Ch. 8 Kecelakaan

" Assalamu'alaikum wrwb. " Mas Wahid mengucapkan salam manakala melihat orang tua Mba Citra duduk di teras depan.

" Wa alaikum salam.....kirain siapa ?Duduk sini nak Wahid. " mempersilahkan Mas Wahid dan Wawan untuk duduk bersama mereka.

" Ini siapa ganteng amat ?" tanya ayah Mba Citra

" Keponakan Pak. Kebetulan lagi mondok di tempat Abah. " Wawan tersenyum malu. Tanpa dia sadari ibu Mba Citra terus memperhatikan Wawan.

" Berani taruhan besok kalo sudah gedhe pacarnya pasti banyak. "

" Wkwkwkwk. " semua tertawa

Ayah Mba Citra melihat kearah istrinya yang sedari tadi memandangi Wawan segera menepuk punggung tangannya dan membuat nya tersadar. Langsung beranjak dari tempat duduk.

" Sebentar ya Nak tak panggilkan Citra dulu."

" Citra, Pangeranmu sudah datang tuch diluar. "

" Makasih Bun...."

" Sudah nungguin ya... 😊" ledek ibunya

" Bunda kayak ngga pernah muda aja. "

" Emang Citra sudah jadian sama Wahid. "

" Citra penginnya bukan jadi pacar Bun... Tapi jadi istrinya. Biar halal mau ngapa- ngapain. "

Mendengar jawaban anak semata wayangnya sontak kaget. Langsung dijitak kepalanya

" Aduh... " Citra mengusap-usap kepala nya

" Dasar.... mikir ....cari ilmu yang banyak dulu. Ini malah mikir pengin nikah. "

Citra langsung berjalan dengan cepat meninggalkan ibunya.

Setelah melihat anaknya keluar dan sedikit basa-basi Ayah Mba Citra masuk ke dalam.

" Wahid, kamu bau parfum cewek ngga. "

" Parfum Ummi yang nempel di baju Wawan. "

" Masak bau wangi gini dipake sama ibu-ibu. " Mba Citra curiga sambil mendengus- denguskan hidungnya kearah Wawan.

" Kamu habis main ke tempat cewek ya sebelum kesini. "

Wawan pura-pura memandang kearah luar saat dirinya dipandang Mba Citra.

" Yang bermain api siapa yang dicurigai siapa ?"😡😡

" Kalo ngga percaya sekarang kamu duduk disebelahku. Coba kamu cium aroma tubuhku. "

Tantang Mas Wahid

" Modus. " bathin Wawan saat Mba Citra pindah ke samping Mas Wahid.

Yang pada akhirnya mereka ngobrol sendiri serasa dunia milik mereka sedangkan Wawan disini ngontrak.

Wawan hari ini cukup banyak mendapatkan ilmu rayuan ala buaya darat. Dua karakter yang berbeda bisa dijinakkan dengan mudah. B*ngs*t benar

Karena dinginnya udara luar membuat Wawan ingin buang hajat

" Mba, boleh numpang pipis ngga. " kata Wawan polos

" Boleh Wan. Ayuh tak anter ke dalam. "

" Makasih Mba. "

Wawan melangkah ke dalam rumah mengikuti Mba Citra menuju kamar mandi yang posisinya di belakang.

Saat keluar dari kamar mandi yang melintasi ruang tengah, Wawan dipanggil sama Ibu nya Mba Citra.

" Wan, duduk sini. Ngapain juga kamu diluar jadi penonton. Enakan disini ngemil sambil nonton tivi. "

Kala itu tayangan yang ada hanya TVRI. Ditemani mendoan hangat dan secangkir teh Wawan asyik nonton.

Sudah berapa buah mendoan pindah ke dalam perutnya. Ayah dan ibunya Mba Citra tersenyum menyaksikan betapa lahapnya Wawan makan.

Sesekali mereka mengomentari acara yang ditontonnya. Perut kenyang ditambah hembusan angin dari kipas yang berada di samping tivi membuat Wawan tertidur.

" Anis, kamu sedang bicara dengan siapa...? Seketika orang yang saat ini memunggungi Wawan berbalik arah dan melihatnya.

" Ibu nya Mba Citra...?? " Wawan segera mendekati kedua wanita yang sedang berbicara

" Iya nak Wawan. Ini Ibu.... "

Sebelum bertanya lanjut Dewi Rengganis menempelkan jari telunjuk ke bibirnya yang mungil.

" Coba kamu hormati penjelasan Astari dulu.... " berkata lembut seperti biasanya sambil tersenyum

Astari ibunya Mba Citra melanjutkan ceritanya.

" Dari awal Ibu bertanya-tanya siapa yang akan datang manakala s*emua khodam penjaga rumah berbaris rapih dari sore. Bahkan yang biasanya hanya muncul saat-saat tertentu pun juga hadir. "

" Tamu terhormat seperti apa yang bisa menghadirkan leluhur Ibu*....? "

" Tambah penasaran lagi saat Ibu bertanya kepada salah satu leluhur utama keluarga ini dan dijawab oleh beliau hanya satu kalimat....Kamu beruntung Astari... "

" Akhirnya dengan alasan pengin duduk diluar Ibu mengajak ayah Citra untuk menemani. Padahal karena penasan. "

" Datang dari arah gerbang Ibu hanya melihat Nak Wahid. Setelah itu baru Ibu melihat Nak Wawan. "

" Semua membungkukkan badan saat Nak Wawan berjalan menghampiri beliau semua. "

" Kalo itu Wawan juga merasa heran Bu...? "

" Saat Nak Wawan duduk dan asyik ngobrol Ibu menanyakan sama khodam yang ada disamping Ibu. "

Wawan mengangguk tanda dia mengerti. Kalo Ibunya Mba Citra ngobrol dengan pendampingnya akan tetapi dia ngga paham akan apa yang dibicarakan.

" Ibu coba tanya lebih jauh Beliau hanya menjawab bahwa yang mendampingi Nak Wawan juga termasuk leluhur yang selama ini selalu mendampingi Citra yaitu Dewi Rengganis. "

" Akhirnya dari Dewi Rengganis ibu baru mendapatkan informasi bahwa beliau termasuk salah satu pembimbing dari Nak Wawan. "

" Benar begitu khan Dewi... "

" Tepatnya saya adalah pengasuhnya Wawan Astari. "

" Dari sembilan pendamping milik Wawan tingkatan saya adalah yang paling rendah sendiri. "

" Glek... " Wawan takjub sekaligus heran begitu juga Astari Ibu Mba Citra. "

Kembali Wawan teringat sesuatu :

" Bagaimana Ibu bisa masuk ke alam ini.."

tanya Wawan.

" Bukan Ibu yang masuk ke dalam alam ini Nak... Justru kamu yang masuk ke dalam alam milik Ibu. "

" 🙄🙄🙄" Wawan kebingungan

" Bagaimana bisa terjadi ? "

" Kamu adalah bagian dari keluarga ini dan Citra adalah jodohmu dimasa lalu. " kata Dewi Rengganis

" Kok bisa ....jodohku Mba Citra. Tua amat. "

" Pletak. " terdengar suara kepala dijitak

" Maaf... " Kata Dewi Rengganis

" Tunggu saja saatnya kamu tumbuh dewasa. "

" Hobby mu itu doyannya sama daun tua dan daun pintu eh salah daun muda. " kata Dewi Rengganis lirih

" Anis, jangan becanda kamu. "

" Mba Citra itu milik Mas Wahid. "

" Nak Wawan lebih tahu dibandingkan Ibu. "

" Sudah lupakan saja. Pada saatnya nanti kamu akan tahu ceritanya. "

" Baiklah. " kata Wawan patuh.

" Sebaiknya kamu belajar tentang hukum ruang dan waktu. " Mendapat perintah seperti itu Wawan segera bermeditasi dengan sikap lotus.

Prinsip dasar dari hukum ruang dan waktu adalah kita harus bisa mengatur kecepatan detak jantung.

Untuk orang normal biasa nya dalam satu menit jantung akan berdetak 60 - 100 kali. Sedangkan kita harus mampu mengatur jumlah detakan sebanyak 5-10 kali dalam satu menit. Belum lagi ada beberapa syarat tertentu.

Entah sudah berapa jam berlalu manakala Wawan merasakan adanya guncangan.

Aroma wangi yang beberapa hari ini sering menghampiri kembali tercium.

" Pagi Wawan. " sapa Mba Citra

" Lho, Wawan ada dimana Mba..? " Saat dirinya merasa asing dengan kondisi kamar yang dia tiduri.

" Semalam kamu tidur dikamar Mba Citra. "

" Apa..? " Wawan segera memeriksa keadaan tubuhnya akan tetapi dirinya tidak menemukan sesuatu yang aneh.

" Kamu lagi nyari apa Wan...? "

" Mba Citra semalam ngga ngapa-ngapain Wawan khan. " Kata Wawan dengan setengah curiga

" Pletak. " kepala Wawan mendapat jitakan dari Mba Citra

" Justru Mba Citra yang harusnya tanya. "

" Hehehehe... " Wawan cengengesan

" Kebanyakan nonton fim ngga jelas kamu. "

" Buruan mandi sana. Bau kamu apek. Bentar lagi Wahid mau jemput. "

*****

Hari ini adalah hari terakhir liburan sekolah. Wawan sudah berpamitan dengan semua teman-teman santri. Mamah dan Papah sudah menjemput. Saat Wawan hendak berpamitan dengan Abah dan Ummi tiba-tiba telepon kabel berbunyi.

" Kring.... kring... king... "

" Assalamu'alaikum wrwb " salam dari suara di sebrang sana

" Wa alaikum salam wrwb "

" Mas Wahid ada....? "

" Wahid nya sedang keluar. Maaf dari mana ya...? "

" Saya Ayahnya Citra... "

" Citra teman SMA kah..? "

Begitu mendengar nama Citra hati Wawan gelisah

" Iya Bu..... "

" Ada yang bisa saya bantu Pak..? "

" Hari ini rencana nya Citra mau ke pondok katanya keponakan Wahid mau kembali ke Semarang."

" Saat motornya hendak belok tiba-tiba ada mobil yang hilang kendali." Terdengar suara isak tangis dari sebrang telpon

" Subhanallah. "

" Nak Citra bagaimana kondisinya Pak..? "

" *Saat ini kondisi nya sedang koma dan membutuhkan transfusi darah. Kami juga sedang menunggu khabar dari PMI Bu...."

" Karena golongan darah Citra agak sulit* yaitu AB -. "

" Sekarang Nak Citra di rumah sakit mana... "

" RSUD Bu."

" Coba saya umumkan ... barangkali dari santri ada yang memiliki golongan darah yang sesuai. "

" Terima kasih Bu atas bantuannya. "

Assalamu'alaikum wrwb " salam dari suara di sebrang sana

" Wa alaikum salam wrwb "

Tubuh Wawan bergetar hebat kala mendengar Mba Citra kecelakaan. Air mata mengalir deras. Ternyata mimpi semalam menjadi kenyataan.

Ummi segera ke ruang informasi... memberikan informasi bahwa bilamana ada santri yang bergolongan darah AB- minta tolong untuk segera ke rumah Abah.

" Mah, bukannya golongan darahmu AB. " tanya Papah

" Iya Pah.... masalah nya AB dan AB- itu berbeda. "

" Justru yang bergolongan AB- itu Wawan. "

Mendengar dirinya memiliki golongan darah yang sama segera Wawan minta diantarkan ke RSUD.

" Kamu masih anak-anak Wan. Belum tentu diijinkan. "

" Pah, Wawan kenal baik dengan Mba Citra. Meskipun cuma setetes setidaknya bisa menolong Mba Citra. " Wawan terus mendesak hingga akhir nya disetujui.

*****

" Gimana suster.... apakah golongan darah saya bisa untuk didonorkan. " tanya Mamah

" Maaf Bu. Golongan darah ibu tidak sesuai. "

" Kalo yang milik Wawan Setiaji cocok Bu. "

" Apa boleh Bu anak-anak mendonorkan darahnya ? "

" Boleh Bu.... tapi ada batasannya. "

Suster tersebut merasa ada yang aneh. Berdasarkan hasil laporan dari laboratorium yang saat berada ditangannya dia menemukan sesuatu yang langka.

Dalam sel darah merah Wawannya mengandung unsur logam mulia ( emas) meski hanya sepersekian gram. Terlihat dari mikroskop saatbsampel darah itu diuji kadang berwarna merah kemudian berubahb menjadi merah keemasan.

"Perlu disampaikan ngga ya terkait keunikan darah putranya. " dalam hati mempertimbangkan temuan dari laboratorium.

Akhirnya keniatan itu diurungkan.

Di ruangan lain.

Wawan tengah terbaring di atas ranjang besi berwarna putih dengan tangan kanan dihiasi selang berwarna merah terhubung melalui sebuah alat transfusi menuju tangan milik Mba Citra. Beberapa perawat sibuk kesana kemari mengatur beberapa peralatan pendukung.

Wawan menatap wajah Mba Citra yang pucat pasi dengan mata terpejam dan di kepalanya terdapat perban

" Ya Allah selamat kan Mba Citra. "

" Meskipun Wawan baru mengenal sebentar akan tetapi Wawan tahu dia adalah perempuan baik. " ujar Wawan lirih

" Sudah siap dhek. "

" Sudah Sus. "

Sedikit demi sedikit darah Wawan memasuki tubuh Mba Citra. Muncul perubahan meski pelan tapi pasti. Beberapa lebam dibeberapa bagian anggota tubuh menghilang. Jahitan yang tertutup plaster mulai menutup rapih dan mulus. Wajah yang awalnya pucat sudah mulai terlihat cerah.

Suster yang saat itu menyaksikan keajaiban yang terjadi hanya bisa melongo. Suster itu tidak percaya kalo hanya mendengar cerita. Dia cubit lengan temannya.

" Aduh sakit tahu. "

" Apa aku mimpi. "

" Kamu tidak mimpi Non. Tapi kenapa kamu cubit tanganku. Di mana-mana untuk membuktikan dia mimpi atau tidak yang dicubit tangannya sendiri. "

" Maaf " sambil tersipu malu.

*****

Bangsal anak-anak di Rumah sakit Semarang

Sepuluh hari telah berlalu dan Wawan masih belum terbangun dari hibernasi nya. Mamah, dan Kak Citra duduk bersebelahan disamping tempat tidur Wawan.

" Tante, Citra minta maaf atas kejadian ini. "

" Citra ngga salah. Wawan yang memaksakan diri untuk mendonorkan darahnya. "

" Apa Citra sudah sembuh. "

" Alhamdulillah seperti yang Tante lihat. "

" Tante, Citra boleh menanyakan sesuatu....? "

Mamah Wawan langsung menatap wajah Citra.

" Terkait dengan kesembuhan yang Citra alami kah? "

Citra mengangguk.

" Tante sampai saat ini juga belum tahu jawaban nya. Bagaimana bisa luka yang sebegitu parahnya bisa sembuh seketika...?"

" Dari hasil rontgen yang Citra lihat kondisi Citra saat itu sangat mengerikan. Tulang tusuk sebelah kanan patah, ditambah tulang kering retak, dan ada pendarahan di kepala Citra. Belum lagi luka-luka di sekujur tubuh. "

Citra menghela nafas berat membayangkan akan apa yang terjadi.

" Betapa terkejut nya saat dokter UGD saat itu saat mendapat khabar dari perawat kalo Citra sembuh total. "

" Sebelum bangun dari tidur Citra sempat bermimpi... Didatangi seorang perempuan dan mengatakan bahwa dia berkorban untukmu bukan karena kamu adalah temannya... akan tetapi dia menepati janjinya untuk selalu menjaga dan melindungimu. "

tanpa sadar Citra meneteskan air mata. Ditatapnya wajah Wawan yang saat ini sedang tertidur. Didekatinya wajah Wawan dan diciumnya pipi Wawan.

" Makasih ya Wan. " beberapa tetes air mata membasahi wajah Wawan. Mamah terkejut dan terpana melihat apa yang dilakukan Citra. Mulutnya melongo.

"Ibu, maafkan tindakan Citra barusan. "

Bangkit dari tempat duduk Citra mencium tangan Mamah Wawan diikuti usapan di kepala Citra.

" Ya sudah. Yang terpenting Citra jaga kesehatan ya. "

" Assalamu'alaikum "

" Wa alaikum salam "

kemudian Citra berjalan ke arah pintu.

Terpopuler

Comments

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

waw darah emas yang kai masuk ke tubuh wawan

2021-11-29

1

ayam receh

ayam receh

good for you

2021-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 Pertemuan
2 Ch. 2 Buluh Perindu
3 Ch. 3 Tragedi jembatan Bambu
4 Ch. 4 Bertemu Kakek
5 Ch. 5 Mediatoran
6 Ch. 6 Pingsan
7 Cy. 7 Obat Nyamuk
8 Ch. 8 Kecelakaan
9 CH 9 Nasehat
10 Ch. 10 Terima Tantangan
11 Ch. 11 Pemimpin baru
12 Ch. 12 Jadian
13 Ch. 13 Pasukan baru
14 Ch. 14 Takdir
15 Ch. 15 Aku mencintaimu
16 Ch. 16 Bertemu Kembali
17 Ch. 17 Pengisian
18 Ch. 18 Penyergapan
19 Ch. 19 Hibernasi
20 Ch. 20 Minta Tolong
21 Ch. 21 Kilas Balik
22 Ch. 22 Kerinduan
23 Ch.23 Cerita Nenek
24 Ch. 24 Pelindung Keluarga
25 Ch. 25 Mencari Bukti 1
26 Ch. 26 Mencari Bukti 2
27 Ch. 27 Mencari Bukti 3
28 Ch. 28 Beraksi
29 Ch. 29 Penyerangan
30 Ch. 30 Tegar
31 Ch. 31 Ditembak cewek
32 Ch. 32 Pemegang Saham Baru
33 Ch. 33 Bertemu Penjaga Cincin
34 Ch. 34 Sabotase
35 Ch. 35 Lidya
36 Ch. 36 Sebuah Rindu
37 Ch. 37 Gunung Berapi
38 Ch. 38 Pengakuan Wawan
39 Ch. 39 Undangan Mamah
40 Ch. 40 Seperti Induk Ayam
41 Ch. 41 Kurang Waspada
42 Ch. 42 Minta Ijin
43 Ch. 43 Di madu
44 Ch. 44 Kedatangan Pemiliknya
45 Ch. 45 Koleksi Hati
46 Ch. 46 Pengkhianatan
47 Ch 47. Pusaka Negara
48 Ch. 48 Penjaga Pusaka
49 Ch. 49 Penunggu Rumah
50 Ch. 50 Balas dendam
51 Ch. 51 Paramitha
52 Ch. 52 Mustika pedang
53 Ch. 53 Kesempatan Kedua
54 Ch. 54 Anjani dan Hapsari
55 Ch. 55 Cerita Anjani
56 Ch. 56 Keterlaluan
57 Ch. 57 Perburuan Mustika 1
58 Ch. 58 Perburuan Mustika 2
59 Ch. 59 Perburuan Mustika 3
60 Ch. 60 Pembantaian
61 Ch. 61 Jati Diri Sengkulu
62 Ch. 62 Hutang Penjelasan
63 Ch. 63 Tanpa Jejak
64 Ch. 64 Bertemu Dimitri
65 Ch. 65 Ruqyah
66 Ch. 66 Mualaf
67 Ch. 67 Penyelamatan 1
68 Ch. 68 Penyelamatan 2
69 Ch. 69 Penyelamatan 3
70 Ch. 70 Perubahan Bianca
71 Ch. 71 Siuman
72 Ch. 72 Klasifikasi Aura
73 Ch. 73 Flamingo 1
74 Ch. 74 Flamingo 2
75 Ch. 75 Flamingo 3
76 Ch. 76 Flamingo 4
77 Ch. 77 Bergerak
78 Ch. 78 Kebal Peluru
79 Ch. 79 Masa lalu
80 Ch. 80 Penemuan jenazah
81 Ch. 81 Kekecewaan
82 Ch. 82 Liontin
83 Ch. 83 Masa lalu Kakek Kencana
84 Ch. 84 Imelda
85 Ch. 85 Dia memanggil
86 Ch. 86 Aku datang
87 Ch.87 Penyelamatan Sari
88 Ch.88 Hamil
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ch. 1 Pertemuan
2
Ch. 2 Buluh Perindu
3
Ch. 3 Tragedi jembatan Bambu
4
Ch. 4 Bertemu Kakek
5
Ch. 5 Mediatoran
6
Ch. 6 Pingsan
7
Cy. 7 Obat Nyamuk
8
Ch. 8 Kecelakaan
9
CH 9 Nasehat
10
Ch. 10 Terima Tantangan
11
Ch. 11 Pemimpin baru
12
Ch. 12 Jadian
13
Ch. 13 Pasukan baru
14
Ch. 14 Takdir
15
Ch. 15 Aku mencintaimu
16
Ch. 16 Bertemu Kembali
17
Ch. 17 Pengisian
18
Ch. 18 Penyergapan
19
Ch. 19 Hibernasi
20
Ch. 20 Minta Tolong
21
Ch. 21 Kilas Balik
22
Ch. 22 Kerinduan
23
Ch.23 Cerita Nenek
24
Ch. 24 Pelindung Keluarga
25
Ch. 25 Mencari Bukti 1
26
Ch. 26 Mencari Bukti 2
27
Ch. 27 Mencari Bukti 3
28
Ch. 28 Beraksi
29
Ch. 29 Penyerangan
30
Ch. 30 Tegar
31
Ch. 31 Ditembak cewek
32
Ch. 32 Pemegang Saham Baru
33
Ch. 33 Bertemu Penjaga Cincin
34
Ch. 34 Sabotase
35
Ch. 35 Lidya
36
Ch. 36 Sebuah Rindu
37
Ch. 37 Gunung Berapi
38
Ch. 38 Pengakuan Wawan
39
Ch. 39 Undangan Mamah
40
Ch. 40 Seperti Induk Ayam
41
Ch. 41 Kurang Waspada
42
Ch. 42 Minta Ijin
43
Ch. 43 Di madu
44
Ch. 44 Kedatangan Pemiliknya
45
Ch. 45 Koleksi Hati
46
Ch. 46 Pengkhianatan
47
Ch 47. Pusaka Negara
48
Ch. 48 Penjaga Pusaka
49
Ch. 49 Penunggu Rumah
50
Ch. 50 Balas dendam
51
Ch. 51 Paramitha
52
Ch. 52 Mustika pedang
53
Ch. 53 Kesempatan Kedua
54
Ch. 54 Anjani dan Hapsari
55
Ch. 55 Cerita Anjani
56
Ch. 56 Keterlaluan
57
Ch. 57 Perburuan Mustika 1
58
Ch. 58 Perburuan Mustika 2
59
Ch. 59 Perburuan Mustika 3
60
Ch. 60 Pembantaian
61
Ch. 61 Jati Diri Sengkulu
62
Ch. 62 Hutang Penjelasan
63
Ch. 63 Tanpa Jejak
64
Ch. 64 Bertemu Dimitri
65
Ch. 65 Ruqyah
66
Ch. 66 Mualaf
67
Ch. 67 Penyelamatan 1
68
Ch. 68 Penyelamatan 2
69
Ch. 69 Penyelamatan 3
70
Ch. 70 Perubahan Bianca
71
Ch. 71 Siuman
72
Ch. 72 Klasifikasi Aura
73
Ch. 73 Flamingo 1
74
Ch. 74 Flamingo 2
75
Ch. 75 Flamingo 3
76
Ch. 76 Flamingo 4
77
Ch. 77 Bergerak
78
Ch. 78 Kebal Peluru
79
Ch. 79 Masa lalu
80
Ch. 80 Penemuan jenazah
81
Ch. 81 Kekecewaan
82
Ch. 82 Liontin
83
Ch. 83 Masa lalu Kakek Kencana
84
Ch. 84 Imelda
85
Ch. 85 Dia memanggil
86
Ch. 86 Aku datang
87
Ch.87 Penyelamatan Sari
88
Ch.88 Hamil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!