" Mas Wawan, dari mana aja. Kata nya kemah cuma dua hari kok bisa lama banget...? " tanya Nanda saat Wawan baru sampai di depan pintu.
" Mas Wawan juga bingung dhek. " Hanya itu jawaban terbaik dari Wawan untuk adiknya. Karena menurut Wawan adiknya masih belum paham meskipun dia menjelaskannya.
" Mas, sebaiknya sekarang mandi, makan terus istirahat ya... " kata Mamah
" Iya Mah.. " jawab Wawan nurut
****
Tiga hari telah berlalu..... Malam itu, saat Wawan sedang nonton televisi, dari dalam nampak mamah dan papah berjalan menghampiri nya dan meminta Wawan untuk duduk diantara mereka, mereka sengaja melakukannya setelah Nanda adiknya sudah tidur.
" Mas, Mamah boleh bertanya ngga kejadian malam itu ? " tanya mamah hati-hati.
Suasana seketika menjadi hening.
" Kalo Wawan tidak mau cerita mamah juga ngga akan maksa kok. Mamah bersedia menunggu...? "
Setelah bertimbang akhirnya Wawan angkat bicara.
" Mah, kejadian malam itu Wawan ngga tahu tepatnya seperti apa tapi semua bermula saat Wawan terganggu dengan cahaya yang sangat terang masuk ke dalam tenda. "
" Terus muncul seorang wanita yang bernama Dewi Rengganis. "
Wawan kemudian mulai bercerita dari awal pertemuan nya dengan Dewi Rengganis hingga masuk ke dunia lain.
Akan tetapi perihal dia melihat pemandangan 17+ tidak dia ceritakan. Setelah penjelasan Wawan selesai lalu mamah bertanya kembali
" Mas, berarti kamu bisa melihat yang orang lain ngga bisa lihat. " Wawan mengangguk
" Mah, Wawan juga bisa melihat siapa yang selalu menemani Mamah dan Papah. "
" Punya mamah, perempuan cantik berbaju merah dengan macan loreng di sebelah nya dan saat ini sedang berdiri di sudut ruangan.
Sedangkan kepunyaan Papah macan putih saat ini ada di taman belakang. "
Begitu mendengarkan penuturan anaknya mereka semua kaget akan tetapi segera menutupi nya dengan baik dan berusaha tenang.
" Mas, apa mereka sering ajak kamu berkomunikasi. " Wawan menggelengkan kepala
" Ya sudah, kalo begitu Mas Wawan sekarang tidur ....sudah malam. "
" Jangan lupa berdoa. " Kata mamah mengingatkan.
Selanjutnya Wawan berdiri meninggalkan orang tuanya dan masuk ke dalam kamar.
" Pah, bagaimana ini..? "
" Kenapa Wawan mata batinnya kembali terbuka..? "
" Tenang Mah, nanti papah konsultasikan ke Abah Tohari perihal Wawan. "
" Sekarang aja Pah.... mumpung belum terlalu malam. "
Karena desakan berkali-kali akhirnya Papah Wawan menghubungi Abah Tohari.
" Assalamu'alaikum wrwb "
" Wa alaikum salam wrwb.... "
" Maaf bisa berbicara dengan Abah Tohari..! "
" Mas Edi ya... " suara perempuan diseberang sana menebak siapa yang menelpon
" Nggih Ummi...... "
" Sebentar ya Mas... "
setelah menunggu beberapa saat
" Assalamu'alaikum wrwb " terdengar suara berat berkarisma dari seberang telepon
" Wa alaikum salam wrwb..... Selamat malam Abah... maaf ganggu waktu istirahatnya.... "
" Ngga papa.... masih belum tidur.... baru rebahan aja.... "
Pak Edi segera menjelaskan perihal Wawan dari awal hingga akhir dan Abah mendengarkan dengan seksama.
" Gini aja Mas Edi..... Kapan ada waktu ke Demak..... Nanti kita bersama-sama mencari solusi. "
" Insya-Allah jum'at besok saya sekeluarga silaturahim ke Demak. "
" Semakin cepat semakin baik. " Setelah basa basi sebentar akhirnya Pak Edi mengakhiri pembicaraan.
"Assalamu'alaikum wrwb.. "
" Wa alaikum salam wrwb.. "
******
" Papah, kita sebenarnya mau kemana...."
Saat mobil yang digunakan melintasi hamparan sawah yang sangat luas. " tanya Wawan
" Kita akan ke rumah Abah Tohari. Beliau pengasuh pondok pesantren di sana. "
Setelah menempuh perjalanan satu setengah jam akhirnya mobil memasuki pekarangan pondok pukul 9 malam.
Beberapa santri semua membungkukkan badan saat Pak Edi sekeluarga datang dan menghampiri untuk mencium tangan Pak Edi dan istri. Adat kesopanan yang masih sering dijumpai hingga saat ini di pondok pesantren.
Ada satu diantara santri yang menggunakan baju koko,kopiah dan sarung tersebut menyapa.
" Pak Edi nggih.... Abah sudah menunggu. Di rumah sana... "
Sambil ibu jarinya menunjuk ke arah rumah paling ujung dari pesantren tersebut .
" Monggo kula dherekaken (mari saya antar).... "
Santri tersebut berjalan terlebih dahulu dengan cepat.
Melewati taman selanjutnya melewati kolam ikan yang berukuran sangat besar dilanjutkan menyeberangi sungai baru sampai ke tempat tujuan.
Rumah tersebut berukuran enam kali delapan dengan dinding terbuat dari kayu yang usianya cukup tua akan tetapi masih terlihat kokoh dan kuat.
Dari dalam rumah keluar dua orang santri menyambut kedatangan Pak Edi dan mencium tangannya.
" Assalamu'alaikum wrwb.... " Pak Edi mengucapkan salam.
" Wa alaikum salam wrwb... " dari dalam rumah menjawab salam dari Pak Edi.
" Monggo pinarak ( silahkan masuk) ...."
Abah Tohari mempersilahkan Pak Edi dan keluarganya masuk.
Setelah menyalami semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut, Pak Edi dan keluarga menempati tikar yang sudah disiapkan untuk mereka duduk.
" Sini Nak.... duduk disamping Abah.. " panggil Abah meminta Wawan untuk duduk di sampingnya. Kemudian mengelus-elus kepala Wawan.
" Waktu sudah menjelang malam. Kalian sudah siap menjalani proses mediatoran."
Tanya abah ke Papah dan Mamah.
" Siap Bah... " jawab Pak edi dan istri serempak
" Pak Ustadz tolong kedua santri untuk pemanasan dan yang satu lagi suruh jaga diluar ya. "
" Nggih Bah.. " sambil berjalan keluar memberikan instruksi selanjutnya menutup pintu.
Abah Tohari selanjutnya meminta lampu untuk dipadamkan.
" Sudah siap kalian berdua " Tanya Abah pada kedua santrinya yang kini duduk di hadapan nya dengan mata terpejam.
" Sampun Ya'i."
Abah Tohari duduk dengan khusuk dan beliau membaca doa khusus.
Tangan Abah bergerak keatas kemudian dari telapak tangannya mengeluarkan cahaya berwarna putih keemasan dan dengan cepat diusapkan ke wajah kedua santri.
Seketika dua khodam masuk dan mengambil alih tubuh kedua santri tersebut.
Awalnya mereka menggeliat kemudian terdengar suara geraman yang sangat keras dan memekakkan telinga.
Suasana yang tadinya gelap berubah menjadi terang benderang. Tanpa bertanya keduanya langsung menyerang Abah dengan agresif membuat beliau kewalahan.
******
Awalnya papah, mamah serta lain merasakan hawa dingin merasuk sampai ke dalam tulang sumsum.
Mata terasa silau manakala seberkas cahaya menghampiri mereka.
Ruangan yang tadi gelap berubah menjadi terang dan suasana ruangan berubah menjadi padang rumput yang sangat luas.
Tak jauh dari tempat mereka duduk, pandangan tertuju pada Abah yang sedang bertarung melawan dua orang berbaju komandan pasukan dengan tubuh seperti gorila berkepala manusia. Belum juga menguasai jalan nya pertempuran, dan dari segala arah datang ribuan prajurit mengepung Abah.
Wawan beserta yang lain sangat ketakutan melihat pertempuran yang tidak seimbang tersebut. Tidak jarang serangan dari pertempuran itu nyasar ke arah dirinya namun seketika menghilang.
Ternyata sebelum memasuki alam ghaib, Abah sudah memasang perisai untuk melindungi mereka semua.
Serangan demi serangan berhasil dihalau oleh Abah. Banyak dari prajurit dari pihak lawan yang terluka akibat serangan Abah.
Karena tidak ada tujuan untuk membuat masalah maka Abah selalu menghindar dan membalas seperlunya saja.
Tujuan Abah saat ini hanya ingin menanyakan akan beberapa segel yang melingkar di lengan, leher dan kepala Wawan memiliki kesamaan dengan penguasa alam ghaib ini.
Pertempuran yang awalnya tidak seimbang dari jumlah kini sudah mulai jelas siapa yang lebih unggul saat kedua pemimpin mereka terlebih dahulu sudah dilumpuhkan oleh Abah dan korban luka makin banyak jatuh di pihak lawan.
Kala prajurit yang masih sehat tinggal sedikit datang lagi ratusan ribu prajurit dengan kekuatan yang sangat besar datang untuk memberikan bantuan.
Dari arah langit sebuah benda meluncur dengan kecepatan sangat tinggi.
Semakin dekat semakin terlihat wujud siapa yang datang.
Makhluk dengan tubuh seekor gorila,berbadan besar berbulu lebat dan berwarna putih dengan kepala seekor macan Putih memegang sebuah tombak panjang dengan ujung berbentuk pedang berwarna biru.
Pertempuran hebat hampir saja terjadi. Dengan cekatan Abah mengeluarkan sebuah benda berbentuk segitiga berwarna dasar kuning keemasan dan menyala biru lalu diarahkan ke atas.
Seketika Panglima tersebut mengurangi laju lesatannya dan mendarat dengan sangat lembut di tanah.
Serta merta semua prajurit yang menerjang menghentikan langkah nya manakala mereka melihat sebuah segel yang diarahkan Abah tersebut menyala.
Abah menyapa Panglima tersebut
" Nyuwun pangapunten Panglima Kubro ( Sebelumnya saya minta maaf Panglima Kubro) sudah memasuki wilayah kekuasaan anda tanpa meminta ijin. "
" Tadi sebenarnya saya hendak memperkenalkan diri akan tetapi belum sempat saya membuka mulut serta merta diserang secara membabi buta oleh penjaga wilayah."
" Sebelumnya saya juga minta maaf atas kelancangan kami yang tidak menanyakan terlebih dahulu dan tidak memberikan sambutan baik ke Abah. "
Sambil menempelkan kepalan tangannya ke dada dan membungkuk memberi hormat setelah tahu siapa pemilik segel tersebut.
" Ada perihal apa tiba-tiba Abah datang ke tempat kami. "
" Saya hendak menanyakan perihal anak ini. "
" Kenapa bisa ditubuhnya terdapat sebuah segel yang memiliki ciri - ciri yang berasal dari dunia ini. "
Tiba-tiba Wawan seperti ditarik oleh sebuah kekuatan dan berdiri di samping Abah.
Belum sempat Abah menunjukkan segel yang terdapat pada lengan Wawan seketika semua prajurit termasuk Panglima tersebut memberikan sujud memberikan hormat.
" Kenapa mereka begitu menghormati anak ini. " batin Abah tanpa beliau sadari ada seseorang berdiri dibelakang beliau.
" Assalamu'alaikum wrwb...."
" Wa alaikum salam wrwb..."
Abah mulai paham kenapa semua memberikan hormat, saat menoleh ke belakang.
" Abah kenal dengan saya.. " Ucap leluhur Wawan
" Nggih.... "
" Alhamdulillah.... "
" Mohon bimbingannya dan dasari dia dengan ilmu agama ya... Sampai dia siap mewarisi peninggalan leluhurnya dan meneruskan dinasti kami. "
" InsyaAllah..." jawab Abah
" Cucu saya masih sangat muda. Jiwanya masih labil. "
" Kami tidak akan memaksakan keinginan kami untuk segera memberikan ilmu. "
" Biarkan alam yang membimbingnya."
" Untuk urusan penglihatannya yang sensitif saya akan menutupnya untuk sementara. Selebihnya tugas Abah. "
" Maksudnya...? "
" Ajari cucuku untuk bertutur kata yang baik. Tidak boleh mengumpat sembarangan. Karena dia memiliki dasar ilmu Sabdo Pandhito Ratu. "
" Tidak boleh cucu ku ringan tangan karena dia memiliki ilmu lembu saketi. "
" InsyaAllah saya akan memberikan bimbingan."
Sebelum pamit beliau memegang ubun-ubun Wawan.... Nampak sebuah cahaya masuk ke dalam kepalanya.
" Kamu harus tetap belajar meskipun punya ilmu laduni.
" Kenapa eyang ...? " tanya Wawan
" Supaya kamu tahu baik dan buruknya setiap tindakan. "
" Ingat setiap kejadian dimasa yang akan datang didasari hukum sebab akibat. "
" Ilmu itu paling sulit kalau sudah ketemu dan dikuasai... Ingat itu... "
Dijawab dengan anggukan kepala oleh Wawan.
Meskipun dia belum paham dengan maksud dan tujuan dari pembicaraan tersebut.
*****
Mediatoran adalah proses dimana kita berkomunikasi dengan penghuni dunia lain dengan perantara satu sampai dengan sepuluh orang sebagai media atau wadah sukma yang akan dipanggil. Kadang menggunakan sesaji atau tidak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
ayam receh
like like
2021-11-29
0
White Rose
aku mampir lagi nih thor,, baca baca, ehh syukka ceritanya. mampir jg diceritaku ya thor. Cinta Buat Kanaya
2021-09-30
2
Yukity
Like😍
Salken Thor..
Mampir yuk di novelku
GADIS TIGA KARAKTER
2021-09-28
1