Jimin vs Suga

"Aku lelah tidak bisa tidur," kata Suga yang masih berdiri didekat Bella.

Lalu apa hubungannya denganku? Apa aku harus nepuk- nepuk pantatmu seperti bayi agar kau bisa tertidur? hah sangat menjengkelkan.

"Datang ke kamarku, sepertinya kakiku butuh pijatan malam ini."

Pria berkulit putih pucat itu segera meninggalkan kamar Bella, tak perduli apakah Bella mendengar ucapannya, karena dia masih setengah sadar.

Apa dia bilang? memijat kakinya malam-malam begini, astaga tuan muda berhentilah kau menyiksaku! Gerutu Bella tapi dia tetap menjalankan perintah tuan mudanya.

"Sebentar..." Bella menggantungkan kalimatnya tangannya sudah menyentuh handel pintu" mijitat dia malam-malam aku jadi ingat kakek Sugiono. Astaga Bella apa yang kau pikirkan, mana mungkin tuan muda tidak mungkin tertarik padamu, lihatlah tidak ada yang bisa di banggakan dari tubuhmu jadi kau tidak perlu khawatir. Bella apa lagi yang kau tunggu jangan menunda-nunda pekerjaan."

Setelah mengumpulkan niat dari Sabang sampai Merauke, akhirnya dia memberanikan diri masuk kedalam kamar, dia berdiri sejenak di ambang pintu, melihat Suga sudah berada diatas tempat tidur.

"Hay! apa yang kau lakukan?" dengan ketus dia berkata.

"Maaf tuan," Bella segera mendekat kearah Suga yang sudah tidur tengkurap.

Piyama kotak-kotak perpaduan hitam dan putih, dengan lengan panjang dan celana panjang yang sudah sengaja dilipat oleh Suga sampai lutut menampakkan lututnya yang begitu mulus.

Apa-apaan ini, bahkan lututnya lebih mulus dari pada wanita, Batin Bella.

"Lebih keras, kau ini tidak bertenaga. Apa kau belum makan?"

"Baiklah tuan, apa seperti ini?" sengaja menekan betis Suga dengan sangat keras.

"Aaakh!! Hentikan itu terlalu keras, apa kau mau mematahkan tulangku?."

"Maaf tuan, saya tidak mempunyai keberanian untuk itu."

"Jangan terlalu keras."

"Baik tuan."

Dasar pangsit rebus, kau pikir aku ini tukang pijat, kenapa kau tidak mengundang tukang pijat profesional saja kau sungguh merepotkan.

"Aaagh, Iya benar kau tetap disitu jangan kemana-mana," kata Suga yang sudah mulai nyaman dengan pijatan dikakinya.

Hey, ******* mu itu sangat menggelikan dasar pangsit rebus.

"Kak, apa kau mendengar sesuatu dari kamar kak Suga?" tanya Jimin yang mendengar ******* Suga dari luar kamar.

"Aah, tidak mungkin. Kak Suga tidak pernah membawa wanita ke rumah apa lagi kekamarnya," Bantah Dylan dia tau betul kelakuan kakaknya.

"Pintunya tidak ditutup, tidak seperti biasanya," ucap Jimin pria polos itu mendekati pintu kamar Suga yang sedikit terbuka.

"Aaaghk, Kau jangan kemana-mana tetaplah disitu."

Hentikan suaramu itu sangat menggelikan, dasar mesum.

"Baik tuan, saya tidak akan kemana-mana," balas Bella walaupun dia sudah sangat lelah.

"Apa ada Nona Bella juga di dalam apa yang sedang mereka lakukan, dasar penjilat dia bilang Nona Bella bukan tipe wanita idamannya, tapi apa dia berbuat curang. Harusnya kita bersaing secara sehat!" Cerocos Jimin tak terima, tangannya sudah menyentuh handle pintu.

"Apa yang kau lakukan? apa kau ingin melihat semuanya yang ada didalam??" tanya Dylan langsung menghentikan niat Jimin yang ingin membuka pintu kamar kakak tertuanya.

"Aku akan memberi tahu mama," ujar Dylan seraya meninggalkan Jimin yang masih mematung didepan pintu.

Setelah dipijat selama setengah jam lamanya akhirnya, tuan paduka raja Suga bisa tidur juga. Bella segera keluar dari kamar neraka itu.

"Haa! sedang apa tuan disini?" Bella terkejut melihat Jimin yang berada tepat didepan pintu.

"Aaaa, tidak. Aku tadinya ingin kekamar kak Dylan apa yang kau lakukan dikamar kak Suga Dini hari begini Nona? kenapa wajahmu sangat lelah dan pakaianmu berantakan seperti itu, apa dia telah berbuat sesuatu padamu?"

Ya Tuhan kenapa dia begitu menggemaskan, apa dia cemburu padaku, aah aku rasa tidak mungkin. Mana mungkin dia tertarik denganku hahaha sadarlah Bella.

"Aaa, iya tuan Suga habis mengerjaiku habis-habisan, Hoam..." Bella tak mampu menahan rasa kantuknya.

Kak Suga!! Tunggu aku akan membalasmu.

"Ohh, baiklah. Kau pasti sangat lelah hari ini, beristirahatlah," tutur Jimin dengan begitu halus.

"Baik tuan Jimin terima kasih, kalau begitu saya mau ke kamar dulu."

Jimin tersenyum manis seraya mengangguk.

_______________________________________________

Semua pelayan sudah mulai bekerja dipagi ini, bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Pria berwajah imut tapi manley berjalan menuju kamar sang mama.

"Mama..." panggil Jimin dari luar dengan suara yang begitu halus seraya mengetuk pintu dengan pelan.

"Iya Mochi. Masuklah pintunya tidak mama kunci," sahut nyonya Dinar dari dalam kamar, yang sudah duduk di meja riasnya.

Jimin melangkahkan kakinya mendekati sang mama, lalu dengan manjanya meletakkan kepalanya dibahu sang mama.

"Ada apa? tidak biasanya kau bangun sepagi ini?"

"Emm..."

"Kau belum mandi?"

"Belum, aku akan berenang sebentar sebelum mandi."

"Mama... Hal apa yang bisa membuat wanita bahagia?" tanya Jimin seraya menatap manik mata sang mama.

Dinar meletakkan eyeliner dimeja, lalu menatap putra bungsunya "Ada banyak hal, semua wanita berbeda ada yang suka diberi hadiah mahal."

"Benarkah tapi dia tidak seperti itu, dia wanita yang sederhana."

"Maka beri dia perhatian," jawab Dinar.

"Apa mama yakin akan merestui kami?"

" Mama tidak pernah menilai orang dengan status sosial mereka atau dari derajat. Jimin mama hanya mau wanita yang mendampingi kamu nantinya bukan wanita yang menilai dari harta ataupun rupa," matanya sudah berkaca-kaca dia sangat menyayangi ke tiga putranya.

Jimin memeluk mamanya dengan hangat seraya mengusap punggung mamanya lembut.

"Lain kali bawa wanita itu kerumah mama ingin mengenalnya dan mama minta tolong jangan langkahi kakakmu Suga."

"Iya mama tidak perlu khawatir."

________________________________________________

Sedangkan ditempat lain pria tampan seantero dunia, sudah siap dengan setelan jas kerjanya. Dia tampak manley seorang pelayan membantunya memakaikan dasi.

"Sudah selesai tuan," tutur seorang pelayan yang membantu Dylan memakai dasi.

"Terima kasih, tolong bawakan tas kerjaku," pinta Dylan.

"Baik tuan."

Dylan menuruni anak tangga, berjalan dengan gagahnya menuju ruang makan yang luas dengan meja panjang membentang. Disana sudah ada Suga dan nyonya Dinar.

"Morning ma," sapa Dylan lalu mengecup sekilas pipi mamanya.

"Morning baby," balas nyonya Dinar.

"Yaa. Kau sudah dewasa jangan bertingkah seperti anak kecil, menggelikan sekali."

Pria putih pucat yang duduk didepan nyonya Dinar protes, dia adalah tuan besar dirumah ini. Suga Surya jaya purnama.

"Pagi mamaku yang paling cantik, baik, penyayang dan seksi," ucap seorang pria yang baru bergabung dengan mereka, langsung menjadi pusat perhatian.

"Kenapa banyak sekali orang lebay disini."

Suga meletakkan garpu diatas piring, lalu berdiri dari duduknya.

"Bella. Bawakan tas kerjaku ke mobil!" perintah Suga tanpa ada penolakan.

"Baik tuan," jawab Bella dengan suara yang begitu ramah.

Terpopuler

Comments

Risfa

Risfa

hadir lagi ka

2021-12-23

0

triana 13

triana 13

lanjut

2021-12-20

0

lina

lina

next

2021-12-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!