"Cepat naik lalu bersih-bersih, kita makan bersama," ajak nyonya Dinar.
"Aku tidak lapar."
"Dasar anak nakal, ada yang ingin ibu katakan padamu," Nyonya Dinar menarik kemeja Suga sampai hampir tercekik.
"Aaa, ibu aku lelah ingin istirahat," kata Suga dengan malas.
"Baiklah jangan lupa makan nanti," dia melepaskan tangannya yang menarik kemeja Suga dengan kencang.
"Hobi kau pulanglah dan beristirahat," titah sang tuan.
"Baik tuan, selamat malam, selamat beristirahat kalau begitu saya pamit, nyonya saya pamit," Hobi menoleh kearah nyonya Dinar untuk berpamitan.
"Pulanglah," ucap nyonya Dinar singkat, Suga segera menuju kamarnya rasa lelah karena bekerja seharian, dia melemparkan jas kerjanya kesembarang arah lalu berjalan menuju kamar mandi seraya melepas dasi yang menemani aktivitas dihari ini. Menjatuhkannya begitu saja ke lantai, padahal ada keranjang baju kotor didepannya. Kaos kaki dan sepatu berserakan dilantai.
Pria itu segera masuk kedalam kamar mandi , berdiri dibawah shower air hangat cukup membuat pikirannya rileks. Setelah selesai ritualnya dibawah shower kini ia beralih ke bathtub ingin membenamkan tubuhnya didalam bathub berisi air hangat.
Setengah jam berlalu kini ia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit ditubuh bawahnya, perutnya memang tidak seperti adik-adik yang menjadi idaman wanita.
Kaki putih mulus itu perlahan melangkahkan menuju ruang pakaian, dia menghentikan langkahnya menemukan sosok didalam ruangan itu, Suga berjongkok memandangi gadis yang sedang tidur terlelap dengan mulut terbuka, denguran halus terdengar nafasnya teratur dia tertidur masih memegangi jas milik Suga terlihat lemari yang belum ditutup.
*Gadis bodoh yang selalu tersenyum walaupun tanganmu gemetar marah hehe. Suga menahan tawanya ketika melihat ekspresi wajah Bella saat menahan amarah.
Gadis bodoh apa kau melakukan ini demi uang? mari kita lihat sampai mana kau bisa bertahan, tapi aku tidak akan terlalu kejam denganmu karena kau cukup penurut. Aaa baiklah aku akan menganggapmu kucing peliharaan ku, kau harus patuh dengan perintahkan ku. Batin Suga yang masih memandang wajah Bella.
Dia bergerak lalu membuka matanya perlahan, ia mengendus seperti kucing yang menemukan tulang ayam ditumpukkan kardus.
Heeem, wangi. Dia menikmati keharuman body wash yang menyegarkan karena Suga baru saja keluar dari kamar mandi.
Eeeh tapi wangi siapa bukanlah tidak ada orang disini? Bella membulatkan matanya." Tuan...!" Teriak Bella karena menemukan Suga yang sudah berada dihadapannya*. Hanya menggunakan handuk Bella segera menutup mata dengan kedua tangannya.
"Dari kapan tuan ada disini?" tanya Bella masih menutup mata dengan kedua tangannya.
"Sejak kau tidur ngorok," ucap Suga berbohong.
Haaa! dia melihatnya, batin Bella.
" Selain gadis bodoh! kau juga suka memakan gaji buta, sungguh bagaimana mungkin dirumah ini ada pelayan pemalas sepertimu!" Suga berdiri membuka lemarinya mengambil satu setel baju rumah dan memakai kaos putih didepan Bella.
Aku sudah bekerja dengan baik! bahkan aku melewatkan makan siang dan jam istirahat yang biasanya aku tiktokan sekarang masih di kamar sialan ini, dan kau masih menuduhku makan gaji buta. Tangannya mengepal kuat gemetar menahan amarah Bella bangkit berdiri dibelakang Suga yang sedang sibuk memakai kaos itu.
" Baiklah tuan saya minta maaf, karena tidur di jam kerja. Apa sekarang ada yang tuan perlukan?" senyuman manis ia tunjukan dia pandai mengenakan topeng.
" Buatkan aku mie, tapi harus kau yang membuatnya sendiri!" Titah sang mulai tuan Suga.
"Baik tuan," Bella segera mengangkat kaki dari kandang singa jantan.
"Tunggu! mie dengan kuah kaldu ayam kampung, tidak boleh terlalu asin. Jangan terlalu panas dan jangan terlalu dingin aku akan segera memakannya, lima belas menit kau harus segera kembali dengan membawa mie yang aku pesan!"
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi."
Setelah keluar dari kamar itu Bella segera berlari menuju dapur, tanpa melihat keadaan sekitar.
Apa dia seorang raja? yang bisa merintah seenak giginya, yang benar saja dia hanya memberiku waktu lima belas menit, apa dia pikir ini adalah master chef?
Bruuuk...! Bella jatuh tersungkur dilantai, lututnya membentur lantai cukup keras ditambah lagi bibirnya yang mencium lantai.
"Maaf Nona aku tidak melihatmu.." Ucap seorang pria dengan suara maskulin tapi terdengar sangat lembut, pria itu mengulurkan tangannya membantu Bella berdiri.
Tubuh tegap berdiri di hadapan Bella, rambut hitam legamnya menambah aura yang berbeda di malam ini." Nona apa kau tidak papa?" tanya pria itu karena melihat Bella menatapnya tidak berkedip.
"Aaa, iya tuan aku tidak papa."
"Beristirahatlah wajahmu terlihat sangat lelah," tutur si pemilik pipi Mochi.
"Maaf tuan, tuan Suga memintaku membuatkan mie untuknya," Bella berkata jujur.
"Benarkah, setahuku kak Suga sangat jarang makan mie kecuali bibi Sinta yang membuatnya dan itupun mie yang baru dibikin dari adonan sendiri."
Bella masih setia menatap pria didepannya dengan rasa kagum." Benarkah? tuan berarti aku harus membuat adonan untuk mie itu sendiri?" mencoba meyakinkan berharap Bella hanya salah mendengarnya.
"Iya dan itu sangat repot, kak Suga adalah pencinta mie sejati. Tapi dia tidak mau memakan mie sembarangan harus dibuat langsung oleh chef ternama atau bibi Sinta yang membuatnya."
"Haaa... Benarkah begitu?" rahang Bella seakan ingin jatuh kelantai.
Jimin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Bella melirik jam yang berada dipergelangan tangan Jimin, dia sudah melewatkan lima menit untuk membicarakan sang tuan mulia Suga.
"Maaf tuan, saya harus segera pergi!"
"Baiklah," Jimin melanjutkan langkahnya.
Disebuah dapur yang begitu luas terdapat pantri yang menyimpan semua bahan makanan dari buah-buahan, sayuran, daging, seafood dan rempah-rempah yang lengkap.
Bella mengambil satu bungkus tepung terigu ingin membuat mie, tapi matanya beralih ke lemari pendingin untuk mengambil daging.
Kalau membuat mie dengan adonan itu sangat lama, sedangkan tuan Suga yang kampret itu hanya memberikan waktu lima belas menit huh, apa yang harus aku lakukan? tanya Bella pada dirinya sendiri.
Tanpa pikir panjang Bella langsung mengambil mie yang sudah jadi, untung dia sudah menyiapkan air panas didalam panci.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Di kamar tuan Suga, pria itu sedang duduk bersandar di kepala ranjang, meluruskan kakinya seraya bermain dengan benda pipih yang disebut ponsel.
Kemana dia kenapa lama sekali? gumam Suga lalu melihat sebentar lagi waktunya habis dan Bella harus kembali membawa semangkok mie pesanannya.
"Satu... Dua...Ti..." Belum selesai Suga berhitung terdengar suara ketukan pintu kamarnya.
"Tuan..." tak lama Bella sudah muncul dengan wajah semperingah dengan satu mangkok berisi mie pesanan Suga.
Suga berdiri menuju balkon kamarnya."Letakkan di meja!" perintahnya seraya menunjuk meja disudut balkon dengan pemandangan lampu-lampu ditaman.
***Author POV:
Hai... Makasih kak" yang cantik udah dukung cerita ini, dari penulis Amatir.
Yang di setiap chapter selalu garing.💜💜💜
Salam hangat dari Nona bucin🤗🤗***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
triana 13
lanjut
2021-12-20
0
Miracle Tree
Semangat 🖤
2021-10-15
0
Titik pujiningdyah
duh imutnyaaa
2021-09-22
0