" Assalamu'alaikum wrwb. " Mas Wahid mengucapkan salam manakala melihat orang tua Mba Citra duduk di teras depan.
" Wa alaikum salam.....kirain siapa ?Duduk sini nak Wahid. " mempersilahkan Mas Wahid dan Wawan untuk duduk bersama mereka.
" Ini siapa ganteng amat ?" tanya ayah Mba Citra
" Keponakan Pak. Kebetulan lagi mondok di tempat Abah. " Wawan tersenyum malu. Tanpa dia sadari ibu Mba Citra terus memperhatikan Wawan.
" Berani taruhan besok kalo sudah gedhe pacarnya pasti banyak. "
" Wkwkwkwk. " semua tertawa
Ayah Mba Citra melihat kearah istrinya yang sedari tadi memandangi Wawan segera menepuk punggung tangannya dan membuat nya tersadar. Langsung beranjak dari tempat duduk.
" Sebentar ya Nak tak panggilkan Citra dulu."
" Citra, Pangeranmu sudah datang tuch diluar. "
" Makasih Bun...."
" Sudah nungguin ya... 😊" ledek ibunya
" Bunda kayak ngga pernah muda aja. "
" Emang Citra sudah jadian sama Wahid. "
" Citra penginnya bukan jadi pacar Bun... Tapi jadi istrinya. Biar halal mau ngapa- ngapain. "
Mendengar jawaban anak semata wayangnya sontak kaget. Langsung dijitak kepalanya
" Aduh... " Citra mengusap-usap kepala nya
" Dasar.... mikir ....cari ilmu yang banyak dulu. Ini malah mikir pengin nikah. "
Citra langsung berjalan dengan cepat meninggalkan ibunya.
Setelah melihat anaknya keluar dan sedikit basa-basi Ayah Mba Citra masuk ke dalam.
" Wahid, kamu bau parfum cewek ngga. "
" Parfum Ummi yang nempel di baju Wawan. "
" Masak bau wangi gini dipake sama ibu-ibu. " Mba Citra curiga sambil mendengus- denguskan hidungnya kearah Wawan.
" Kamu habis main ke tempat cewek ya sebelum kesini. "
Wawan pura-pura memandang kearah luar saat dirinya dipandang Mba Citra.
" Yang bermain api siapa yang dicurigai siapa ?"😡😡
" Kalo ngga percaya sekarang kamu duduk disebelahku. Coba kamu cium aroma tubuhku. "
Tantang Mas Wahid
" Modus. " bathin Wawan saat Mba Citra pindah ke samping Mas Wahid.
Yang pada akhirnya mereka ngobrol sendiri serasa dunia milik mereka sedangkan Wawan disini ngontrak.
Wawan hari ini cukup banyak mendapatkan ilmu rayuan ala buaya darat. Dua karakter yang berbeda bisa dijinakkan dengan mudah. B*ngs*t benar
Karena dinginnya udara luar membuat Wawan ingin buang hajat
" Mba, boleh numpang pipis ngga. " kata Wawan polos
" Boleh Wan. Ayuh tak anter ke dalam. "
" Makasih Mba. "
Wawan melangkah ke dalam rumah mengikuti Mba Citra menuju kamar mandi yang posisinya di belakang.
Saat keluar dari kamar mandi yang melintasi ruang tengah, Wawan dipanggil sama Ibu nya Mba Citra.
" Wan, duduk sini. Ngapain juga kamu diluar jadi penonton. Enakan disini ngemil sambil nonton tivi. "
Kala itu tayangan yang ada hanya TVRI. Ditemani mendoan hangat dan secangkir teh Wawan asyik nonton.
Sudah berapa buah mendoan pindah ke dalam perutnya. Ayah dan ibunya Mba Citra tersenyum menyaksikan betapa lahapnya Wawan makan.
Sesekali mereka mengomentari acara yang ditontonnya. Perut kenyang ditambah hembusan angin dari kipas yang berada di samping tivi membuat Wawan tertidur.
" Anis, kamu sedang bicara dengan siapa...? Seketika orang yang saat ini memunggungi Wawan berbalik arah dan melihatnya.
" Ibu nya Mba Citra...?? " Wawan segera mendekati kedua wanita yang sedang berbicara
" Iya nak Wawan. Ini Ibu.... "
Sebelum bertanya lanjut Dewi Rengganis menempelkan jari telunjuk ke bibirnya yang mungil.
" Coba kamu hormati penjelasan Astari dulu.... " berkata lembut seperti biasanya sambil tersenyum
Astari ibunya Mba Citra melanjutkan ceritanya.
" Dari awal Ibu bertanya-tanya siapa yang akan datang manakala s*emua khodam penjaga rumah berbaris rapih dari sore. Bahkan yang biasanya hanya muncul saat-saat tertentu pun juga hadir. "
" Tamu terhormat seperti apa yang bisa menghadirkan leluhur Ibu*....? "
" Tambah penasaran lagi saat Ibu bertanya kepada salah satu leluhur utama keluarga ini dan dijawab oleh beliau hanya satu kalimat....Kamu beruntung Astari... "
" Akhirnya dengan alasan pengin duduk diluar Ibu mengajak ayah Citra untuk menemani. Padahal karena penasan. "
" Datang dari arah gerbang Ibu hanya melihat Nak Wahid. Setelah itu baru Ibu melihat Nak Wawan. "
" Semua membungkukkan badan saat Nak Wawan berjalan menghampiri beliau semua. "
" Kalo itu Wawan juga merasa heran Bu...? "
" Saat Nak Wawan duduk dan asyik ngobrol Ibu menanyakan sama khodam yang ada disamping Ibu. "
Wawan mengangguk tanda dia mengerti. Kalo Ibunya Mba Citra ngobrol dengan pendampingnya akan tetapi dia ngga paham akan apa yang dibicarakan.
" Ibu coba tanya lebih jauh Beliau hanya menjawab bahwa yang mendampingi Nak Wawan juga termasuk leluhur yang selama ini selalu mendampingi Citra yaitu Dewi Rengganis. "
" Akhirnya dari Dewi Rengganis ibu baru mendapatkan informasi bahwa beliau termasuk salah satu pembimbing dari Nak Wawan. "
" Benar begitu khan Dewi... "
" Tepatnya saya adalah pengasuhnya Wawan Astari. "
" Dari sembilan pendamping milik Wawan tingkatan saya adalah yang paling rendah sendiri. "
" Glek... " Wawan takjub sekaligus heran begitu juga Astari Ibu Mba Citra. "
Kembali Wawan teringat sesuatu :
" Bagaimana Ibu bisa masuk ke alam ini.."
tanya Wawan.
" Bukan Ibu yang masuk ke dalam alam ini Nak... Justru kamu yang masuk ke dalam alam milik Ibu. "
" 🙄🙄🙄" Wawan kebingungan
" Bagaimana bisa terjadi ? "
" Kamu adalah bagian dari keluarga ini dan Citra adalah jodohmu dimasa lalu. " kata Dewi Rengganis
" Kok bisa ....jodohku Mba Citra. Tua amat. "
" Pletak. " terdengar suara kepala dijitak
" Maaf... " Kata Dewi Rengganis
" Tunggu saja saatnya kamu tumbuh dewasa. "
" Hobby mu itu doyannya sama daun tua dan daun pintu eh salah daun muda. " kata Dewi Rengganis lirih
" Anis, jangan becanda kamu. "
" Mba Citra itu milik Mas Wahid. "
" Nak Wawan lebih tahu dibandingkan Ibu. "
" Sudah lupakan saja. Pada saatnya nanti kamu akan tahu ceritanya. "
" Baiklah. " kata Wawan patuh.
" Sebaiknya kamu belajar tentang hukum ruang dan waktu. " Mendapat perintah seperti itu Wawan segera bermeditasi dengan sikap lotus.
Prinsip dasar dari hukum ruang dan waktu adalah kita harus bisa mengatur kecepatan detak jantung.
Untuk orang normal biasa nya dalam satu menit jantung akan berdetak 60 - 100 kali. Sedangkan kita harus mampu mengatur jumlah detakan sebanyak 5-10 kali dalam satu menit. Belum lagi ada beberapa syarat tertentu.
Entah sudah berapa jam berlalu manakala Wawan merasakan adanya guncangan.
Aroma wangi yang beberapa hari ini sering menghampiri kembali tercium.
" Pagi Wawan. " sapa Mba Citra
" Lho, Wawan ada dimana Mba..? " Saat dirinya merasa asing dengan kondisi kamar yang dia tiduri.
" Semalam kamu tidur dikamar Mba Citra. "
" Apa..? " Wawan segera memeriksa keadaan tubuhnya akan tetapi dirinya tidak menemukan sesuatu yang aneh.
" Kamu lagi nyari apa Wan...? "
" Mba Citra semalam ngga ngapa-ngapain Wawan khan. " Kata Wawan dengan setengah curiga
" Pletak. " kepala Wawan mendapat jitakan dari Mba Citra
" Justru Mba Citra yang harusnya tanya. "
" Hehehehe... " Wawan cengengesan
" Kebanyakan nonton fim ngga jelas kamu. "
" Buruan mandi sana. Bau kamu apek. Bentar lagi Wahid mau jemput. "
*****
Hari ini adalah hari terakhir liburan sekolah. Wawan sudah berpamitan dengan semua teman-teman santri. Mamah dan Papah sudah menjemput. Saat Wawan hendak berpamitan dengan Abah dan Ummi tiba-tiba telepon kabel berbunyi.
" Kring.... kring... king... "
" Assalamu'alaikum wrwb " salam dari suara di sebrang sana
" Wa alaikum salam wrwb "
" Mas Wahid ada....? "
" Wahid nya sedang keluar. Maaf dari mana ya...? "
" Saya Ayahnya Citra... "
" Citra teman SMA kah..? "
Begitu mendengar nama Citra hati Wawan gelisah
" Iya Bu..... "
" Ada yang bisa saya bantu Pak..? "
" Hari ini rencana nya Citra mau ke pondok katanya keponakan Wahid mau kembali ke Semarang."
" Saat motornya hendak belok tiba-tiba ada mobil yang hilang kendali." Terdengar suara isak tangis dari sebrang telpon
" Subhanallah. "
" Nak Citra bagaimana kondisinya Pak..? "
" *Saat ini kondisi nya sedang koma dan membutuhkan transfusi darah. Kami juga sedang menunggu khabar dari PMI Bu...."
" Karena golongan darah Citra agak sulit* yaitu AB -. "
" Sekarang Nak Citra di rumah sakit mana... "
" RSUD Bu."
" Coba saya umumkan ... barangkali dari santri ada yang memiliki golongan darah yang sesuai. "
" Terima kasih Bu atas bantuannya. "
Assalamu'alaikum wrwb " salam dari suara di sebrang sana
" Wa alaikum salam wrwb "
Tubuh Wawan bergetar hebat kala mendengar Mba Citra kecelakaan. Air mata mengalir deras. Ternyata mimpi semalam menjadi kenyataan.
Ummi segera ke ruang informasi... memberikan informasi bahwa bilamana ada santri yang bergolongan darah AB- minta tolong untuk segera ke rumah Abah.
" Mah, bukannya golongan darahmu AB. " tanya Papah
" Iya Pah.... masalah nya AB dan AB- itu berbeda. "
" Justru yang bergolongan AB- itu Wawan. "
Mendengar dirinya memiliki golongan darah yang sama segera Wawan minta diantarkan ke RSUD.
" Kamu masih anak-anak Wan. Belum tentu diijinkan. "
" Pah, Wawan kenal baik dengan Mba Citra. Meskipun cuma setetes setidaknya bisa menolong Mba Citra. " Wawan terus mendesak hingga akhir nya disetujui.
*****
" Gimana suster.... apakah golongan darah saya bisa untuk didonorkan. " tanya Mamah
" Maaf Bu. Golongan darah ibu tidak sesuai. "
" Kalo yang milik Wawan Setiaji cocok Bu. "
" Apa boleh Bu anak-anak mendonorkan darahnya ? "
" Boleh Bu.... tapi ada batasannya. "
Suster tersebut merasa ada yang aneh. Berdasarkan hasil laporan dari laboratorium yang saat berada ditangannya dia menemukan sesuatu yang langka.
Dalam sel darah merah Wawannya mengandung unsur logam mulia ( emas) meski hanya sepersekian gram. Terlihat dari mikroskop saatbsampel darah itu diuji kadang berwarna merah kemudian berubahb menjadi merah keemasan.
"Perlu disampaikan ngga ya terkait keunikan darah putranya. " dalam hati mempertimbangkan temuan dari laboratorium.
Akhirnya keniatan itu diurungkan.
Di ruangan lain.
Wawan tengah terbaring di atas ranjang besi berwarna putih dengan tangan kanan dihiasi selang berwarna merah terhubung melalui sebuah alat transfusi menuju tangan milik Mba Citra. Beberapa perawat sibuk kesana kemari mengatur beberapa peralatan pendukung.
Wawan menatap wajah Mba Citra yang pucat pasi dengan mata terpejam dan di kepalanya terdapat perban
" Ya Allah selamat kan Mba Citra. "
" Meskipun Wawan baru mengenal sebentar akan tetapi Wawan tahu dia adalah perempuan baik. " ujar Wawan lirih
" Sudah siap dhek. "
" Sudah Sus. "
Sedikit demi sedikit darah Wawan memasuki tubuh Mba Citra. Muncul perubahan meski pelan tapi pasti. Beberapa lebam dibeberapa bagian anggota tubuh menghilang. Jahitan yang tertutup plaster mulai menutup rapih dan mulus. Wajah yang awalnya pucat sudah mulai terlihat cerah.
Suster yang saat itu menyaksikan keajaiban yang terjadi hanya bisa melongo. Suster itu tidak percaya kalo hanya mendengar cerita. Dia cubit lengan temannya.
" Aduh sakit tahu. "
" Apa aku mimpi. "
" Kamu tidak mimpi Non. Tapi kenapa kamu cubit tanganku. Di mana-mana untuk membuktikan dia mimpi atau tidak yang dicubit tangannya sendiri. "
" Maaf " sambil tersipu malu.
*****
Bangsal anak-anak di Rumah sakit Semarang
Sepuluh hari telah berlalu dan Wawan masih belum terbangun dari hibernasi nya. Mamah, dan Kak Citra duduk bersebelahan disamping tempat tidur Wawan.
" Tante, Citra minta maaf atas kejadian ini. "
" Citra ngga salah. Wawan yang memaksakan diri untuk mendonorkan darahnya. "
" Apa Citra sudah sembuh. "
" Alhamdulillah seperti yang Tante lihat. "
" Tante, Citra boleh menanyakan sesuatu....? "
Mamah Wawan langsung menatap wajah Citra.
" Terkait dengan kesembuhan yang Citra alami kah? "
Citra mengangguk.
" Tante sampai saat ini juga belum tahu jawaban nya. Bagaimana bisa luka yang sebegitu parahnya bisa sembuh seketika...?"
" Dari hasil rontgen yang Citra lihat kondisi Citra saat itu sangat mengerikan. Tulang tusuk sebelah kanan patah, ditambah tulang kering retak, dan ada pendarahan di kepala Citra. Belum lagi luka-luka di sekujur tubuh. "
Citra menghela nafas berat membayangkan akan apa yang terjadi.
" Betapa terkejut nya saat dokter UGD saat itu saat mendapat khabar dari perawat kalo Citra sembuh total. "
" Sebelum bangun dari tidur Citra sempat bermimpi... Didatangi seorang perempuan dan mengatakan bahwa dia berkorban untukmu bukan karena kamu adalah temannya... akan tetapi dia menepati janjinya untuk selalu menjaga dan melindungimu. "
tanpa sadar Citra meneteskan air mata. Ditatapnya wajah Wawan yang saat ini sedang tertidur. Didekatinya wajah Wawan dan diciumnya pipi Wawan.
" Makasih ya Wan. " beberapa tetes air mata membasahi wajah Wawan. Mamah terkejut dan terpana melihat apa yang dilakukan Citra. Mulutnya melongo.
"Ibu, maafkan tindakan Citra barusan. "
Bangkit dari tempat duduk Citra mencium tangan Mamah Wawan diikuti usapan di kepala Citra.
" Ya sudah. Yang terpenting Citra jaga kesehatan ya. "
" Assalamu'alaikum "
" Wa alaikum salam "
kemudian Citra berjalan ke arah pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�
waw darah emas yang kai masuk ke tubuh wawan
2021-11-29
1
ayam receh
good for you
2021-11-29
1