"Ta, kamu kenapa?" tanya ratih yang bingung dengan sikapku.
"Gak papa kok" jawabku, aku memang bukanlah orang yang suka menceritakan semua masalahku pada orang. Aku lebih baik memendam nya sendiri dari pada cerita pada orang.
"Udah deh ta, gak usah boong, aku tau kamu itu lagi ada apa-apa, kamu cerita dong sama aku, aku kan sahabat kamu" ucap ratih panjang lebar.
"Ok, aku bakal ceritain, tapi kamu jangan bilang siapa siapa ya!".
"Ok, aku gak bakal bilang siapa-siapa kok, ayo ceritain ta".
"Ayah aku kecelakaan tih" ucapku sendu.
"Kok bisa? gimana kejadiannya?".
"Jadi ayah mau nyebrang jalan, tapi ayah terlalu ceroboh ia gak merhatiin lampu jalan, ia gak tau kalau lampunya itu hijau bukan merah. Trus dia tetap aja nyebrang lalu ada mobil dengan kecepatan tinggi nabrak ayah. Sampai sekarang ayah gak sadar tih" air mataku keluar tanpa minta permisi.
Ratih memelukku, ia tau aku pasti terpukul dengan kejadian itu.
"Kamu yang sabar ya ta, kamu harus kuat" ucap ratih menenangkanku.
Melihat ku menangis vivi dan leo berhamburan ketempatku dan ratih.
"Kenapa tih?" tanya leo penasaran.
"Ayahnya nata kecelakaan".
"Kok bisa?" tanya vivi dan leo bersamaan.
"Iya, ayahnya nata di tabrak mobil".
"Trus gimana keadaannya?" tanya vivi khawatir.
"Belum sadar" jawabku sambil menghapus air mata.
"Kamu yang sabar ya ta" ucap leo sambil mengusap bahuku.
"Iya ta, kamu itu kan strong" ucap vivi menyemangati.
"Tapi kalian jangan kasih tau siapa siapa ya! aku gak mau di bilang cuman cari sensasi" ucapku.
"Siapa yang berani ngomong kayak gitu? biar aku hajar nanti dia" ucap leo menghiburku.
Sudah lama kami menunggu di dalam kelas tapi guru tak juga datang. Lalu datang ketua kelas memberi informasi kalau guru sedang rapat dan jam pelajaran dikosongkan.
Semua murid bersorak gembira kecuali aku.
"Kosong! kalau tau gini mending aku di rumah sakit nemenin ayah" kesalku.
Ternyata kata-kataku didengar oleh ratih, vivi dan leo. Padahal aku ngomongnya pelan.
"Udah ta, gak usah kayak gitu" ucap ratih.
"Eeh, kalian denger ya?" cengirku.
"Ya dengerlah, orang kamu ngomong kayak mau beri pengumuman" ucap leo asal.
"Masa sih?" jawabku bingung.
"Gak kok ta, kita kan deketan duduknya, pasti kedengeran lah kalau kamu ngomong apa-apa?" ucap ratih.
"Iya-ta, kamu gak usah dengerin leo dia itu kalau ngomong gak pernah disaring dulu" ucap vivi menenangkan.
"Kok lo gitu si vi" ucap leo cemberut.
"Biarin blek" jawab vivi menjulurkan lidahnya pada leo.
Aku tertawa melihat aksi lucu mereka yang mampu menghiburku.
"Tih, aku ketoilet dulu ya".
"Iya hati-hati".
"Apaan si tih, cuman ke toilet doang".
"Siapa tau kamu tenggelam di baknya".
"Ya kali aku tenggelam di bak, gak mungkin lah".
"Hahahaa, becanda ta" ucap ratih cengegesan.
Aku pergi ketoilet, mencuci mukaku yang sembab akibat nangis tadi. Saat aku keluar aku kaget.
"Aaaaaaaaaaaaaa!!!" teriakku.
"Apaan si ta berisik tau gak si?".
"Kamu ngapain disini?, kamu ngintipin aku?" makiku padanya.
"Apaan si ta, aku kesini cuman mau tanya kamu kenapa nangis tadi dikelas?" tanya vero. Orang yang berada didepan toilet cewek. Dan aku orang yang ada didalam toilet itu.
"Ooo,, kok kamu bisa tau?".
"Gimana gak tau coba? kamu nangis kayak petir nyamber".
"Apaan si ver?" jawab ku kesel sampai mukul vero.
"Aduh, sakit ta"
"Kamu si, bilang suara aku kayak petir lagi".
"Iya-iya maaf".
"Hmmm".
"Sekarang kamu ceritain dong ta, kenapa kamu nangis dikelas".
"Kepo!!" ucapku menekankan setiap kata yang keluar dari mulutku. Lalu pergi meninggalkan vero dengan kebingungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ⓦ︎Ⓚ︎🅡︎Ⓩ︎🇳 s̑̈n͜͡ɐ𝘬乇🅿︎ȋ̈Ⓣ︎
woke
2022-06-20
2
Sur Anastasya
adh ta😍😍😍
2022-06-01
0
Chobi Yati
dr kemarin kosong terus,,guru nya ke mana
2022-05-24
1