Suga berdiri menuju balkon." Letakkan di meja!" perintah sang empu dengan wajah datarnya.
"Baik tuan." jawab Bella dengan senyuman mengembang diwajahnya, tak perduli seperti apa kelakuan Suga.
"Silahkan tuan, kalau begitu saya permisi."
Setelah meletakanya diatas meja, ingin rasa langsung pergi dari kandang singa jantan.
"Mau kemana kau?!" Bella menghentikan langkahnya, menatap pria yang sedang duduk diatas sofa tanpa melihat wajahnya.
"Tetap disini, sampai aku selesai makan!" perintah Suga lagi, kini ia mulai menyeruput kuah mie yang masih panas.
Pria berkulit putih itu, duduk dengan tenang. Makan sambil menonton konten di YouTube, ini adalah posisi ternyaman, lima belas menit berlalu tapi mie di mangkuk belum habis setengahnya.
"Hahaha, kenapa dia bodoh sekali!" pekik Suga, entah apa yang sedang dia tonton.
Hey! apa kau sedang mengerjaiku? Ayolah cepat aku sudah lelah seharian menjadi babu seorang Tuan muda Suga yang terhormat. Mataku berat sekali ingin rasanya segera memeluk guling.
"Kuahnya sudah dingin, kau panasi lagi!" titah tuan muda yang memiliki perut donat itu masih asik menonton konten kucing bertengkar dengan anak itik.
"Baik tuan muda."
Dia menyodorkan mangkuk itu pada Bella, tanpa rasa bersalah." Hahaha! dasar kocheng!"
tawa Suga ketika melihat seekor kucing yang sedang mengerjai anak itik.
Apa kau tidak punya hati tuan, aku ini manusia bukan robot, jika kau mau dilayani dua puluh empat jam , suruh saja robot yang bisa melayanimu.
Dengan langkah gontai Bella kembali ke dapur, menyalakan kompor lalu menaruh panci diatasnya." Ada apa dengannya ini benar-benar gila aku tidak bisa seperti ini terus, dasar pangsit rebus!!"
Hanya lima menit untuk menghangatkan kuah mie yang dibiarkan dingin oleh pemiliknya. Bella mengetuk pintu kamar tuanya, sebagai tanda hormatnya.
"Masuk!" jawab Suga dari dalam tanpa bergerak dari posisinya.
"Ini tuan," dia meletakkannya didepan Suga.
"Hahaha, baiklah kalau begitu kau boleh beristirahat sekarang!" Titah sang empu yang sudah ditunggu sejak tadi.
Bella menghela nafas panjang, dia segera berpamitan sebelum singa jantan itu berubah pikiran." Baik tuan, selamat malam, selamat beristirahat kalau begitu saya permisi," seulas senyuman manis terukir diwajahnya tapi hatinya yang sudah merasa begitu lelah menghadapi tingkah laku Suga.
Dengan langkah gontai dia melangkahkan kakinya, menuju pintu kamar yang berdiri dengan kokoh nya.
"Nona apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini dikamar kak Suga?" Tanya pria maskulin berwajah imut dia adalah Jimin yang akan naik ke lantai atas ke kamar Dylan.
"Saya menemani tuan suga makan sambil menonton konten YouTube, lalu dia menyuruhku untuk memanaskan kuah mie yang sudah dingin," jawab Bella seadanya.
"Jadi kau dari tadi baru keluar dari kamar kak Suga?"
Bella mengangguk mengiyakan pertanyaan Jimin." Wah tidak semua orang bisa bertahan di dalam kamar kak Suga, keberanian mu perlu diberi apresiasi hehehe," suara tawa renyah Jimin yang mampu menghilangkan segala rasa lelahnya dihari ini.
"Apa maksud tuan?" menanti jawaban seorang Jimin yang sedang sibuk menara layar ponselnya.
"Aku tidak tau dengan kak Suga, mama takut jika kak Suga tidak menyukai wanita karena seumur-umur dia belum pernah dikabarkan dekat dengan wanita manapun, apa lagi bisa bertahan disampingnya kecuali sekertaris Hobi. Sepertinya mama memilihmu tidak salah," Ucap Jimin tanpa melihat Bella masih fokus dengan layar ponselnya.
"Aku tambah semakin bingung dengan apa yang dikatakan tuan?"
"Sudahlah tidak perlu dipikirkan," tangan lembut itu mengusap pucuk kepala Bella dengan lembut senyuman manis terlukis di wajah tampannya.
Dia sangat tampan, baik, penyayang dia tidak pernah berkata kasar beruntung sekali wanita yang bisa memiliki pria berhati lembut sepertimu. Batin Bella perasaannya seperti berdiri ditengah-tengah bunga sakura yang sedang bermekaran.
"Beristirahatlah, menghadapi kak Suga tidaklah mudah," pria maskulin berwajah kiyowo itu melangkah menjauh, Bella masih tetap diposisinya menatap punggung Jimin sampai menjauh.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sedangkan ditempat lain, pria tertampan di keluarga Suryajaya Purnama, dialah Dylan yang sedang tengkurep didepan laptopnya. Kali ini dia sedang tidak bekerja melainkan memainkan game pabg untuk mengisi waktu luangnya.
Posisi tengkurep diatas ranjangnya yang empuk, sambil memainkan game itu adalah posisi ternyamannya.
Tanpa permisi Jimin naik ke atas ranjang king size dibalut spray berwarna putih bersih, dia melompat kegirangan pipinya yang memerah.
"Woylah Upil badak, apa yang kau lakukan?" Dylan yang sudah terusik dengan kehadiran mahkluk tampan sedikit gembul.
"Kak Dylan kau tahu?" dia berbaring didepan Dylan menyangga tangannya diatas kepala.
"Tidak! pergi gosok Gigi lalu tidur, jangan menggangguku aku bisa membunuhmu," Ancam pria yang memiliki rahang yang tegas itu.
"Hahaha, benarkah kau mau membunuhku? bayangkan jika kak Thania yang mengganggumu yang sedang bermain game, kau juga akan membunuhnya?" Pemilik pipi Mochi malah meledek pria tertampan dikeluarkannya dan tertampan sedunia no satu.
"Hahaha, tentu," senyuman smirk terukir diwajahnya sempurnanya.
"Dengan cara apa kau melakukan itu?"
"Diatas ranjang king size dibalut spray berwarna abu-abu, aku akan membuatnya berteriak Hahaha," dia tak mampu menahan tawanya melihat ekspresi wajah Jimin yang terlihat polos.
"Apa kau akan menutup wajahnya dengan bantal sampai dia tidak bisa berteriak, kau sungguh menakutkan." beranjak dari tempat tidur meninggalkan Dylan yang masih tertawa.
Malam kian larut semua penghuni rumah mewah keluarga Suryajaya sudah terlelap dalam mimpi terkecuali dengan pria berwajah datar ini. Dia masih sibuk mencari posisi terbaik untuk dia tidur.
*Hah! menjengkelkan sekali bagaimana mungkin Aku tidak bisa tidur! sedangkan sebuah mall saja bisa aku beli! rutuk Suga dia beranjak dari tempat tidurnya.
Mungkin dengan cara dipijat aku bisa rileks bisa tidur nyenyak. Gumam Suga dia berdiri didepan pintu kamar, depan kamarnya sendiri.
Tangan lembut dan kuku yang terawat tidak pernah dibiarkan panjang, perlahan menarik handle pintu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu*.
" Woy bangun!" melemparkan bantal diperut Bella yang sedang bermimpi indah dengan tuan muda Jimin kesayangannya.
"Aku lelah bisakah kau tidak menggangguku. Dasar pangsit rebus apa kau tidak puas mengerjaiku seharian, aku lelah ingin tidur, kenapa kau selalu mengganggu kehidupan aku!" Cerocos Bella dengan mata yang masih terpejam.
"Apa yang kau bilang? pangsit rebus!" Suara datar itu memenuhi kamar dengan disain simpel bercat putih.
"Aaa, tuan maafkan aku, bukan itu yang aku maksud," sahut Bella yang masih setengah sadar.
"Kenapa kau masuk tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?"
Kau tidak bisa menghargai privasi seseorang, aku tahu ini memang rumahmu tapi ini sekarang menjadi kamarku, harusnya kau mengetuk pintunya agar aku tidak berbicara soal kebenarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
triana 13
like
2021-12-20
0
Sweet chicie💞
up
2021-10-29
0
Anonymous
lanjut dan ttp semangat
2021-10-16
0