

"Ohhh, asisten pangsit rebus, aku pikir kau pacar Jimin hahaha," tawa renyah Wesley.

"Perkenalkan namaku Wesley, world wide handsome. Senang bertemu denganmu,"

"Aaaa, iya tuan. Nama saya Bella apa yang bisa saya bantu?" tanya Bella menawarkan bantuan, senyuman diwajahnya tidak pernah luntur.

Aaaa, kenapa dia manis sekali. Tapi sayang dia masih terlalu muda, atau jangan-jangan dia masih sekolah? batin Wesley.

"Baiklah, kalau kau mau membantuku. Nanti akan aku ajarkan masakan kesukaan Suga,"

"Iya terima kasih tuan."

"Bella kita akan memasak makanan favorit Suga, jangan pernah kau berikan cabai Suga tidak bisa makan pedas, dia juga alergi bawang, udang, tuna. Jadi kau harus lebih berhati-hati." Wesley menjelaskan bertapa repotnya masak untuk Suga.

"Saya akan berhati-hati tuan,"

"Tolong jangan panggil aku tuan itu terdengar sangat tua lagi pula aku bukan tuanmu. Panggil saja aku Kakak, aku belum setua itu," Wesley yang menolak tua padahal umurnya sudah kepala tiga.

"Iya baiklah tu-tuan. Aish maksud saya kak,"

"Suga tidak suka makanan terlalu asin, apalagi manis dia sangat tidak suka makanan manis kecuali kue atau dessert. Dari dulu dia tidak pernah memakan cabai dan satu lagi dia suka masakan yang ditambahkan minyak wijen. Suga menyukai kepiting mentah khas negri ginseng,' Wesley menjelaskan panjang kali lebar, Bella yang sibuk mencatat apa saja makanan yang Suga suka dan paling penting tentang alergi yang dia miliki ini jangan sampai lupa.

Cih, kenapa sangat merepotkan sekali si pangsit rebus. Aku belum bertemu dengannya, tapi sepertinya dia adalah orang yang menyebalkan dalam hal makanan saja dia banyak memilih yang nggak suka inilah itulah dasar pangsit rebus. Cerocos Bella apa dia bisa bertahan bekerja disini.

"Baik kak, saya akan berusaha semaksimal mungkin dan lebih berhati-hati,"

"Aku sudah membuatkan daftar menu makanan favorit Suga kau bisa melihatnya, kau yang akan memasakkan untuknya setiap hari karena ia jarang makan diluar." Kau mengerti?"

" Iya kak saya mengerti,"

"Aish... Jangan terlalu formal,"

"Aaa, baiklah kak aku mengerti."

"Menu pertama Suga paling suka mie dingin, mie dengan kuah dingin ini kebiasaannya sewaktu kecil. Jika makanannya masih panas tak kunjung dingin, Suga selalu menambahkan es batu agar lebih cepat dingin."

Coba bayangkan makan soto dengan kuah dingin, sedingin pop es, atau tidak makan bubur ayam ditambah es, Aish.. Aku tidak tahu kenapa ada manusia seaneh tuan muda pangsit rebus.

Bella hanya menganggukkan kepalanya seolah mengerti, setelah beberapa jam berkutat didapur memasak untuk makan malam keluarga Suryajaya Purnama. Beragam hidangan pun sudah tersaji tertata rapi dengan perlengkapan makan yang lengkap tugasnya cukup sampai disini. Kini saatnya Bella kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri nanti malam ia akan diperkenalkan dengan kedua putra penghuni rumah ini. Jimin dan juga Dylan yang sedang berada di kantor membantu Suga mengurus perusahaannya.

Dengan malas Bella menaiki tangga karena kakinya yang kaku akibat berdiri terlalu lama, setelah sampai didepan pintu kamar Bella yang sedang tidak fokus langsung menarik handle pintu, lalu melemparkan tubuhnya diatas ranjang king size, dengan sprei berwarna abu-abu masih sangat rapi.

Kamar bernuansa putih abu-abu itu terkesan mewah tapi tidak begitu terang, hanya ada beberapa lampu yang dibiarkan menyala.

Aah, nyaman sekali. Ingin rasanya aku tidur sebentar saja, tulang-tulangku seperti akan patah. Eeh, tunggu bukanya tadi sprei dikamar ku warna putih tapi kenapa ini berubah menjadi abu-abu siapa yang menggantinya?

Bella mengedarkan pandangannya menyapu seluruh ruangan, kamar yang begitu mencengkam ini ternyata kamar si tuan pangsit rebus. Bella segera bangkit dari tempat tidur berlari menuju kamarnya sendiri sebelum ada orang yang melihatnya.

Parah-parah apa tadi benar itu kamar tuan pangsit rebus? Ah, tapi kamar itu berhadapan dengan kamar,. jika benar begitu. Semenyeramkan apa tuan pangsit rebus itu. Aish sudahlah Bella lebih baik kau segera turun nyonya sudah menunggu dibawah. Bella bermonolog.

Tok! Tok! Tok! bunyi ketukan pintu dari luar, belum melihat siapa yang datang tapi Bella sudah bisa menebak." Itu pasti bibi Sinta." segera Bella menarik handle pintu memperlihatkan bibi Sinta yang sedang menunggu didepan pintu." Nona, Nyonya sudah menunggu dibawah," kata wanita itu dengan lembut ya, dia sudah seperti neneknya sendiri bahkan Bella sudah menganggapnya begitu.

"Maaf bi, sebenarnya saya juga akan segera turun. Maaf selalu merepotkan bibi,"

"Ah, jangan berkata begitu aku sudah menganggapmu seperti cucuku sendiri,"

"Baiklah bibi terima kasih."

Bella berjalan dibelakangnya, dengan langkah gontai akhirnya mereka sampai di ruang keluarga." Selamat malam nyonya," Sapa bibi Sinta, wanita itu menoleh memandang mereka berdua." Iya bibi, kalau begitu bibi beristirahatlah tidak apa sekarang ada Bella yang bisa membantumu," Tutur nyonya Dinar dengan lembut.

"Tapi nyonya," bantah bibi Sinta karena dia selalu bekerja dengan baik selama ini.

"Beristirahatlah bibi, umurmu sudah tidak muda lagi. Bukankah aku sudah menyuruhmu agar tidak perlu bekerja lagi untuk menikmati masa tuamu," Lanjut nyonya Dinar menasehati bibi Sinta yang sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri.

"Baiklah nyonya, kalau begitu saya permisi," akhirnya bibi Sinta menyerah itu memang demi kebaikannya sendiri tapi perannya tidak pernah terganti dirumah ini.

"Bella. Anak-anakku sebentar lagi pulang dari kantor, aku akan memperkenalkanmu dengan mereka."

" Baik nyonya," balas Bella singkat dia berjalan dibelakang nyonya Dinar, mengekor seperti biasa.

Para pelayan sudah berjajar rapi di kanan dan kiri, ini hanya penyambutan pulang dari kantor, Bella menatap takjub." Wah..."Mulutnya lupa untuk mengantup.

Ini seperti adegan yang pernah aku liat di drakor yang pernah aku tonton.... Ahh entahlah aku lupa judulnya. Ternyata ada didalam kehidupan nyata. Lihatlah itu pria yang memiliki hidung mancung dan Rahang tegas seperti titisan dewa Yunani.

"Dia adalah putraku yang kedua, beda dua tahun dari si sulung, dia sudah memiliki kekasih dan akan segera bertunangan," jelasnya.

Pupuslah harapanku, hanya sekedar berhalu menjadi calon isteri tuan Dylan. Ternyata dia sudah memiliki kekasih. Bagaimana mungkin pria setampan yang mungkin dapat tetesan keringat nabi Yusuf itu masih menjomblo dasar Bella sadarlah. Kenapa kenyataan begitu menyedihkan? Rutuknya memaki diri sendiri.

" Dan dia yang lebih pendek adalah si bungsu dia sangat manja padaku, dan anehnya jomblo dari lahir, wajahnya yang imut tapi berbadan atletis membuat wanita- wanita selalu mengejar Mochi kesayanganku," kata Nyonya Dinar seraya diiringi tawa, wanita itu sangat gembira tertawa mungkin itu kunci dari wajahnya yang awet muda.

"Dia.... Subhanallah?"

Terpopuler

Comments

triana 13

triana 13

like

2021-12-15

0

lina

lina

semangat ✍️

2021-12-07

0

kak UPe

kak UPe

yeeee

2021-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!