Nyonya Dinar

Tak lama mereka sudah sampai diruangan Nyonya Dinar. Bibi Sinta mengetuk pintu terlebih dahulu lalu masuk kedalam, Bella berjalan mengekor dibelakangnya.

Dialah nyonya Dinar wanita yang sedang duduk disofa mengenakan dress selutut berwarna merah, dan rambut panjang bergelombang, wanita itu tersenyum melihat kedatangan Bella dan juga bibi Sinta.

"Permisi nyonya ini peserta terakhir yang melamar kerja sebagai asisten pribadi tuan muda." Bibi Sinta menjelaskan Nyonya Dinar mengangguk.

"Terima kasih bibi, saya mau mengajukan pertanyaan pada Bella,"

"Baiklah Nyonya kalau begitu saya permisi," mereka saling melempar senyum ramah satu sama lain. Bibi Sinta melangkahkan meninggalkan mereka berdua, bukanya tidak mau tahu apa yang sedang mereka bicarakan, tapi karena Nyonya yang menyuruh keluar dengan halus.

"Duduklah ada yang ingin aku tanyakan padamu!" pinta nyonya Dinar dengan senyuman ramahnya.

Cantik sekali, benar kata orang- orang umur hanyalah angka bagi mereka yang mempunyai banyak uang. Lihatlah kulitnya yang putih bersih tanpa ada noda sedikitpun karena perawatan kecantikan yang tidak murah. Gumam Bella dalam hati.

"Nona, silahkan duduk!" Wanita itu mengulangi perkataannya, berhasil membangunkan Bella dari lamunannya.

"I-iya nyonya," jawab Bella terbata lalu segera mendaratkan bokongnya diatas sofa yang empuk, mereka berdua duduk berhadapan.

Keringat mulai membasahi kening Bella padahal ruangan ini cukup dingin, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya disaat Nyonya Dinar memandangi Bella dari atas sampai bawah, lalu membuka dokumen yang sudah berada diatas meja.

"Bella apa kau bisa bekerja dibawah tekanan?"

"Bisa nyonya, saya bisa bekerja apa saja," jawab Bella dengan percaya diri.

"Baiklah, apa kau menstruasi rutin setiap bulan?"

Bola mata Bella seakan ingin keluar dari tempatnya, ketika mendengar pertanyaan konyol itu.

"Aaaa, bukan seperti yang kau pikirkan. Aku hanya ingin tahu apa kau sehat jasmani dan rohani itu saja karena kau akan bekerja dirumah ini dan selalu berdampingan dengan anak sulungku. Dia yang begitu spesial dan unik."

"Iya nyonya saya mengerti, nyonya tidak perlu khawatir saya sehat jasmani dan rohani."

"Baiklah aku percaya padamu," jawabnya masih membaca surat lamaran kerja Bella."Baiklah kau bisa bekerja disini, mulai hari ini. Aku akan mengajarkanmu tentang banyak hal, sekarang istirahatlah dulu nanti sore kau akan belajar memasak dengan bibi Sinta, dia yang tau segalanya tentang putraku bahkan lebih tau dari pada aku."

" Putra sulungku akan pulang besok dari Amerika, jadi persiapkan dirimu dengan baik, nanti sore jangan lupa belajar memasak untuk makan malam kedua putraku selalu makan dirumah!" Titah sang nyonya.

"Baik nyonya." Jawab Bella dengan sopan seraya tersenyum ramah.

"Baiklah kau beristirahat saja dulu, bibi Sinta akan mengantarmu ke kamar."

"Baik nyonya," Bella membungkukkan badannya dengan sopan." Saya akan bekerja dengan baik," kata Bella dengan penuh semangat.

Didepan ruangan sudah ada bibi Sinta yang menunggu diluar." Baiklah Nona mari saya antar ke kemar," ia berjalan lebih dulu untuk memberi jalan, entah apa yang terjadi jika pertama kali masuk rumah ini tanpa penghuni rumah bisa-bisa tersesat tidak tau dimana pintu keluar. Bella terus saja mengikuti langkah bibi Sinta sampai mereka berhenti didepan pintu kamar yang besar.

"Ini kamar tuan muda Suga dan kamarmu ada disebelah kanan," menunjuk sebuah pintu berhadapan dengan pintu kamar tuan mudanya.

Jadi kamarku berhadapan dengan manusia pangsit rebus itu, bagaimana mungkin aku hanya seorang asisten pribadinya kenapa Nyonya memperlakukan aku begitu baik.

"Di lantai atas ada satu kamar yang berpenghuni, kamar tuan Jimin dan tuan Dylan mereka tinggal satu kamar. Karena tuan Jimin tidak bisa tidur sendirian," ia dan juga bibi Sinta telah berdiri didepan pintu kamar yang akan Bella tempati.

Kenapa tuan muda Jimin tidak berani tidur sendiri, apa dia takut hantu? aku rasa tidak. Ohh mungkin dia tidak bisa kesepian harus selalu ada orang yang menemaninya, wah beruntung sekali wanita yang mendapatkan cinta Tuan jimin wajahnya yang imut dan aku yakin dia pria baik-baik.

"Nona ini kamarmu, sengaja nyonya menyiapkan kamar berhadapan dengan kamar tuan muda agar lebih mudah jika tuan muda membutuhkan bantuan. Kamar ini hak sepenuhnya untuk kau tinggali, kamar mandi, dan lemari pakaian sudah tersedia disana ada perlengkapan makeup juga disana. Pakailah itu semua,"

"Terima kasih bibi ," Bella tiba-tiba memeluknya tanpa aba-aba. Bibi Sinta tak bergerak sama sekali dia tidak pernah merasakan pelukan dari orang lain apalagi pelukan anaknya yang tak pernah ia dapatkan, tak terasa buliran bening air mata jatuh begitu saja tanpa izin sang pemilik.

"Iya nona, sama-sama. Kau mengingatkan aku pada putraku aku sangat merindukannya. Baiklah kalau begitu saya permisi beristirahat dengan baik persiapkan tenagamu, nanti kita akan memasak untuk makan malam."

"Iya bibi Sinta, aku akan beristirahat."

"Baiklah sampai ketemu nanti sore."

Bella membalas dengan senyuman bibi Sinta melangkahkan kakinya meninggalkan kamar ini.

Belum puas mengagumi kamar yang indah dengan ranjang king size dibalut spray berwarna merah, terdapat peralatan makeup lengkap dan juga lemari pakaian yang berisi baju, sepatu dan juga tas-tas mahal.

Waktu berjalan sangat cepat, kini dia baru saja selesai membersihkan dirinya akan segera memakai baju dan memoles sedikit wajahnya dengan makeup.

Tok..Tok.. Tok ketukan pintu dikamar Bella ia segera membuka pintu untuk melihat siapa yang datang." Nona apa kau sedang tidur, mari kita mulai memasak kami sudah menunggumu di bawah," kata bibi Sinta dari balik pintu.

"Iya bibi, maaf aku baru saja selesai mandi,"

"Aaaaa, tak apa." Bibi Sinta berjalan lebih dulu akhirnya mereka sampai di dapur yang luas seperti kamar. Ada banyak pelayan berjajar berdiri dibelakang seorang pria yang sedang sibuk berkutat dengan bahan masakannya.

"Dia tuan Wesley adik kandung nyonya Dinar dia juga seorang chef hebat. Dia juga memiliki restoran di London, Amerika, Korea, Jepang dan Cina. Tapi sayang di umurnya yang sudah tiga puluh tahun belum memiliki istri, mungkin karena dia terlalu sempurna.

"Hai... bibi bagaimana kabarmu? sudah lama sekali kita tidak bertemu." tanya seorang pria yang berzodiak Sagitarius.

"Bibi sehat, walaupun sudah tidak muda lagi. Kapan kau kembali ke Indonesia?"

"Kemarin malam dan sekarang aku akan memasakkan makan malam buat keponakanku Jimin dan juga Dylan," Wesley memandangi Bella dari atas sampai bawah." Hey... Siapa kau? apa kau pacarnya Jimin?" tanya Wesley kepo.

"A-aku asisten pribadi tuan muda Suga, aku baru diterima kerja hari ini."

"Ohh, asisten si pangsit rebus aku pikir kau pacar Jimin hahaha."

Terpopuler

Comments

triana 13

triana 13

lanjut

2021-12-15

0

lina

lina

lanjut favorit

2021-12-07

0

April

April

Wah... Wah.. Keren visualnya

2021-11-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!