"Kalian mau kemana?" tanya irfan.
"Kantin" jawab kami singkat.
"Kita ikutan ya" ucap vero.
"Terserah" jawabku singkat.
"Kamu ketus amat si sama aku ta".
"Biarin, kamu gak pantes dibaikin".
"Tega".
*****
Pulang dari sekolah aku langsung pulang lalu kerumah sakit minta izin sama bunda buat kerja kelompok. Sebenarnya si bisa telpon aja. Tapi aku masih mau liat keadaan ayah juga.
"Asalammualaikum bunda".
"Waalaikum salam" .
"Gimana keadaan ayah bund?" tanyaku. Aku sedikit khawatir menanyakan itu pada bunda, karna takut membuatnya sedih.
"Kata dokter udah ada perkembangan kondisi ayah udah mulai membaik dan di perkirakan 1 bulan lagi bisa siuman dari komanya" tutur bunda dengan wajah berseri. Aku lega dengan jawaban yang ku dapatkan setidaknya untuk saat ini keadaan ayah sudah membaik. Tapi aku tak akan berhenti untuk mencari siapa pelaku yang udah nabrak ayah hanya karna kondisi ayah udah membaik.
"Syukurlah kalau begitu bund".
"Iya".
"Oiyah bund, aku mau minta izin buat kerja kelompok di rumahnya vero bun".
"Gak papa kok tadi vero juga udah telpon katanya kamu hari ini mau kerumahnya".
"Buat apa dia nelpon bunda?".
"Gak papa lah lagian dia juga calon mantu bunda".
"Bunda apaan si dia gak bakalan jadi calon mantu bunda".
"Gak boleh ngomong gitu loh ntar malah kebalikannya".
"Ahh udah bunda aku pergi dulu asalammualaikum".
"Waalaikum salam hati-hati jangan ngebut bawa mobilnya".
"Iya bund".
******
Tiba dirumah vero, aku memencet bel rumahnya.
Ting...Tong...
"Udah nyampe ta ayo masuk yang lain udah pada nungguin tu".
"Hmmm".
Aku menuruti vero untuk masuk kerumahnya. Sebelum masuk aku sekilas melihat mobil sport warna merah seperti perkataan irfan. Hal itu membuat semua terlintas di benak ku.
"Kamu kenapa ta?".
"Gak papa".
"Yaudah ayo irfan sama ratih udah nungguin tu".
"Ya"
Aku kembali menuruti jalan vero. Mungkin yang ku lihat tadi adalah salah. Semua orang bisa milikin mobil kayak gitu kan. Tapi yang bikin aku penasaran aku gak sempet liat plat mobilnya.
"Ta".
"Nata".
"Nata Putri Ananta!".
"Eh ah apa?" kagetku. Semua lamunan ku buyar karna teriakan vero.
"Kamu kenapa si bengong mulu?"
"Gak papa".
"Jadi gak belajarnya?".
"Iya jadi".
"Fan, aku bisa ngomong bentar gak?" tanyaku pada irfan.
"Ngomong tinggal ngomong kali ta" jawabnya.
"Gak disini".
"Trus??".
"Keluar bentar ya".
"Yaudah ayo".
Irfan mau menuruti keluar dari rumah vero sebentar.
"Ada apaan ta?" tanya irfan.
"Jadi gini, aku mau minta bantuan sama kamu".
"Bantuan apa?".
"Kamu bilang orang yang nabrak ayah aku itu pake mobil sport warna merahkan?".
"Iya".
"Nah itu, tadi aku liat mobil sport warna merah digarasi vero. Tapi aku gak sempet liat plat mobilnya".
"Jadi?".
"Bantuin aku liat plat mobilnya. Kalau ngomong sama vero aku gak enak".
"Yaudah ayo!".
"Sekarang?".
"Iya masa besok? mumpung vero lagi di dalam".
"Iya-iya" ucapku mengangguki ucapan irfan.
Aku dan irfan mindik-mindik ke garasi vero. Untungnya satpam vero gak liat. Ia terlalu sibuk sama kopi dan pisang gorengnya. Tapi kami juga harus hati-hati bisa-bisa nanti ketahuan.
Akhirnya acara mindik-mindik kami selesai. Kami berhasil sampai digarasi mobil vero. Disana terlihat dua buah mobil sport warna merah dan hitam. Mobil itu dalam posisi menghadap ke depan. Jadi kalau dari kejauhan hanya terlihat warnanya saja. Aku berjalan ke belakang mobil untuk melihat platnya.
"Udah belum ta?".
"Belum ni, tunggu bentar aku liat dulu".
"Cepetan keburu ketauan ni kita udah lama banget perginya".
"Iya-iya".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Neli Allen
kemungkinan itu mobilnya yg nabral ayah nata
2022-05-13
3
Nona Cherry Jo
aaduuuh... makin deg degan nih... apa vero ya atau saudaranya..?
2022-05-01
0
Ida Rubaedah
udah ada pencerahan seperti nya ni
2022-04-24
0