Pertemuan ke dua

Bab 9

Pagi itu Aurora tengah membersihkan kamar Andro. Tiba-tiba ia melihat benda kecil di bawah lemari baju. Ia pun mengambilnya. Ternyata sebuah kartu nama. Awalnya Aurora ingin membuang begitu saja benda itu. Namun entah mengapa ia penasaran dengan identitas pada kartu tersebut.

Gibran William Alvaro

CEO of ALVARO Group

CP: 081 3XXXXXXX

Jantung Aurora seketika berhenti berdegup. Nama itu adalah nama pria yang 8 tahun silam telah merenggut mahkota berharganya. Lalu pria itu pergi begitu saja.

"Gibran? Apa dia? Apa orang ini? Mengapa kartu nama ini ada di kamar Andro?" Tanyanya lirih. Tubuh Aurora merasa lemas. Ia menjatuhkan dirinya di ranjang. Selama ini ia selalu berusaha menyimpan rapat rahasia besar itu dari semua orang. Apakah sudah tiba waktunya jika rahasia besarnya akan segera terungkap?

"Where did you get this name card?" Tanya sang ibu menghampiri Andro yang tengah membaca buku.

Andro meletakkan buku yang belum selesai dibacanya. Pandangannya beralih ke kartu nama yang berada di tangan sang ibu.

"I get it from my new friend," jawabnya.

(Aku mendapatnya dari kawan baruku)

"Who is he?" Lagi-lagi kau berteman dengan orang dewasa." Gerutu sang ibu.

(Siapa dia?)

"Apa dia pria yang kau ceritakan kemarin? Lalu? Setelah hari itu kau masih sering menemuinya?" Tanya sang ibu.

"He is a kind man. I like him. Mengapa kau tiba-tiba menanyakan Mister handsome? Kau mengenalnya?" 

(Dia laki-laki yang ramah. Aku menyukainya.)

Aurora tak menjawab.

"Did you have a breakfast?" Tanya sang ibu. Andro menggelengkan kepalanya.

(Apakah kau sudah menyelesaikan sarapanmu?)

"Selesaikan sarapanmu. Mommy akan mengantar pesanan pelanggan." 

"Biar aku yang mengantar kue-kue itu," ucapnya.

"Kau yakin?" Tanya sang ibu.

Andro menganggukkan kepalanya.

"Baiklah. Nanti aku akan menulis alamat mereka."

****

Siang itu Aurora tengah berada di toko kue miliknya. Salah satu pegawainya tak bisa datang ke toko tersebut. Hingga ia  sendiri yang harus menggantikannya.

"Permisi," sapa seorang pengunjung.

Aurora yang tengah sibuk merapikan rak dagangannya pun menyambut pembeli pertamanya hari itu. Ia lalu memandang ke arah pintu masuk. Tubuhnya terasa kaku. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pria yang berdiri di hadapannya adalah pria yang telah menghancurkan masa depannya.

"Kau…!" seru Aurora.

"Kau…!" seru Gibran tak kalah kaget. Pria itu sama sekali tak menyangka akan bertemu kembali dengan perempuan yang pernah ia sentuh tubuhnya 8 tahun lalu saat dirinya dalam keadaan mabuk.

Gibran menatap Aurora dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Aurora tiba-tiba merasa risih. Ia membayangkan jika malam itu dalam keadaan tak sadar. Pria itu justru mengambil kesempatan untuk menggerayangi tubuhnya.

"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya.

Aurora terdiam.

"Kemana saja kau selama ini?" 

"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku di luar negeri."

"Toko ini milikmu?" Tanyanya lagi.

Aurora tak menjawab.

"Apa yang kau cari?" Tanya Aurora.

"Aku ingin memberikan kue pada seorang anak," jawab Gibran.

Aurora tiba-tiba merasa cemas.

"Is he your boy?" Tanya Aurora lagi.

(Dia anak laki-lakimu?)

"He is my friend," jawabnya.

(Dia kawanku)

Kecemasan Aurora makin bertambah. Apa mungkin Gibran dan Andromeda benar-benar telah bertemu? Atau bahkan mereka telah berteman? Aurora menepis pikirannya sendiri.

Aurora lalu mengambil satu box kue dan menyodorkannya pada Gibran.

"Kau sudah selesai?" Tanyanya sinis.

Gibran sadar jika Aurora tak begitu menyukai kehadirannya. Setelah membayar kue yang dibelinya, ia pun bergegas meninggalkan toko.

Aurora terduduk lemas di kursi kasir. Ia benar-benar merasa cemas. Namun ia juga tak bisa menyangkal takdir Tuhan.

Beberapa tahun silam Tuhan mempertemukannya dengan seorang pria yang kemudian merenggut kehormatannya. Ia pun melahirkan Andromeda dan berjuang seorang diri membesarkannya. Di saat ia telah merasa nyaman dengan hidupnya, Tuhan justru membuat rencana tak terduga untuknya. Ia kembali dipertemukan dengan Gibran. Pria yang membuatnya menyesali sebuah pertemuan.

****

Di rumah Andromeda.

"Seseorang menekan tombol bel rumah Andro. Anak itu bergegas berlari ke arah ruang tamu.

"Hey, boy!" serunya.

Andro langsung menghambur ke pelukan Gibran. Wajahnya begitu bahagia menyambut kedatangan temannya tersebut.

"Kau sendirian?" Tanyanya.

"My mom have a work," jawabnya.

(Ibuku sedang bekerja)

"Aku tadi mampir ke toko kue. Aku membelikannya untukmu," Ucap Gibran. Ia lalu menyerahkan sebuah kantong plastik berisi satu box kue brownies.

"Kau baik sekali, Mister handsome," serunya.

Andro lalu meletakkan kue itu di atas meja. Ia tak terlalu memperhatikan kue tersebut. Kehadiran Gibran tanpa kabar sebelumnya sungguh membuatnya merasa bahagia.

"Aku ingin mengajakmu ke berkeliling kota," ucapnya.

"Aku senang berjalan-jalan, namun Mommy selalu mengajarkanku untuk izin dengannya jika akan keluar rumah. I'm sorry, I can't go with you," ucapnya dengan wajah sedih.

(Maaf, aku tidak bisa pergi denganmu,)

"Baiklah, lain kali aku yang akan meminta izin langsung pada ibumu." Ucap Gibran. Tangannya menjawil pipi chubby Andro.

"Mister baru pulang bekerja?" Tanyanya. Mata Andro melirik sebuah laptop yang ada di samping Gibran.

"Begitulah. Aku pernah kehilangan laptopku saat aku meninggalkannya di dalam mobilku. Sejak saat itu aku tak pernah lagi meninggalkannya di sana."

"Apa saja yang Mister kerjakan di kantor?" Tanyanya penasaran.

"Itu urusan orang dewasa, kelak kau akan mengerti jika sudah bekerja. Sekarang yang terpenting bagimu adalah bersekolah dan belajar. Oh ya, di mana kau bersekolah? Aku juga masih punya seorang adik perempuan yang duduk di bangku SMP."

"Aku tak bersekolah." Ucap Andro. Kesedihan menyelimuti wajahnya.

"Apa maksudmu?"

"Aku ditolak untuk bersekolah. Mereka bilang aku tak perlu bersekolah karena aku terlalu pandai untuk anak seusiaku. Aku tak memiliki teman bermain. Aku menghabiskan hari-hariku untuk membaca buku. Mommy sengaja membuatkan perpustakaan kecil ini untukku. Hanya itulah satu-satunya cara agar aku bisa tetap belajar meskipun tak di sekolah."

Gibran kaget mendengar ucapan Andro. Pantas saja anak itu berbeda dengan anak seumurannya. Cara berpikirnya luar biasa. Ia bahkan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Hingga sekolah pun menolaknya. Ia juga lebih senang berteman dengan orang dewasa dibandingkan dengan anak seusianya.

"Kau jangan sedih. Kau harusnya bangga dengan anugerah Tuhan ini. Tak semua anak dilahirkan sehebat dirimu," ucapnya.

"Oh ya, aku ingin kau menyelesaikan soal ini." Ucap Gibran. Ia menyodorkan laptopnya pada Andro.

Andro begitu antusias menerima tantangan dari CEO tampan yang baik hati itu. Dalam hitungan cepat, Andro berhasil menyelesaikan soal yang diberikan oleh Gibran. Pria itu berdecak kagum pada kecerdasan yang dimiliki Andromeda.

"Kecerdasanmu luar biasa. Kelak kau pasti akan menjadi orang yang hebat!" seru Gibran.

****

Sore hari, Aurora kembali ke rumahnya setelah seharian menjaga toko. 

"Aku pulang," ucapnya. Ia tak mendengar jawaban. Ia pun duduk di kursi tamu untuk melepas lelah. Pandangannya tertuju pada sebuah kantong plastik yang terletak di atas meja. Ia pun membuka kantong plastik itu. Betapa terkejutnya ia. Saat melihat isi kantong itu. Sama persis dengan kue yang pagi tadi dibeli Gibran dari tokonya.

"Astaga! Sepertinya benar dugaanku. Nama Gibran yang ada di kartu nama itu adalah Gibran yang sama dengan pria yang telah membuatku melahirkan Andromeda!" Serunya. Wajahnya terlihat panik.

Tiba-tiba Andro keluar dari dalam rumah dengan membawa secangkir teh hangat.

"Minumlah, kuharap bisa sedikit mengurangi rasa lelahmu, Ibu," ucap Andro. Ia meletakkan cangkir berisi teh hangat itu di atas meja.

"Thank's my dear," ucap sang ibu sambil tersenyum.

(Terima kasih, Sayang)

"Tadi ada yang bertamu?" Tanya sang ibu.

"He is my friend," jawab Andro.

(Dia kawanku)

"Apa dia Keenan?" Tanya Aurora. Perempuan itu sengaja menanyakan nama Keenan. Dirinya terlalu takut mendengar jawaban jika tamu yang datang ke rumahnya benar-benar Gibran, ayah kandung sang anak.

"No, he is my other friend." (Bukan, dia kawanku yang lain)

Sang ibu tak bertanya lagi. Ia pun berlalu meninggalkan Andro.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

eLzo

eLzo

Untung toko sama rumah berjauhan heuh

2021-10-25

1

Aqiyu

Aqiyu

❤❤❤❤❤❤❤❤
dulu Aurora ke bar gara-gara Nadine keluar dari apartemn Keenan sekarang Gibran malah calon tunangan Nadine

2021-10-13

2

Afdarius Malayu

Afdarius Malayu

thanks for you thor... cerita nya enak....

2021-09-29

2

lihat semua
Episodes
1 Tak terduga
2 My Destiny
3 Tanda Tanya
4 Mister Tampan
5 Sebuah jawaban
6 Bukan anak biasa
7 Berkesan
8 Nyaman
9 Pertemuan ke dua
10 Dilema
11 Sebuah pengakuan
12 Keenan vs Gibran
13 Perih
14 Arrogant
15 My pride
16 Curiga
17 Sampel
18 My little hero
19 Mandul
20 Mundur
21 Mencari sebuah jawaban
22 Kesepian
23 In the Midnight
24 Gagal
25 Kartu As
26 Tak terucap
27 Skak mat!
28 Nomor Asing
29 Sang Mantan
30 Kado
31 Thank you, Mr. Tampan
32 Pertemuan yang tak diinginkan
33 Kekasih pura-pura
34 Kawan baru Andro
35 Alicya
36 Badut tampan
37 Gaun untuk Sarah
38 Kemunculan Fiona
39 an assistant
40 Aksi detektif cilik
41 Mimpi buruk Nadine
42 Penyusup
43 Pelanggan baru
44 a new number
45 Bad day
46 Koma
47 Gelap
48 Sebuah Getaran
49 Mimpi buruk (lagi)
50 Secret Admirer
51 Kembali
52 Hilang ingatan
53 Sebuah keputusan
54 Semakin rumit
55 Karma
56 Cinta baru
57 Kakek & Nenek
58 Luka yang membekas
59 Kejutan besar
60 Kembali
61 Kesempatan ke dua
62 Insecure
63 Sebuah firasat
64 Kepergian Sarah
65 Surat wasiat
66 Rasa yang tertinggal
67 Curiga
68 Tak dianggap
69 Nyaris
70 De javu
71 Maaf
72 an accident
73 Bad news
74 Pertemuan dengan Nikita
75 Sebuah getaran
76 Jealous
77 Ragu
78 Sebuah pelajaran
79 Sial
80 Berhati emas
81 Perlahan muncul
82 Masih ada rasa
83 Menguak rahasia
84 Keras kepala
85 Kepergian Felicia
86 Kehilangan
87 Helena meet Nadine
88 Hadiah istimewa
89 Fakta baru
90 Kembali menjauh
91 Semakin jelas
92 Cinta baru
93 Rahasia besar
94 Secepat ini?
95 Berat
96 Jawaban tak terduga
97 Dua hati menyatu
98 Maaf untuk sang ibu
99 Bahagia untukmu
100 Sederhana dan rendah hati
101 Pernikahan impian
102 Sebuah keputusan
103 Demi Andromeda
104 Rencana Pernikahan
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Tak terduga
2
My Destiny
3
Tanda Tanya
4
Mister Tampan
5
Sebuah jawaban
6
Bukan anak biasa
7
Berkesan
8
Nyaman
9
Pertemuan ke dua
10
Dilema
11
Sebuah pengakuan
12
Keenan vs Gibran
13
Perih
14
Arrogant
15
My pride
16
Curiga
17
Sampel
18
My little hero
19
Mandul
20
Mundur
21
Mencari sebuah jawaban
22
Kesepian
23
In the Midnight
24
Gagal
25
Kartu As
26
Tak terucap
27
Skak mat!
28
Nomor Asing
29
Sang Mantan
30
Kado
31
Thank you, Mr. Tampan
32
Pertemuan yang tak diinginkan
33
Kekasih pura-pura
34
Kawan baru Andro
35
Alicya
36
Badut tampan
37
Gaun untuk Sarah
38
Kemunculan Fiona
39
an assistant
40
Aksi detektif cilik
41
Mimpi buruk Nadine
42
Penyusup
43
Pelanggan baru
44
a new number
45
Bad day
46
Koma
47
Gelap
48
Sebuah Getaran
49
Mimpi buruk (lagi)
50
Secret Admirer
51
Kembali
52
Hilang ingatan
53
Sebuah keputusan
54
Semakin rumit
55
Karma
56
Cinta baru
57
Kakek & Nenek
58
Luka yang membekas
59
Kejutan besar
60
Kembali
61
Kesempatan ke dua
62
Insecure
63
Sebuah firasat
64
Kepergian Sarah
65
Surat wasiat
66
Rasa yang tertinggal
67
Curiga
68
Tak dianggap
69
Nyaris
70
De javu
71
Maaf
72
an accident
73
Bad news
74
Pertemuan dengan Nikita
75
Sebuah getaran
76
Jealous
77
Ragu
78
Sebuah pelajaran
79
Sial
80
Berhati emas
81
Perlahan muncul
82
Masih ada rasa
83
Menguak rahasia
84
Keras kepala
85
Kepergian Felicia
86
Kehilangan
87
Helena meet Nadine
88
Hadiah istimewa
89
Fakta baru
90
Kembali menjauh
91
Semakin jelas
92
Cinta baru
93
Rahasia besar
94
Secepat ini?
95
Berat
96
Jawaban tak terduga
97
Dua hati menyatu
98
Maaf untuk sang ibu
99
Bahagia untukmu
100
Sederhana dan rendah hati
101
Pernikahan impian
102
Sebuah keputusan
103
Demi Andromeda
104
Rencana Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!