"Apa yang kau katakan tadi!"
Deg, Bella membalikkan badannya matanya membulat sempurna." Aaaa, iya ada nyamuk tuan, nyamuk yang jelek. Iya...," Bella tersenyum dengan bodohnya karena ketangkap basah.
"Berhenti tersenyum seperti orang idiot!"
Hatinya meronta-ronta memaki pria berkulit putih itu, tapi bibirnya masih menyunggingkan senyum bodohnya.
Braak! Jantung Bella seakan jatuh ketika mendengar bantingan pintu, didepannya. Bella berjalan menuju kamarnya ia menghentak- hentakan kakinya.
Aaah, Bella kenapa kau malah kekamar. Tugasmu saja belum selesai, cepat berbalik selesaikan dulu tugasmu, pikir Bella dengan otak kecilnya.
Tapi aku tidak mau berurusan dengan pria itu, dia sangat kasar. Aku tidak mau melihat tatapan matanya yang membunuh tanpa menyentuh, karma apa yang aku tanam dulu, sampai bisa bekerja dengan manusia seperti tuan pangsit rebus. Dengan seluruh nafas ini aku membencimu tuan pangsit rebus! beruang kutub Utara yang jelek. Makinya.
Kenapa otak dan hati tidak bisa bersatu? Dia sungguh membuatku tertekan.
Setelah mengumpulkan seluruh keberaniannya Bella lalu mengetuk pintu kamar tuanya dengan pelan." Tuan... Apa kau didalam? saya akan menyiapkan air hangat untuk tuan mandi." kata Bella dari balik pintu, dengan suara yang dibuat seramah-ramahnya.
Satu kali ketukan tidak ada jawaban." Ayo Bella jangan menyerah, ketuk sekali lagi," Bella bermonolog menyemangati diri sendiri.
"Tuan... Bolehkah saya masuk? tuan... Apa ada yang kau butuhkan?"
Kesabarannya sudah habis, huh menghadapi Suga tidaklah mudah itu memang benar, sedari kecil hanya bibi Sinta yang bisa merawat Suga mencairkan hatinya yang sedingin es.
Ingin mengetuk pintu satu kali lagi jika tidak ada jawaban maka Bella akan menyerah dan kembali kekamarnya." Tuan..." tangannya masih menggantung di udara.
"Ada apa Nona?" Tanya pria yang memiliki pipi seperti Mochi, dia adalah Jimin.
"Apa kak Suga tidak menjawab panggilanmu?" tanya Jimin dengan penuh empati.
"Iya tuan, apa dia sudah tidur?" kata Bella sedikit frustasi.
" Mungkin iya, kak Suga tipe orang yang baru kena bantal atau kasur sudah terbang ke alam mimpi." Jelasnya pria yang mengenakan piyama berwarna biru tiba-tiba menghampiri Bella bukankah kamarnya ada di lantai tiga.
"Ohh, iya tuan," balas Bella seadanya.
"Kalau begitu , beristirahatlah nona kak Suga pasti sudah tertidur!" titah Jimin sebelum masuk ke dalam kamar Suga.
"Baiklah tuan, selamat malam, selamat beristirahat dan semoga mimpi indah." Bella tersenyum manis matanya menatap mata Jimin dengan tulus.
"Iya tidurlah," tutur Jimin lembut dia melangkah maju mendekati Bella ia pun berjalan mundur menjaga jarak dengan Jimin sampai akhirnya Bella tersudut dibelakang pintu, Jimin mencondongkan tubuhnya mendekatkan wajahnya begitu dekat dengan Bella.
Apa yang ingin dia lakukan? Dasar Bella jangan berpikir terlalu kotor.
"Permisi Nona." Jimin menarik handle pintu yang berada tepat di belakang. Blushing Pipinya merah merona karena malu.
Huh, dasar Bella pantas jimin mendekatimu karena pintunya berada dibelakanngku, Bella- Bella mikir apa kau. gumamnya dalam hati.
Bella segera melangkahkan kakinya menuju kamar yang hanya beberapa langkah dari kamar Suga, setelah hari yang melelahkan akhirnya dia bisa meluapkan segala kerinduannya dengan kasur seolah dia memanggilnya untuk segera tidur.
Matanya sangat berat untuk melihat rasa kantuk yang tak bisa ditahan lagi, baru berbaring lima menit tanpa bergerak Bella sudah tertidur pulas.
Drrrrt, ponselnya bergetar tepat diperut Bella, entah bagaimana bisa ponsel yang tadinya diatas bantal bisa sampai diperutnya." Aish.. Apa ini?" dengan mata terpejam ia meraih ponselnya melihat panggilan ada panggilan masuk.
"Siapa yang berani menelfonku malam-malam begini, tidak tau sopan santun, apa kau tidak tau aku lelah bisakah jangan mengganggu tidurku." dengan suara sayu khas orang bangun tidur, lalu ngomel-ngomel nggak jelas.
*Halo...Ada apa? tanya Bella dari sambungan telfonnya.
Bella, mama butuh uang kau bisa meng-transfer uang. Banyak hal yang harus mama beli dan jangan lupa kau punya tanggungan hutang untuk operasi papamu.
Apa? jadi kau menelfonku jam 03:00 WIB hanya mau minta uang, apa kau tahu aku baru saja menjatuhkan tubuhku diatas kasur. Balas Bella kesal.
Clara sudah menunggak dua bulan uang sekolahnya, dan kau juga tidak transfer bulan ini ke rekeningnya, asal kau tau Clara malu dengan teman-teman gara-gara waktu mentraktir mereka tapi malah saldo di rekeningnya kosong, jangan lupa kau tidak boleh boros papamu masih membutuhkan banyak uang untuk pengobatan.
Iya besok aku transfer, Jawab Bella tidak mau bertengkar dengan kuntilanak pada dini hari, terlalu sayang. Tuuut... Bella memutuskan panggilannya sepihak lalu melemparkan ponselnya ke sembarang arah.
Dasar anak nakal, tidak tau terima kasih, harusnya kau membayarku mahal karena telah mengurus papanya yang penyakitan itu. hanya merepotkan orang saja!
Keesokan harinya Bella bertugas untuk menyiapkan segala keperluan Suga, dari pakaian yang akan dia kenakan ke kantor, sarapan, air hangat untuk dia mandi.
Bella sudah berdiri didepan pintu kamar Suga, hatinya ragu apa yang harus dia lakukan, tetap masuk atau tetap disini berdiam diri seperti orang bodoh.
"Ada apa Bella, kenapa kau tidak masuk?" kata nyonya Dinar tiba-tiba ada dibelakang Bella.
"Nyonya selamat pagi," Bella menyapa ramah.
"Iya selamat pagi, masuklah ke dalam apa yang kau takutkan? dia tidak akan memakanmu. kalau dia marah bilang aku yang memerintah mu."
"Baik Nyonya," jawab Bella.
"Sekeras apapun batu jika terkikis air pasti akan berlubang, seganas apapun harimau pasti akan jinak dengan seseorang yang mengurusnya. Bella jangan menyerah!" Kata wanita itu sebelum ia pergi meninggalkan Bella.
"Nona apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jimin yang baru keluar dari kamar kakaknya Suga, semalam dia tidur bersama Suga karena diusir dari kamar Dylan.
"Aku akan menyiapkan keperluan tuan muda,"
"Masuklah kenapa kau masih disini?" tutur Jimin dengan entengnya.
"Ta- tapi tuan aku..." menggantungkan kalimatnya.
"Kenapa kau takut? masuklah lakukan tugasmu, kak Suga masih tidur lagi pula kakakku tidak memakan manusia kenapa kau harus takut,"
"Baiklah tuan kalau begitu saya permisi," tangannya gemetar ketika menarik handle pintu kemana keberaniannya selama ini, kenapa mentalnya melempem seperti kerupuk berendem di air.
Menarik nafas buang menarik nafas buang. Bella berjalan santai menuju ruang pakaian memilihkan setelan jas yang akan dipakai Suga hari ini."Uwah... Pantas ada aura gelap ternyata semua bajunya banyak yang berwarna hitam, putih dan abu-abu cuma seberapa, kalau dia suamiku akan aku ganti baju-baju berwarna pink." Gumam Bella.
Setelah masalah pakaian sudah selesai, tinggal air hangat dan membangunkan Suga.
"Tuan... Tuan...Tuan muda bangunlah."
***Author POV:
Hai... Makasih banyak buat yang udah dukung cerita ini karya dari penulis Amatir 😀😀
Buat pembaca gaib tolonglah tinggalin jejak like & komennya ya cantik, baik, calon isteri Solehah hehehe...😂😂 AMIIN 🥰💜
SALAM HANGAT DARI NONA BUCIN 💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
SARANGHAEE 💜💜***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
triana 13
like
2021-12-20
0
auliasiamatir
tuan pangsit rebus udah berganti jadi beruang kutub.
2021-12-10
0
April
Aku udah mampir, like, comen and vote, semangat yeah...
2021-11-29
0