Ch. 12 Jadian

Setelah berpisah dengan temannya Wawan segera mengayuh sepeda federal miliknya menuju rumah.

Beruntung mamah dan papah belum pulang kerja.

Jika sudah pulang dan melihat kondisinya saat ini yaitu muka lebam, baju kotor penuh darah dan banyak sobekan di beberapa bagian pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan dan yang pasti akan dimarahi.

Wawan segera masuk kamar, ganti baju dan salat meski diakhir waktu. Setelah itu minta tolong bibik untuk membeli baju seragam yang baru melalui tukang becak yang biasa mangkal di depan.

Bibik sempat bingung dan menangis saat melihat Wawan dalam kondisi mengenaskan. Wajah bengkak penuh dengan luka dan memar. Kulit tangan, kaki semuanya penuh dengan luka dan memar

" Subhanallah... " bibik melongo setelah itu menutup mulutnya dengan tangan kanan dan tangan kiri menempel ke dadanya.

" Ada apa ini Mas...?? " tanya bibik sambil menangis

" Tadi Wawan berantem sama teman Bik...? "

" Kebetulan lawan Wawan jago berantem. Ngga usah khawatir Bik... Nanti juga sembuh. "

" Yang penting bibik jangan cerita ke Mamah ya... "

" Tapi Mas.... "

" Tolongin Wawan Bik.....Please.. " sambil menangkup kan tangan ke depan memohon.

Bibik pun menganggukan kepala.

" Nanti kalo seragamnya sudah datang minta tolong dipasangkan emblem nama dan sekolah ya Bik... " ucap Wawan sebelum masuk kamar.

" Sebaiknya aku meditasi dulu untuk mempercepat proses penyembuhan diri. Jangan sampai mamah dan papah banyak pertanyaan. "

*******

Semenjak Nanda kelas 1 SD mamah mulai mengambil shift pagi. Profesi mamah adalah dokter di rumah sakit militer dekat dengan Tugu Muda.

Menjelang sore rumah mulai terdengar kegaduhan. Keceriaan Nanda mampu menciptakan suara rumah menjadi ramai dan hangat.

" Nanda, coba kamu tengok Mas Wawan. Sudah bangun belum. Sudah mau maghrib.... "

Dengan berlari kecil Nanda menuju kamar Wawan. Setelah diketuk beberapa kali dan tidak mendapat jawaban dari dalam Nanda langsung membuka pintu.

Nanda menemukan kamar Mas Wawan dalam kondisi temaram.

Di satu sudut kamar Nanda melihat Mas Wawan sedang meditasi dengan posisi lotus.

" Klik.. " suara saklar lampu kemudian mendekat ke telinga Wawan dan dengan suara lirih mengucapkan salam.

" Assalamu'alaikum ......Mas Wawan dipanggil mamah. "

" Wa alaikum salam. " Wawan membuka mata.

" Mas Wawan sebentar lagi keluar. " Dari posisi lotus Wawan berdiri dan memandang cermin yang menempel di dinding.

" Alhamdulillah.... " Saat pantulan dirinya tidak ditemukan bekas luka.

****

Sudah menjadi kebiasaan keluarga Wawan setelah makan malam Papah dan Mamah menggunakan waktu tersebut untuk berbagi cerita terkait kegiatan anak-anaknya.

" *Gimana hari pertama sekolah Wan*... " Tanya papah

" Seperti biasa... Wawan selalu bareng sama Dwi, Anton dan Kartika. "

Wawan kemudian menceritakan kembali semua yang dia lihat akan tetapi menutupi kejadian tadi siang.

" Mas tadi Mamah nemuin baju seragam baru tapi pada sobek.

" Mamah tanya ke bibik katanya tadi mas Wawan yang bawa. "

" Punya siapa Mas ...? " Mamah berusaha menyelidiki

" Setidaknya bibik masih menutupi kejadian tadi. " bathin Wawan

" Tadi Wawan nemu di dekat sekolah. Lumayan bisa dipake buat lap sepeda. " jawab Wawan enteng.

" Owh kirain Mas Wawan habis berantem. Soalnya dibajunya penuh dengan noda darah. "

" Sebisa mungkin mamah pesan hindari perkelahian ya Mas. Sudah gedhe. "

" Mas Wawan harus memberikan contoh yang baik buat Nanda. "

" Ingat, perkelahian tidak menyelesaikan masalah. Justru menambah masalah. "

" Wawan akan berusaha mengingat semua pesan mamah. "

" Saat ini Wawan sedang belajar untuk bersabar kok Mah, santai aja..." kata Wawan merajuk sambil memeluk mamahnya.

" *Tapi kalo sudah menghina dan menginjak harga diri Wawan pasti akan berbeda cerita nya. "

" Bisa dipastikan Wawan tidak akan segan memberi pelajaran*. " kata Wawan lirih di telinga mamahnya.

" Santai saja.... " kata Wawan beranjak meninggalkan ruang makan sambil tersenyum.

Saat bibik berpapasan dengan Wawan saat hendak membereskan meja makan dia sangat terkejut meski sesaat melihat Wawan dalam kondisi seperti sedia kala. Akan tetapi perubahan itu masih dapat ditangkap oleh Mamah.

" Sekarang Mas Wawan belajar terus siapin peralatan sekolah. Jangan tidur terlalu malam ya..!!! "

" Setelah pekerjaan beberes selesai nanti bibik menemui saya di ruang baca ya. " pesan mamah ke bibik

Mamah paham betul dengan karakter Wawan dan Mamah kenal betul dengan kondisi tubuh Wawan yang mudah sembuh saat terluka karena sistem tubuhnya sangat cepat dalam meregenerasi.

****

" Nggih Bu..... ada apa tadi meminta saya datang kesini. " ujar bibik saat menemui Mamah di ruang baca.

" Bibik, saya mau tanya perihal baju seragam yang tidak sengaja saya temukan di gudang belakang tadi. "

Bibik nampak gelisah.... Ujung bajunya dia remas-remas.

" Gini Bu.... Saya sudah janji untuk tidak cerita ke Ibu. "

" Ya sudah.... Saya ngga memaksa bibik untuk cerita karena sudah berjanji. "

" Jawab pertanyaan saya dengan anggukan atau geleng kepala aja ya. " Bibik mengangguk

" Apa Mas Wawan tadi waktu pulang kondisinya parah...? " Bibik mengangguk

" Darah yang membasahi baju itu darah Mas Wawan...? " Bibik mengangguk

" Seragam sekolah yang baru apakah bibik yang beli....? " dijawab lagi dengan anggukan

" Apa Mas Wawan khawatir bakal dimarahi saya.....? " Bibik mengangguk

" Terima kasih ya Bik. " kata mamah

Bibik menghembuskan nafas lega. Dia bersyukur tidak dimarahi dan dia bersyukur masih bisa menepati janji dengan tidak bercerita.

" Kalo bisa setiap informasi yang terjadi sepanjang saya tidak di rumah minta tolong selalu kasih khabar ke saya ya. "

" Mas Wawan jangan dimarahi ya Bu!!! "

" Kalo dimarahi berarti bibik ngga amanah donk. "

" Nanti kalo suasana hati Mas Wawan sudah membaik pasti akan bercerita. "

***l**

Pagi yang cerah, suasana hati yang baik

Indahnya di sekolah ini saat pagi adalah aroma wangi selalu tercium. Senyum ceria bermekaran dari setiap siswa. Ratusan bukit nampak menjulang.

" *Sebenarnya aku normal ngga sich begitu senang menikmati pemandangan dari bukit bukit yang bervariasi...."

" Kira-kira teman yang lain punya sifat seperti aku ngga* ya. " bathin Wawan

" Bodo amat lah. Mumpung masih bisa dilihat... dinikmati aja. "

Memasuki gerbang Wawan cs dihampiri beberapa teman barunya. Semua heran karena Wawan baik-baik saja.

Begini rasanya menjadi selebritis ....

Dikelilingi penggemar dan sensasi luar biasa selalu tercipta manakala ada tonjolan yang menempel di lengan atau di punggung kalau mereka berdiri saling berdesakan.

" Makin kesini otakku makin mesum... "

Wawan merangsek masuk kelas.

Kerukunan bubar saat bel sekolah berbunyi.

Di depan kelas berdiri 4 orang OSIS. Masih sama seperti hari kemarin hanya saja Dimas diganti sama orang lain. Namanya Roni

Kali ini Wawan duduk sendiri dipojok kelas. Rahmat dan Roni memberikan materi terkait Kewarganegaraan dan Pancasila. Mba Rina duduk di bangku belakang sudut kiri dan mba Rini sengaja duduk di samping Wawan.

Aroma lembut dari parfum mba Rini membuat konsentrasi Wawan terganggu. Pikirannya berkelana kemana-mana.

" Heh.... jangan ngalamun." Wawan terkejut saat tangan Mba Rini menyentuh lengannya.

" Hehehe... "

" Nama kamu Wawan ya. "

" Iya Mba.... "

" Aku dengar kemarin kamu berantem dengan Dimas...?"

" Iya Mba..... Bukannya Mba Rini kemarin ada disana. Berdiri di sudut lapangan dan bersandar di tiang listrik. "

Rini diam.

" Bagaimana mungkin Wawan tahu kalo dirinya ikut menonton. " bathin Rini

" Kemarin waktu Wawan tanding dengan Dimas.... Mba Rini menjagokan siapa.....? "

" Kamu.. " Mendengar jawaban dari mba Rini Wawan merasa tersanjung.

" Kenapa mba Rini bisa yakin Wawan yang akan menang...? "

" Feeling perempuan tidak pernah salah. "

" Karena memang aku berharap kamu yang menang. " Mba Rini malu

" Mba, apa ngga malu duduk disebelah Wawan. Nanti ada yang marah lho. "

" Siapa yang akan marah...? Orangnya sudah kamu kalahkan kemarin khan. "

" Dan mba Rini belum punya pacar jadi masih bisa berteman dengan siapa aja. " kata Mba Rini jujur.

" Apa mba Rini mau Wawan jadi pacarnya...? "

Wawan dengan entengnya mengatakan hal itu.

Jantung Rini berdebar kencang. Tangan terasa dingin. Pipi bersemu merah.

Kemudian memandang Wawan dan mengangguk.

Giliran Wawan yang kaget. Bagai disambar petir di siang hari. Dicubit lengan kirinya... sakit.... berarti bukan mimpi. Perasaan dia melayang.

" Kok kamu diam. " tanya Mba Rini

" Wawan bahagia Mba.... Perempuan paling pinter di SMP ini jadi pacar Wawan."

" Tapi untuk jadi pacarku ada syaratnya....? "

" Apa Mba.... "

" Jangan panggil Mba lah..... kesannya kayak pacaran sama brondong. " Wawan garuk-garuk kepala yang tidak gatal 🤔🤔🤔

" Panggil * ay * aja ya biar kesannya gimana gitu. " Wawan setuju

" Terus syarat nya apa..? "

" Aku pengin kamu menjadi yang terbaik di kelas. "

" Satu lagi matamu jangan jelalatan kemana-mana. "

" Orangnya dimana matanya melihat ke mana. " Saat Rini menangkap basah arah mata Wawan ke gundukan miliknya.

Wawan cengengesan.

" Okay.... " jawab Wawan

" Penasaran aja Mba .... eh salah.... Ay. "

" Penasaran apanya.... "

" Isinya... "

" Bukannya sama dengan milik mamah kamu....? "

" Wawan khan boleh lihat waktu masih bayi. "

Rini langsung menjitak kepala Wawan

" Dasar otak mesum. "

Kegaduhan di belakang menarik perhatian satu kelas.

" Siapa yang berisik disana... " bentak Rahmat

Wawan angkat tangan

" Saya Mas.. "

" Saya pikir siapa...? " Tergambar kejadian kemarin siang dan melekat kuat dalam Ingatan Rahmat

" Kalo mau pacaran jangan disini. " Rahmat berusaha mencairkan suasana dengan becanda

" Siap Mas..... Ini juga baru jadian " jawab Wawan

" Suit.... suit.... " kelas menjadi riuh

" Makan-makan nya jangan lupa.... " Dwi menambahkan bensin hingga suasana makin gaduh

Khabar jadian antara Wawan dan Rini menghebohkan belantara persilatan.... maaf salah seantero sekolah.

Dimana ada sekumpulan siswa topik tentang hubungan mereka selalu menjadi pokok bahasan utama. Untuk kaum hawa banyak yang senang karena kembang sekolah sudah punya pacar jadi mereka akan jadi bahan incaran kaum jomblo. Tidak sedikit juga yang merasa cemburu dan marah.

*****

Terpopuler

Comments

Sak. Lim

Sak. Lim

ya tpi klaw org udah klwatan bodoh amat hajar

2024-02-15

0

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

Wawan Bhizer

2021-11-29

0

ayam receh

ayam receh

pacar Baru alhamdulilah

2021-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 Pertemuan
2 Ch. 2 Buluh Perindu
3 Ch. 3 Tragedi jembatan Bambu
4 Ch. 4 Bertemu Kakek
5 Ch. 5 Mediatoran
6 Ch. 6 Pingsan
7 Cy. 7 Obat Nyamuk
8 Ch. 8 Kecelakaan
9 CH 9 Nasehat
10 Ch. 10 Terima Tantangan
11 Ch. 11 Pemimpin baru
12 Ch. 12 Jadian
13 Ch. 13 Pasukan baru
14 Ch. 14 Takdir
15 Ch. 15 Aku mencintaimu
16 Ch. 16 Bertemu Kembali
17 Ch. 17 Pengisian
18 Ch. 18 Penyergapan
19 Ch. 19 Hibernasi
20 Ch. 20 Minta Tolong
21 Ch. 21 Kilas Balik
22 Ch. 22 Kerinduan
23 Ch.23 Cerita Nenek
24 Ch. 24 Pelindung Keluarga
25 Ch. 25 Mencari Bukti 1
26 Ch. 26 Mencari Bukti 2
27 Ch. 27 Mencari Bukti 3
28 Ch. 28 Beraksi
29 Ch. 29 Penyerangan
30 Ch. 30 Tegar
31 Ch. 31 Ditembak cewek
32 Ch. 32 Pemegang Saham Baru
33 Ch. 33 Bertemu Penjaga Cincin
34 Ch. 34 Sabotase
35 Ch. 35 Lidya
36 Ch. 36 Sebuah Rindu
37 Ch. 37 Gunung Berapi
38 Ch. 38 Pengakuan Wawan
39 Ch. 39 Undangan Mamah
40 Ch. 40 Seperti Induk Ayam
41 Ch. 41 Kurang Waspada
42 Ch. 42 Minta Ijin
43 Ch. 43 Di madu
44 Ch. 44 Kedatangan Pemiliknya
45 Ch. 45 Koleksi Hati
46 Ch. 46 Pengkhianatan
47 Ch 47. Pusaka Negara
48 Ch. 48 Penjaga Pusaka
49 Ch. 49 Penunggu Rumah
50 Ch. 50 Balas dendam
51 Ch. 51 Paramitha
52 Ch. 52 Mustika pedang
53 Ch. 53 Kesempatan Kedua
54 Ch. 54 Anjani dan Hapsari
55 Ch. 55 Cerita Anjani
56 Ch. 56 Keterlaluan
57 Ch. 57 Perburuan Mustika 1
58 Ch. 58 Perburuan Mustika 2
59 Ch. 59 Perburuan Mustika 3
60 Ch. 60 Pembantaian
61 Ch. 61 Jati Diri Sengkulu
62 Ch. 62 Hutang Penjelasan
63 Ch. 63 Tanpa Jejak
64 Ch. 64 Bertemu Dimitri
65 Ch. 65 Ruqyah
66 Ch. 66 Mualaf
67 Ch. 67 Penyelamatan 1
68 Ch. 68 Penyelamatan 2
69 Ch. 69 Penyelamatan 3
70 Ch. 70 Perubahan Bianca
71 Ch. 71 Siuman
72 Ch. 72 Klasifikasi Aura
73 Ch. 73 Flamingo 1
74 Ch. 74 Flamingo 2
75 Ch. 75 Flamingo 3
76 Ch. 76 Flamingo 4
77 Ch. 77 Bergerak
78 Ch. 78 Kebal Peluru
79 Ch. 79 Masa lalu
80 Ch. 80 Penemuan jenazah
81 Ch. 81 Kekecewaan
82 Ch. 82 Liontin
83 Ch. 83 Masa lalu Kakek Kencana
84 Ch. 84 Imelda
85 Ch. 85 Dia memanggil
86 Ch. 86 Aku datang
87 Ch.87 Penyelamatan Sari
88 Ch.88 Hamil
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ch. 1 Pertemuan
2
Ch. 2 Buluh Perindu
3
Ch. 3 Tragedi jembatan Bambu
4
Ch. 4 Bertemu Kakek
5
Ch. 5 Mediatoran
6
Ch. 6 Pingsan
7
Cy. 7 Obat Nyamuk
8
Ch. 8 Kecelakaan
9
CH 9 Nasehat
10
Ch. 10 Terima Tantangan
11
Ch. 11 Pemimpin baru
12
Ch. 12 Jadian
13
Ch. 13 Pasukan baru
14
Ch. 14 Takdir
15
Ch. 15 Aku mencintaimu
16
Ch. 16 Bertemu Kembali
17
Ch. 17 Pengisian
18
Ch. 18 Penyergapan
19
Ch. 19 Hibernasi
20
Ch. 20 Minta Tolong
21
Ch. 21 Kilas Balik
22
Ch. 22 Kerinduan
23
Ch.23 Cerita Nenek
24
Ch. 24 Pelindung Keluarga
25
Ch. 25 Mencari Bukti 1
26
Ch. 26 Mencari Bukti 2
27
Ch. 27 Mencari Bukti 3
28
Ch. 28 Beraksi
29
Ch. 29 Penyerangan
30
Ch. 30 Tegar
31
Ch. 31 Ditembak cewek
32
Ch. 32 Pemegang Saham Baru
33
Ch. 33 Bertemu Penjaga Cincin
34
Ch. 34 Sabotase
35
Ch. 35 Lidya
36
Ch. 36 Sebuah Rindu
37
Ch. 37 Gunung Berapi
38
Ch. 38 Pengakuan Wawan
39
Ch. 39 Undangan Mamah
40
Ch. 40 Seperti Induk Ayam
41
Ch. 41 Kurang Waspada
42
Ch. 42 Minta Ijin
43
Ch. 43 Di madu
44
Ch. 44 Kedatangan Pemiliknya
45
Ch. 45 Koleksi Hati
46
Ch. 46 Pengkhianatan
47
Ch 47. Pusaka Negara
48
Ch. 48 Penjaga Pusaka
49
Ch. 49 Penunggu Rumah
50
Ch. 50 Balas dendam
51
Ch. 51 Paramitha
52
Ch. 52 Mustika pedang
53
Ch. 53 Kesempatan Kedua
54
Ch. 54 Anjani dan Hapsari
55
Ch. 55 Cerita Anjani
56
Ch. 56 Keterlaluan
57
Ch. 57 Perburuan Mustika 1
58
Ch. 58 Perburuan Mustika 2
59
Ch. 59 Perburuan Mustika 3
60
Ch. 60 Pembantaian
61
Ch. 61 Jati Diri Sengkulu
62
Ch. 62 Hutang Penjelasan
63
Ch. 63 Tanpa Jejak
64
Ch. 64 Bertemu Dimitri
65
Ch. 65 Ruqyah
66
Ch. 66 Mualaf
67
Ch. 67 Penyelamatan 1
68
Ch. 68 Penyelamatan 2
69
Ch. 69 Penyelamatan 3
70
Ch. 70 Perubahan Bianca
71
Ch. 71 Siuman
72
Ch. 72 Klasifikasi Aura
73
Ch. 73 Flamingo 1
74
Ch. 74 Flamingo 2
75
Ch. 75 Flamingo 3
76
Ch. 76 Flamingo 4
77
Ch. 77 Bergerak
78
Ch. 78 Kebal Peluru
79
Ch. 79 Masa lalu
80
Ch. 80 Penemuan jenazah
81
Ch. 81 Kekecewaan
82
Ch. 82 Liontin
83
Ch. 83 Masa lalu Kakek Kencana
84
Ch. 84 Imelda
85
Ch. 85 Dia memanggil
86
Ch. 86 Aku datang
87
Ch.87 Penyelamatan Sari
88
Ch.88 Hamil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!