Ch. 15 Aku mencintaimu

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan. Cahaya matahari masuk melalui jendela menerangi wajah Wawan. Membuatnya terjaga dari tidurnya.

Dengan enggan Wawan bangkit dari tidurnya. Masih dengan mata terpejam tubuhnya menggeliat ke kanan dan ke kiri. Dia rentangkan tangannya keatas dan ke depan.

Saat membuka setengah matanya, Wawan merasakan sakit di bagian tengkuknya akibat dipukul semalam.

" Apa yang terjadi semalam....? " Wawan berusaha mengingat-ingat sambil tangannya mengusap tengkuknya yang sakit.

Pintu kamar dibuka dari luar.

" Klik... " Muncul wajah putih nan cantik menghampirinya. Rambut panjangnya diikat keatas membentuk ekor kuda yang selalu bergoyang-goyang seirama dengan gerak langkahnya.

Ditangannya membawa sebuah nampan berisi nasi berikut lauk dan teh hangat.

" Sudah bangun Ay... " tanya seseorang dengan lembut. Wajahnya tidak kelihatan akibat mata Wawan silau akan tetapi dia tahu siapa yang datang dari suaranya.

Ingatan nya segera kembali ke kejadian malam tadi. Wawan marah karena dia terlambat menyelamatkan sahabatnya. Andai dia tidak mengindahkan pegangan Rini pasti sahabatnya masih hidup.

" Kok bengong...." Kata Rini sambil meletakkan nampan tersebut diatas nakas.

" Hati-hati lho nanti bisa kesambet. " tambahnya.

Wawan masih tidak peduli dengan ucapan Rini

" Ay, Kamu marah ya... " Kata Rini lirih sambil menundukkan kepala.

" Kenapa kamu diam Ay....? "

" Ya sudah kalo begitu... Aku tinggal dulu ya. " Rini beranjak pergi

Sebelum Rini menutup pintu dia sempat mengatakan.

" Ay, kamu boleh marah sama aku tapi aku punya alasan sendiri. "

" Apa alasanmu.... " kata Wawan ketus

" Aku tidak ingin kehilangan kamu Ay. " Rini membalikkan badan

" Beberapa kali aku mimpi kejadian yang sama persis seperti semalam. Kamu duduk di sebelahku melihat adegan Wawan dan Dwi. "

" Entah kenapa kamu berdiri dan berlari ke arah Anton. Kamu mendorongnya hingga jatuh dan kamu tersambar petir. " kata Rini sambil meneteskan air mata.

" Aku terus berfikir bagaimana caranya mencegah andai hal itu terjadi. "

" *Ay.....tadinya aku beranggapan semua adalah mimpi belaka. Sampai pada titik dimana Anton dan Dwi membacakan puisi disitu aku tersadar bahwa semuanya sesuai dengan gambaran yang aku lihat dalam mimpi. "

" Satu-satunya cara untuk mencegah mu pergi adalah aku menciummu. " Wajah Rini bersemu merah saat mengucapkan kalimat terakhir*.

" Maafkan aku Ay.... Semua ku lakukan karena .... karena aku terlalu mencintaimu. " Rini menangis sambil menutup mukanya

" Sudah..... Sudah.... Semuanya sudah terjadi. "

Wawan menepuk-nepuk pundak Rini seketika Rini masuk ke dalam pelukan Wawan. Air mata nya membasahi bahu Wawan.

" Setan benar..... Pagi-pagi sudah berpelukan. "

Sebuah suara mengagetkan mereka berdua. Dari balik pintu muncul Dwi di ikuti Yanti, Kartika dan Rina.

" Kalo begini caranya sebentar lagi akan ada Wawan junior. " Kata Dwi

" Ngga mungkin.... Soalnya belum disunat dia.... " kata Dwi membuat mereka semua tertawa.

" Emang apa hubungannya antara sunat, Wawan junior dan berpelukan. " Kata Wawan

" Kamu masih anak-anak belum paham akan hal itu. " kata Kartika sok tahu

" Apa kamu paham.... " Kata Dwi

" Paham lah.... " jawab Kartika

" Kamu khan jomblo diantara kita. " jawab Dwi

Tertawa mereka makin keras sampai perut terasa kram

" Mentang-mentang baru jadian terus sombong gitu. " Kartika besungut-sungut.

Setelah suasana kembali tenang Wawan menanyakan khabar Anton

" Santai Wan, Anton termasuk nya manusia sakti. Kayaknya disambar sepuluh kali juga dia sanggup. "

" Kepalamu peyang. " Anton menampakkan batang hidungnya ke dalam

" Alhamdulillah Ya Allah. " Wawan bersyukur saat melihat sahabat nya masih baik-baik saja.

Kemudian Dwi menceritakan secara detail kejadian semalam saat Anton tersambar petir.

" Keadaan sangat kacau malam itu. Aula sangat gelap karena mati lampu, Wawan menggila dan memukul Pak Yono guru olah raga belum lagi Anton yang terbaring akibat sambaran petir."

" Entah siapa yang berinisiatif menenangkan dirimu terlebih dahulu sebelum menyelamatkan Anton. "

" Bersama-sama Anton dibawa masuk ke dalam dan dibaringkan di tempat tidur. Setelah di cek denyut nadi Anton masih ada dan hanya pingsan. " kata Dwi

" Akan tetapi seperti yang kamu lihat Wan...Anton kulitnya jadi gosong. "

" Bukan gosong dodol... Kulitku kebakar gara-gara waktu mancing kemarin kamu ngga sengaja menjatuhkan jerigen bensin di laut. "

" Tambah lagi ngga bawa baju lengan panjang "

" *Apes banget hari itu. "

Untung saja hari itu kita ada janjian untuk beli gelang* ya. " sela Wawan

" Betul Wan. "

" Untung Wawan minta tolong ke para nelayan di pantai untuk menemukan kita. Akhirnya kita bisa pulang. Nasibnya kulitku jadi gosong. "

Kamu memang sahabat terbaikku. " kata Anton mendekat dan merebut Wawan dari samping Rini dan memeluknya.

" Rasanya seperti memeluk Rina.... "

" Wanginya sama... "

" Dasar..... ternyata kalian berdua sama-sama mesum. " kata Rina jengkel

" Ha - ha - ha - ha.... "

*****

Ya Allah ijinkan persahabatan kami tetap langgeng sampai kami tua. Do'a yang dipanjatkan Wawan kepada Sang Penciptanya

Terpopuler

Comments

ayam receh

ayam receh

yuhuu

2021-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 Pertemuan
2 Ch. 2 Buluh Perindu
3 Ch. 3 Tragedi jembatan Bambu
4 Ch. 4 Bertemu Kakek
5 Ch. 5 Mediatoran
6 Ch. 6 Pingsan
7 Cy. 7 Obat Nyamuk
8 Ch. 8 Kecelakaan
9 CH 9 Nasehat
10 Ch. 10 Terima Tantangan
11 Ch. 11 Pemimpin baru
12 Ch. 12 Jadian
13 Ch. 13 Pasukan baru
14 Ch. 14 Takdir
15 Ch. 15 Aku mencintaimu
16 Ch. 16 Bertemu Kembali
17 Ch. 17 Pengisian
18 Ch. 18 Penyergapan
19 Ch. 19 Hibernasi
20 Ch. 20 Minta Tolong
21 Ch. 21 Kilas Balik
22 Ch. 22 Kerinduan
23 Ch.23 Cerita Nenek
24 Ch. 24 Pelindung Keluarga
25 Ch. 25 Mencari Bukti 1
26 Ch. 26 Mencari Bukti 2
27 Ch. 27 Mencari Bukti 3
28 Ch. 28 Beraksi
29 Ch. 29 Penyerangan
30 Ch. 30 Tegar
31 Ch. 31 Ditembak cewek
32 Ch. 32 Pemegang Saham Baru
33 Ch. 33 Bertemu Penjaga Cincin
34 Ch. 34 Sabotase
35 Ch. 35 Lidya
36 Ch. 36 Sebuah Rindu
37 Ch. 37 Gunung Berapi
38 Ch. 38 Pengakuan Wawan
39 Ch. 39 Undangan Mamah
40 Ch. 40 Seperti Induk Ayam
41 Ch. 41 Kurang Waspada
42 Ch. 42 Minta Ijin
43 Ch. 43 Di madu
44 Ch. 44 Kedatangan Pemiliknya
45 Ch. 45 Koleksi Hati
46 Ch. 46 Pengkhianatan
47 Ch 47. Pusaka Negara
48 Ch. 48 Penjaga Pusaka
49 Ch. 49 Penunggu Rumah
50 Ch. 50 Balas dendam
51 Ch. 51 Paramitha
52 Ch. 52 Mustika pedang
53 Ch. 53 Kesempatan Kedua
54 Ch. 54 Anjani dan Hapsari
55 Ch. 55 Cerita Anjani
56 Ch. 56 Keterlaluan
57 Ch. 57 Perburuan Mustika 1
58 Ch. 58 Perburuan Mustika 2
59 Ch. 59 Perburuan Mustika 3
60 Ch. 60 Pembantaian
61 Ch. 61 Jati Diri Sengkulu
62 Ch. 62 Hutang Penjelasan
63 Ch. 63 Tanpa Jejak
64 Ch. 64 Bertemu Dimitri
65 Ch. 65 Ruqyah
66 Ch. 66 Mualaf
67 Ch. 67 Penyelamatan 1
68 Ch. 68 Penyelamatan 2
69 Ch. 69 Penyelamatan 3
70 Ch. 70 Perubahan Bianca
71 Ch. 71 Siuman
72 Ch. 72 Klasifikasi Aura
73 Ch. 73 Flamingo 1
74 Ch. 74 Flamingo 2
75 Ch. 75 Flamingo 3
76 Ch. 76 Flamingo 4
77 Ch. 77 Bergerak
78 Ch. 78 Kebal Peluru
79 Ch. 79 Masa lalu
80 Ch. 80 Penemuan jenazah
81 Ch. 81 Kekecewaan
82 Ch. 82 Liontin
83 Ch. 83 Masa lalu Kakek Kencana
84 Ch. 84 Imelda
85 Ch. 85 Dia memanggil
86 Ch. 86 Aku datang
87 Ch.87 Penyelamatan Sari
88 Ch.88 Hamil
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ch. 1 Pertemuan
2
Ch. 2 Buluh Perindu
3
Ch. 3 Tragedi jembatan Bambu
4
Ch. 4 Bertemu Kakek
5
Ch. 5 Mediatoran
6
Ch. 6 Pingsan
7
Cy. 7 Obat Nyamuk
8
Ch. 8 Kecelakaan
9
CH 9 Nasehat
10
Ch. 10 Terima Tantangan
11
Ch. 11 Pemimpin baru
12
Ch. 12 Jadian
13
Ch. 13 Pasukan baru
14
Ch. 14 Takdir
15
Ch. 15 Aku mencintaimu
16
Ch. 16 Bertemu Kembali
17
Ch. 17 Pengisian
18
Ch. 18 Penyergapan
19
Ch. 19 Hibernasi
20
Ch. 20 Minta Tolong
21
Ch. 21 Kilas Balik
22
Ch. 22 Kerinduan
23
Ch.23 Cerita Nenek
24
Ch. 24 Pelindung Keluarga
25
Ch. 25 Mencari Bukti 1
26
Ch. 26 Mencari Bukti 2
27
Ch. 27 Mencari Bukti 3
28
Ch. 28 Beraksi
29
Ch. 29 Penyerangan
30
Ch. 30 Tegar
31
Ch. 31 Ditembak cewek
32
Ch. 32 Pemegang Saham Baru
33
Ch. 33 Bertemu Penjaga Cincin
34
Ch. 34 Sabotase
35
Ch. 35 Lidya
36
Ch. 36 Sebuah Rindu
37
Ch. 37 Gunung Berapi
38
Ch. 38 Pengakuan Wawan
39
Ch. 39 Undangan Mamah
40
Ch. 40 Seperti Induk Ayam
41
Ch. 41 Kurang Waspada
42
Ch. 42 Minta Ijin
43
Ch. 43 Di madu
44
Ch. 44 Kedatangan Pemiliknya
45
Ch. 45 Koleksi Hati
46
Ch. 46 Pengkhianatan
47
Ch 47. Pusaka Negara
48
Ch. 48 Penjaga Pusaka
49
Ch. 49 Penunggu Rumah
50
Ch. 50 Balas dendam
51
Ch. 51 Paramitha
52
Ch. 52 Mustika pedang
53
Ch. 53 Kesempatan Kedua
54
Ch. 54 Anjani dan Hapsari
55
Ch. 55 Cerita Anjani
56
Ch. 56 Keterlaluan
57
Ch. 57 Perburuan Mustika 1
58
Ch. 58 Perburuan Mustika 2
59
Ch. 59 Perburuan Mustika 3
60
Ch. 60 Pembantaian
61
Ch. 61 Jati Diri Sengkulu
62
Ch. 62 Hutang Penjelasan
63
Ch. 63 Tanpa Jejak
64
Ch. 64 Bertemu Dimitri
65
Ch. 65 Ruqyah
66
Ch. 66 Mualaf
67
Ch. 67 Penyelamatan 1
68
Ch. 68 Penyelamatan 2
69
Ch. 69 Penyelamatan 3
70
Ch. 70 Perubahan Bianca
71
Ch. 71 Siuman
72
Ch. 72 Klasifikasi Aura
73
Ch. 73 Flamingo 1
74
Ch. 74 Flamingo 2
75
Ch. 75 Flamingo 3
76
Ch. 76 Flamingo 4
77
Ch. 77 Bergerak
78
Ch. 78 Kebal Peluru
79
Ch. 79 Masa lalu
80
Ch. 80 Penemuan jenazah
81
Ch. 81 Kekecewaan
82
Ch. 82 Liontin
83
Ch. 83 Masa lalu Kakek Kencana
84
Ch. 84 Imelda
85
Ch. 85 Dia memanggil
86
Ch. 86 Aku datang
87
Ch.87 Penyelamatan Sari
88
Ch.88 Hamil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!