Kejadian di posko 3 mengundang perhatian kakak - kakak Pembina dan Panitia. Regu lima diinterogasi termasuk regu enamnya Wawan. Akan tetapi semua tidak ada yang mengaku. Yang pada akhirnya kegiatan mencari jejak dihentikan karena banyaknya peserta yang terkena kotoran saat menyeberangi sungai menggunakan jembatan bambu tersebut.
" Akhirnya semua berakhir.. " kata Mas Wahyu
" Edan.... jantungku hampir copot " kata Wawan
" Hampir aja aku ngompol.... saking takutnya... " kata Dwi
" Tapi kalo dibayangkan rasanya ngeri - ngeri sedap akan apa yang sudah kita lakukan " kata Kartika sambil ketawa dan semua tertawa kembali
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam manakala semua peserta kembali ke tenda masing - masing. Keheningan tercipta setelah kesibukan seharian ini. Semua anak sudah mulai memasuki alam mimpi termasuk Wawan yang sudah terlelap dalam tidurnya. Cahaya terang menerobos masuk ke dalam tenda membuat beberapa anak termasuk Wawan kembali terjaga.
" Kalian juga terbangun " sapa Kartika saat melihat Wawan, Dwi dan Mas Wahyu membuka matanya
" Siapa yang nyalain lampu di depan " kata Dwi
" Aku juga ngga ngerti... " ujar Wawan
" Yuk kita lihat... " ajak Wawan kepada ketiga temannya dan beranjak keluar tenda
" Assalamu'alaikum wrwb.... Malam Wawan... " sapa Dewi Rengganis
" Wa alaikum salam.... Maaf Dewi ada apa malam - malam ganggu orang tidur "
Saat teman - teman Wawan melihat Dewi Rengganis mata mereka melotot seakan ingin keluar
" Heh lihatnya biasa aja kenapa.... " Wawan memukul punggung Dwi dan Kartika.
" Gila.... punya kakakku kalah gedhe.... " Kartika menimpali
" Wan, sebentar lagi aku mau mengajak kamu menemui seseorang. Apa kamu sudah siap ? "
" Dewi kami boleh ikut " Kata Kartika
" Bahaya ngga ? " Tanya Wawan
" Untuk kamu tidak tapi kalo teman - teman kamu saya tidak jamin "
" Resikonya apa Dewi.... " Kartika penasaran
" Rahasia.... " Dewi Rengganis tersenyum nakal justru hal itu malah membuat teman - teman Wawan penasaran.
" Tapi saya yakin Dewi pasti akan melindungi kita... " kata Mas Wahyu percaya diri.
Seketika muncul sebuah portal yang terbuat dari batu dihadapan semuanya
" Sekarang waktunya... saya harap kalian tidak bertingkah macam macam ya. " kata Dewi Rengganis
Mereka berlima kemudian melangkah masuk ke dalam portal berbentuk gapura Pura di Bali dengan dipandu Dewi Rengganis. Hal yang pertama kali mereka lihat adalah sebuah pemandian air panas yang sangat luas dengan aroma cendana yang menenangkan hati dan pikiran. Semuanya nampak indah seperti surga.
Berjalan menyusuri pinggiran kolam pemandian yang awalnya nampak takut dan penasaran lama - lama terbiasa.
" Dewi boleh ngga kita bermain main sebentar disini. " tanya Dwi
Belum juga dijawab namanya anak anak tanpa dikomando semua langsung terjun ke dalam kolam tersebut tanpa melepas baju. Mereka bermain sesuka hati. Dewi Rengganis hanya tersenyum.....
"Mau gimana lagi sudah terjadi " akhirnya Dewi Rengganis melanjutkan menyusuri kolam. Begitu melihat Dewi Rengganis melanjutkan jalannya. Salah satu dari mereka berkata
" Siapa yang bisa sampai ujung kolam itu dialah pemenangnya. " Mereka lalu berlomba lomba menjadi pemenang nya
Belum sampai ujung mereka disuguhi dengan pemandangan yang membangkitkan syahwat.
Nampak beberapa wanita dewasa tanpa menggunakan busana sedang mandi. Ada yang saling membasuh pungung, ada juga yang berpelukan dan saling meraba. Semuanya berkulit putih dan berambut hitam, dengan hiasan membulat dibagian dadanya. Begitu melihat anak anak tersebut dua orang wanita tersebut segera menghampiri.
Anak-anak itu jantungnya berdebar sangat keras, mata melotot sampai lupa berkedip. Beberapa bagian sudah menegang keras, dan berkali-kali menelan ludah. Sesaat sebelum salah satunya hendak menyentuh salah satu dari anak itu Dewi Rengganis langsung menegur
" Jangan kamu sentuh anak-anak itu. Mereka semua tamuku... " Seketika mereka langsung ketakutan dan berubah wujud menjadi manusia berkepala ikan dan berwarna putih dan berenang menjauh.
" Cepat kalian keluar dari situ.... Jangan kelamaan. Waktu kita sangat sempit. " terlihat Dewi Rengganis seperti gugup. Segera anak-anak itu bergegas keluar dari kolam.
" Assalamu'alaikum wrwb Den... " sapa seorang bapak tua dengan tubuh tinggi, penuh karismatik menggunakan baju Jawa kuno.
" WA ALAIKUM SALAM WRWB... " jawab anak-anak berbarengan
" Kakek siapa..? " tanya Wawan
" Nama saya Kencana "
" Senang bisa berjumpa dengan Aden kembali setelah penantian yang sangat panjang. " Kakek tersebut memeluk Wawan dengan sangat erat dan penuh cinta kasih.
" Sebaiknya Aden dan teman-temannya segera pulang. Nanti orang tua Aden pasti khawatir. "
" Kek, kita Khan baru sebentar disini. Masih banyak yang ingin Wawan tanyakan. "
" Kita ada perbedaan waktu Den.... Ditambah lagi tadi Aden dan teman-temannya mandi di kolam ini. "
Ucap Kencana sambil tangannya menunjuk ke arah kolam
" Sebelumnya saya minta ijin untuk bisa menemani Aden kembali. "
" Boleh Kek.... " jawab Wawan dengan penuh hormat
" Ijinkan kami undur diri dulu.... "
" Ya.... masih banyak waktu.... "
" Rengganis, anter mereka pulang.. "
" Nggih Guru... "
" Tolong kamu hilangkan ingatan mereka tentang tempat ini kecuali Raden Setyawan "
" Nggih Guru..... Murid pamit dulu... "
Setelah itu terbentuk portal yang sama seperti sebelumnya.
*****
Lokasi bumi perkemahan
" Pak Kyai bagaimana perkembangan anak saya....? " Ayah Wisnu
"Sudah satu minggu mereka hilang tanpa ada khabar... Berbagai cara sudah kita gunakan untuk menemukan mereka. " Ayah Dwi
Nampak dari jauh tiga orang dewasa berjalan menghampiri mereka
" Siapa diantara bapak - bapak disini yang orang tuanya Wawan, Dwi, Wahyu dan Kartika" tanya Pak Polisi yang ternyata didampingi oleh Pak Lurah dan pamongnya
" Saya orang tuanya Dwi, yang ini orang tuanya Wahyu, Kartika dan Wawan Pak. "
" Baguslah kalo begitu.... Mari bapak - bapak ikut kami ke Polsek Bandungan. Kami menemukan putra bapak sekalian berada di komplek sekitar Candi Gedong Songo. "
Semua nampak kebingungan dengan penjelasan dari Pak Polisi tersebut.
" Biasanya seseorang yang disembunyikan di daerah ini pasti akan ditemukan di sekitar lokasi juga. "
" Bagaimana bisa anak-anak itu ditemukan jauh dari lokasi ini. " ujar Pak Kyai
" Kalo itu saya kurang paham Pak... Soalnya anak-anak itu sewaktu kami ajukan pertanyaan mereka seperti kebingungan untuk menjawab. "
*****
" Wan, kamu ngga papa Khan.... " tanya mamah Wawan saat melihat putranya. Diikuti dengan orang tua yang lain.
Betapa terkejutnya mereka saat mendapatkan khabar bahwa anak-anak mereka tidak ditemukan di dalam tenda. Bunyi-bunyian dikumandangkan dari alat yang di pukul mengelilingi lokasi. Waktu, tenaga, pikiran tercurah dalam pencarian mereka selama satu minggu. Rasa bersalah dari pihak penyelenggara, guru begitu membebani mereka atas keteledoran yang terjadi
Perasaan kehilangan, putus asa karena tidak ada khabar tentang anak mereka telah tergantikan.
Tangisan yang awalnya penuh dengan kesedihan sudah berganti dengan tangisan kebahagiaan.
" Bapak ibu sekalian..... sebaiknya putra nya diajak pulang..... Kasian... Mereka seperti nya butuh istirahat. " kata Pak Polisi. Setelah itu semuanya segera pamit dan kembali ke rumah masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
ayam receh
wahh
2021-11-29
0
NEZUKO
👣👣
2021-11-23
1