Aku dan Pangsit rebus

Bella sedang sibuk dikamar tuan yang mulia Suga, tubuh papan triplek itu menarik ranjang king size agar lebih mudah ketika melepas spray berwarna abu-abu dan menggantinya dengan warna putih.

Kenapa berat sekali? Huh ayo Bella tarik sebentar lagi, kata Bella menyemangati diri sendiri.

Dreeeet, ponselnya bergetar." Yaa! siapa yang menelfon, apa kau tidak tau aku sedang sibuk bergulat dengan tempat tidur yang berat ini!"

Iya haloo! dengan nada ngegas." Sudah aku bilang nanti aku transfer, aku sedang sibuk jangan ganggu aku!" cerocos Bella tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelfon.

Beraninya kau membentukku, suara maskulin dengan nada datarnya.

Deg...Deg...Deg...

Siapa kau? matanya membulat bibirnya enggan untuk mengantup.Ketika dia melihat nama seseorang yang menelfonnya.

Suga yang manis, lirihnya.

Siapa pemilik nama alay ini di ponselku, apa aku yang menyimpan nomor baru ini? tanya Bella pada dirinya sendiri.

Hari ini bongkar semua lemari pakaianku! aku pulang semuanya harus sudah selesai dan ingat kau harus melakukannya sendiri, tanpa bantuan siapapun. Kau mengerti!

Baik tuan, jawab Bella diseberang telponnya, tuuut... Suga telah menutup panggilannya secara sepihak.

Cih, dasar tuan pangsit rebus, kau mau menyiksaku hidup-hidup bagaimana aku bisa menyelesaikan semuanya sebelum kau pulang kantor. Apa kau sudah gila? menyuruhku membongkar semua pakaianmu yang seperti mall pribadi. Bella mengumpat lalu menjatuhkan tubuhnya ditempat tidur.

Aaaaa, Suga!! Aku benar-benar membencimu!! seraya memukul bantal Suga dengan sekuat tenaga.

Rambutnya sudah berantakan seperti orang yang habis berperang.

Sadar Bella, masih banyak pekerjaan jangan bermain-main, kata Bella menyemangati diri sendiri. Dia segera menyelesaikan pekerjaan mengurus ranjang yang mulia Suga.

Setelah semuanya selesai, dia melanjutkan pekerjaannya membongkar lemari pakaian Suga. Badan papan triplek itu dengan susah payah membawa tangga masuk ke ruang pakaian.

Bella memulai dari rak paling atas, terdapat koper- koper besar yang tertata rapi, bersih tanpa debu sedikit pun.

Apanya yang mau dibersihin coba, orang udah bersih begini gak ada debu sedikitpun. Ucap Bella seraya mengelap rak itu dari ujung ke ujung.

Setelah menghabiskan waktu satu jam untuk mengelap semua rak bagian atas, kini Bella giliran mengelap dan merapikan dibagikan gantungan jas koleksi Suga. Cukup banyak jika dihitung mungkin ada ratusan lebih dan harganya tak usah ditanya lagi.

Dengan susah payah Bella mengambil semua jas didalam lemari menaruhnya ditempat tidur untuk sementara, agar lebih mudah Bella mengelap lemari itu yang tidak berdebu sama sedikitpun.

Setelah lemari selesai mengelap dalam lemari sampai sudut-sudut Bella memasukkan jas koleksi Suga kedalam lemari, menyusunnya dengan rapi.

Masih ada berapa isi lemari yang belum dibongkar, lemari khusus celana, kemeja, batik-batik, dan pakaian santainya seperti jaket kaos-kaos dan baju rumah. Lemari khusus sepatu, sandal dan aksesoris yang banyak diisi dengan jam tangan mewah.

Rasanya Bella sudah ingin berhenti saja dari pekerjaan ini, bekerja dengan orang kaya tidak seindah yang dibayangkan, walaupun poin plusnya dia bisa melihat pria-pria tampan setiap hari.

Aku ini manusia bukan robot, aku juga lelah kau seharusnya tidak memberikan pekerjaan seberat ini, dasar Suga kampret! awas saja aku akan mengerjaimu lain waktu. Aku sangat lelah tuhan tolong aku, kalau aku lelah begini mau nikah aja sama tuan Jimin. Cerocos Bella seraya menyandarkan tubuhnya di tembok.

Waktu sudah menunjukkan pukul 16:00 WIB tapi masih banyak pekerjaan yang belum tersentuh sama sekali, tulang-belulangnya sudah remuk, rambut berantakan dan muka kucelnya karena kelelahan.

Istirahat sebentar nggak papa kali ya, aku sangat leleh ini semua karena si tuan pangsit rebus itu! si kulit pucat! beruang kutub Utara yang jelek!

Tak henti dia mengumpat, lima menit ia terdiam tanpa suara dengkuran halus mulai terdengar karena Bella tidur dengan mulut terbuka bersandar di tembok depan lemari.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Sedangkan ditempat lain pria berkulit putih pucat seperti pangsit rebus itu, turun dari mobilnya dengan wajah datarnya yang tak mengurangi ketampannya sedikitpun, tatapan dingin dari sorot matanya membuat kesan misterius semakin membuat wanita tertarik dengan pemimpin Suryajaya Purnama company group.

Suga menjejakkan kakinya keluar dari mobil dengan angkuh, setelah sekertaris Hobi membukakan pintu mobil, seperti biasa dia berjalan dibelakang Suga membawakan tas kerja Suga dari mobil sebelum diambil alih oleh Bella.

Suga dan Hobi memasuki pintu utama, telah disambut oleh tiga pelayan yang membawa air putih, Jus buah segar dan tissue diatas nampan mereka masing-masing.

Dia berjalan dengan angkuh dan penuh wibawa tatapan matanya lurus kedepan tanpa adanya senyuman, itu pemandangan yang sudah biasa jika melihat Suga tersenyum berarti dunia sedang tidak baik-baik saja.

Pria itu berhenti sejenak didepan pelayanan tangan mulusnya mengambil gelas berisi jus jeruk segar favoritnya diatas nampan, lalu meneguknya sebentar lalu menaruhnya kembali dinampan yang dibawakan pelayan dirumahnya.

"Dimana gadis bodoh itu kenapa tidak menyambutku, apa dia sudah menyerah?" kata Suga sambil berjalan dengan langkah terburu-buru.

"Sepertinya belum tuan, gadis itu tidak pantang menyerah." Balas Hobi yang berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Suga.

"Aku heran kenapa, orang- orang dirumah ini memperlakukan dia seperti bukan seorang pelayan, apa kau tau sesuatu?" Suga menghentikan langkahnya berbalik menatap Sekertaris Hobi dibelakangnya.

"Aku tidak tahu soal itu tuan, nyonya tidak memberi tahuku sama sekali." Jawab Hobi.

Dia itu calon isterimu tuan, yang masih menjalani pelatihan khusus dari Nyonya agar terbiasa menghadapi singa sepertimu. Batin Hobi.

"Ada apa? kenapa kau senyum-senyum apa kau mengatakan sesuatu dalam hati?" Suga menebak dengan gelagat Hobi yang tiba-tiba senyum-senyum sendiri.

"Bwuhaha. Tentu saja tidak tuan, aku hanya ingin tertawa," balas Hobi seadanya.

"BELLA!!!" Dia berteriak untuk yang pertama kali dirumahnya sendiri, nyonya Dinar menghampiri putranya yang baru saja pulang dari kantor, wajah Suga terlihat sangat lelah tangannya menenteng jas yang dia pakai seharian ini.

"Ada apa? kenapa berteriak?" wanita dengan dress berwarna merah melekat ditubuhnya mendekati Suga sembari menyilang kan kedua tangannya didada depannya, tatapan matanya seperti tatapan mata Suga, seperti orang yang menantang berjelahi.

"Tidak aku hanya lelah, dimana gadis itu apa dia sudah menyerah?" Tanya Suga pada ibunya sendiri.

"Hahaha, ada apa denganmu apa kau sudah menerima nona Bella? dia tidak mungkin menyerah dia akan tetap di sampingmu."

"Apa maksud ibu?"

"Aah, tidak. Bukan apa-apa cepat naik bersih-bersih lalu kita makan bersama," ajak nyonya Dinar.

"Aku tidak lapar," jawab Suga yang sudah melangkahkan kakinya menuju tangga.

Terpopuler

Comments

triana 13

triana 13

like lagi

2021-12-20

0

Arsy-Khalid

Arsy-Khalid

10 like mendarat..
ditunggu feedback-nya..

2021-10-15

0

Irda farahdiba

Irda farahdiba

hadir ka

2021-09-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!