My little hero

Bab 19

Aurora keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.

"Where will you go, mom?" Tanya Andro.

(Ibu mau pergi kemana?)

"I will go to shopping," jawabnya.

(Aku akan pergi berbelanja)

Andro meletakkan buku yang tengah dibacanya. Ia lalu beranjak dari tempat duduknya.

"Let's go!" Serunya sambil berlari ke luar rumah mendahului sang ibu. Aurora hanya tersenyum melihat tingkah putranya.

Keduanya lalu menuju sebuah supermarket. Setelah selesai dengan belanjanya, Aurora pun mengantri di barisan pembeli yang hendak membayar belanjaan mereka pada kasir.

"Biar aku saja yang melakukannya, Mommy duduklah di kursi itu," Ucap Andro. Tangannya menunjuk ke sebuah kursi yang tak jauh dari meja kasir.

"You are very sweet, dear," ucap Aurora dengan senyum haru.

(Kau memang anak yang manis)

Sore itu akhir pekan. Supermarket tampak lebih ramai dari hari biasa. Dengan sabar satu per satu pembeli menunggu gilirannya sampai di depan meja kasir.

Persis di belakangnya, tampak seorang perempuan tengah duduk di kursi roda.

Di sebelahnya berdiri seorang gadis yang menenteng keranjang berisi barang belanjaan cukup banyak. Andro telah cukup lama berdiri di antrian pembeli yang terus mengular itu. Saat tiba gilirannya, ia justru mempersilahkan perempuan yang duduk di kursi roda tersebut untuk lebih dahulu membayar belanjaannya.

"Silahkan, Nyonya," ucapnya sopan.

"Tapi ini giliranmu, kau pasti sudah terlalu lama mengantri 'kan?" Tanyanya.

"Tak apa, Nyonya," Ucap Andro kemudian. Ia kemudian mendorong kursi roda tersebut mendekat ke meja kasir.

"Kau anak baik," ucap perempuan itu. 

Gadis yang berdiri di belakangnya pun tersenyum pada Andro.

Setelah membayar belanjaanya, Andro lalu menghampiri tempat duduk sang ibu. Namun tiba-tiba pandangannya menangkap sebuah benda berwarna abu-abu yang tergeletak di lantai. Andro bergegas mengambil dompet tersebut. Bocah laki-laki itu pun membuka dompet yang berukuran cukup besar itu. Andro mencari identitas pemilik di dalamnya. Tampak selembar KTP dengan foto wajah mirip dengan perempuan yang beberapa saat lalu mengobrol dengannya.

"Astaga! Dompet ini pasti milik perempuan itu," ucapnya.

"What happened, dear?" Tanya sang ibu heran.

(Apa yang terjadi, Sayang?)

"Seseorang telah menjatuhkan dompetnya!" Serunya.

"Kau mengenal pemiliknya?" Tanyanya lagi.

"Kurasa aku baru saja mengobrol dengannya," jawab Andro.

"Perempuan itu pasti belum terlalu jauh meninggalkan tempat ini," ucap sang ibu.

Andro dan sang ibu lalu bergegas keluar dari supermarket tersebut. Ia memandang setiap sudut parkiran kendaraan namun tak menemukannya.

Dari kejauhan pandangannya tertuju pada seorang gadis tengah melipat kursi roda dan hendak memasukkannya ke dalam bagasi mobil.

"Hei, tunggu!" Seru Andro sambil berlari mendekati mobil berwarna silver tersebut. 

Gadis itu menatap ke arah Andro.

"Aku menemukan dompetmu terjatuh di dalam supermarket," ucap Andro.

Beberapa saat kemudian tampak seseorang membuka kaca jendela mobil.

"Kau? Apa kau mencariku?" Tanyanya.

"Sepertinya Nyonya telah menjatuhkan dompet. Aku menemukannya di dalam toko, tak jauh dari meja kasir. Aku minta maaf jika telah sedikit lancang membuka isi dompetmu. Aku hanya ingin tahu identitas pemiliknya.

"Aku sungguh ceroboh!" Seru perempuan itu sambil menepuk keningnya sendiri.

"Tak apa, Nyonya. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan."Ucap Andro.

"Kau anak yang baik dan jujur. Kedua orang tuamu pasti bangga memiliki anak sepertimu," ucapnya.

"Aku permisi, Nyonya. Ibuku sudah menungguku," Ucapnya. Andro meninggalkan mobil itu dan berlari mendekati sang ibu yang sedari tadi berdiri menunggunya.

"Tunggu! Siapa namamu? Hei!" Perempuan itu terus memanggil Andro. Namun larinya begitu cepat. Andro tak mendengarnya.

"Apa kau sudah melakukan apa yang seharusnya kau lakukan, pahlawan kecil ku?" Tanya sang ibu.

"Tentu. Dompet itu sudah aman bersama pemiliknya." Jawabnya dengan suara lantang.

"Ayo kita pulang," ajak sang ibu. Keduanya pun meninggalkan tempat tersebut.

****

Di dalam berwarna silver itu terjadi sebuah percakapan.

"Apa kau tadi menanyakan nama anak tampan itu?" Tanya perempuan itu.

Gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Dia anak yang baik. Hari ini dia telah dua kali melakukan kebaikan pada orang yang bahkan belum dikenalnya."

"Jika orang lain yang menemukan dompetmu, mungkin dompet ini tak pernah kembali lagi padamu, Ibu," ucap gadis itu kemudian.

Tiba-tiba perempuan itu merasa jika wajah Andro seperti tak asing baginya.Wajahnya begitu mirip dengan wajah anak laki-lakinya sewaktu kecil.

"Kau tahu? Entah ini suatu kebetulan atau bukan, tapi kurasa wajah anak itu begitu mirip dengan wajah kakakmu sewaktu kecil," ucapnya.

"Benarkah? Apa ayah memiliki saudara?"

Tanya gadis itu.

"Ayahmu adalah anak tunggal. Ia tak memiliki saudara. Kecuali,...."

"Kecuali apa, Bu?" Tanya gadis itu penasaran.

"Ah, sudahlah. Mungkin ini hanya sebuah kebetulan."

"Apa Ibu masih menyimpan foto kakak sewaktu kecil?" Tanya gadis itu.

"Tidak, Nak. Satu-satunya foto masa kecil kakakmu bersama ayahmu ada di kantor milik kakakmu. Foto itu sepertinya begitu berarti baginya. Bahkan ia membawa foto itu saat berada di luar negeri."

"Sungguh?" Tanya gadis itu sedikit tak percaya.

"Sesekali kunjungi lah kakakmu. Akhir-akhir ini ia terlalu sibuk dengan pekerjaan dan persiapan pertunangannya."

"Baiklah, aku akan membuat kejutan kecil untuk kak Gibran," ucapnya dengan wajah ceria.

****

Di rumah Aurora.

"Apa Mommy pernah melihat perempuan yang tadi menjatuhkan dompetnya?" Tanya Andro.

"Entahlah, aku belum pernah melihatnya," jawab Aurora.

"Aku sempat membaca nama perempuan itu di kartu identitas miliknya. Namanya, Emily, Al… Al… ya, Emily Alvaro!" seru Andro.

Aurora hampir tersedak oleh minumannya saat mendengar Andro menyebut nama Alvaro di belakang nama Emily.

"Ibu baik-baik saja?" Tanya Andro sedikit khawatir.

"Aku minum terlalu terburu-buru," jawab sang ibu sekenanya.

Pikiran Aurora mulai terganggu dengan nama itu. Apa mungkin perempuan yang tadi bertemu dengan mereka di supermarket itu ada hubungannya dengan Gibran? Mengapa di belakang namanya ada nama Alvaro? Nama belakang yang juga melekat pada dua pria yang begitu dikenalnya. Keenan Alvaro dan Gibran William Alvaro. 

Kedekatan antara Andro dan Keenan sudah membuatnya merasa cemas. Lalu apa yang akan terjadi jika Andro harus kembali dipertemukan Tuhan dengan salah satu keluarganya? Meskipun lagi-lagi dengan cara yang tak biasa. Aurora merasa sangat khawatir. Meskipun ia tahu jika Andro juga berhak tahu rahasia besar yang bertahun-tahun  disimpannya.

Andro menatap wajah sang ibu yang terlihat tengah melamun. Ia memanggil ibunya beberapa kali namun sang ibu seakan tak mendengarnya. Hingga akhirnya ia mencubit hidungnya.

Aurora tersentak dari lamunannya. Perempuan itu berpura-pura marah pada Andro. Ia pun merengkuh tubuh Andro ke pangkuannya. Lalu menggelitik perut anak laki-lakinya itu hingga ia berteriak meminta ampun karena tak dapat menahan geli yang teramat sangat. Sang ibu baru berhenti saat Andro berhasil lepas dari tangannya.

Kejahilan Andro tak berhenti sampai di situ. Anak itu kini mengambil ponsel ibunya. Ia mengatakan akan menelepon mister tampan, dan akan memintanya datang ke rumah. Bocah itu akan mengatakan pada Keenan jika ibunya tengah merindukannya.

"Andro! Jangan lakukan itu!" Jerit Aurora sambil mengejar Andro yang tak berhenti berlari sambil membawa ponselnya.

To be continue....

Episodes
1 Tak terduga
2 My Destiny
3 Tanda Tanya
4 Mister Tampan
5 Sebuah jawaban
6 Bukan anak biasa
7 Berkesan
8 Nyaman
9 Pertemuan ke dua
10 Dilema
11 Sebuah pengakuan
12 Keenan vs Gibran
13 Perih
14 Arrogant
15 My pride
16 Curiga
17 Sampel
18 My little hero
19 Mandul
20 Mundur
21 Mencari sebuah jawaban
22 Kesepian
23 In the Midnight
24 Gagal
25 Kartu As
26 Tak terucap
27 Skak mat!
28 Nomor Asing
29 Sang Mantan
30 Kado
31 Thank you, Mr. Tampan
32 Pertemuan yang tak diinginkan
33 Kekasih pura-pura
34 Kawan baru Andro
35 Alicya
36 Badut tampan
37 Gaun untuk Sarah
38 Kemunculan Fiona
39 an assistant
40 Aksi detektif cilik
41 Mimpi buruk Nadine
42 Penyusup
43 Pelanggan baru
44 a new number
45 Bad day
46 Koma
47 Gelap
48 Sebuah Getaran
49 Mimpi buruk (lagi)
50 Secret Admirer
51 Kembali
52 Hilang ingatan
53 Sebuah keputusan
54 Semakin rumit
55 Karma
56 Cinta baru
57 Kakek & Nenek
58 Luka yang membekas
59 Kejutan besar
60 Kembali
61 Kesempatan ke dua
62 Insecure
63 Sebuah firasat
64 Kepergian Sarah
65 Surat wasiat
66 Rasa yang tertinggal
67 Curiga
68 Tak dianggap
69 Nyaris
70 De javu
71 Maaf
72 an accident
73 Bad news
74 Pertemuan dengan Nikita
75 Sebuah getaran
76 Jealous
77 Ragu
78 Sebuah pelajaran
79 Sial
80 Berhati emas
81 Perlahan muncul
82 Masih ada rasa
83 Menguak rahasia
84 Keras kepala
85 Kepergian Felicia
86 Kehilangan
87 Helena meet Nadine
88 Hadiah istimewa
89 Fakta baru
90 Kembali menjauh
91 Semakin jelas
92 Cinta baru
93 Rahasia besar
94 Secepat ini?
95 Berat
96 Jawaban tak terduga
97 Dua hati menyatu
98 Maaf untuk sang ibu
99 Bahagia untukmu
100 Sederhana dan rendah hati
101 Pernikahan impian
102 Sebuah keputusan
103 Demi Andromeda
104 Rencana Pernikahan
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Tak terduga
2
My Destiny
3
Tanda Tanya
4
Mister Tampan
5
Sebuah jawaban
6
Bukan anak biasa
7
Berkesan
8
Nyaman
9
Pertemuan ke dua
10
Dilema
11
Sebuah pengakuan
12
Keenan vs Gibran
13
Perih
14
Arrogant
15
My pride
16
Curiga
17
Sampel
18
My little hero
19
Mandul
20
Mundur
21
Mencari sebuah jawaban
22
Kesepian
23
In the Midnight
24
Gagal
25
Kartu As
26
Tak terucap
27
Skak mat!
28
Nomor Asing
29
Sang Mantan
30
Kado
31
Thank you, Mr. Tampan
32
Pertemuan yang tak diinginkan
33
Kekasih pura-pura
34
Kawan baru Andro
35
Alicya
36
Badut tampan
37
Gaun untuk Sarah
38
Kemunculan Fiona
39
an assistant
40
Aksi detektif cilik
41
Mimpi buruk Nadine
42
Penyusup
43
Pelanggan baru
44
a new number
45
Bad day
46
Koma
47
Gelap
48
Sebuah Getaran
49
Mimpi buruk (lagi)
50
Secret Admirer
51
Kembali
52
Hilang ingatan
53
Sebuah keputusan
54
Semakin rumit
55
Karma
56
Cinta baru
57
Kakek & Nenek
58
Luka yang membekas
59
Kejutan besar
60
Kembali
61
Kesempatan ke dua
62
Insecure
63
Sebuah firasat
64
Kepergian Sarah
65
Surat wasiat
66
Rasa yang tertinggal
67
Curiga
68
Tak dianggap
69
Nyaris
70
De javu
71
Maaf
72
an accident
73
Bad news
74
Pertemuan dengan Nikita
75
Sebuah getaran
76
Jealous
77
Ragu
78
Sebuah pelajaran
79
Sial
80
Berhati emas
81
Perlahan muncul
82
Masih ada rasa
83
Menguak rahasia
84
Keras kepala
85
Kepergian Felicia
86
Kehilangan
87
Helena meet Nadine
88
Hadiah istimewa
89
Fakta baru
90
Kembali menjauh
91
Semakin jelas
92
Cinta baru
93
Rahasia besar
94
Secepat ini?
95
Berat
96
Jawaban tak terduga
97
Dua hati menyatu
98
Maaf untuk sang ibu
99
Bahagia untukmu
100
Sederhana dan rendah hati
101
Pernikahan impian
102
Sebuah keputusan
103
Demi Andromeda
104
Rencana Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!