Bab 17
Andro pulang ke rumahnya dengan wajah ceria. Potongan rambut barunya membuatnya makin terlihat tampan.
"Aku pulang," Ucapnya sambil memasuki rumah.
"I'm in the kitchen." (Aku di dapur)
Suara sang ibu terdengar dari arah dapur. Ia sedang menyiapkan makan malam.
"Ada yang berbeda darimu," ucap Aurora sambil mengamati wajah Andro.
"Kau memotong rambutmu?" Tanyanya setelah menyadari sang anak telah berganti gaya rambut.
"Mister tampan mengajakku ke salon untuk memotong rambutku," ucap Andro.
Aurora kaget.
"Mengapa ia tak meminta izin dulu padaku?" Tanyanya kemudian.
"Entahlah, aku merasa sungkan menolak ajakannya," jawab Andro.
"Setelah dari salon, apa Keenan mengajakmu pergi ke suatu tempat?"
"Dia mentraktirku makan es krim."
"Lalu?"
"Dia mengantarku pulang," jawab Andro.
"Syukurlah," ucap Aurora lega.
"Kau mandilah. Mommy sudah menyiapkan air panas untukmu," ucap sang ibu.
"Thank's mom," (Terima kasih, Ibu) ucap Andro. Bocah itu memeluk sang ibu.
Tiba-tiba Aurora berpikir.
"Mengapa Keenan tiba-tiba mengajak Andro memotong rambut?" gumamnya.
"Astaga! Aku baru ingat. Kemarin Andro mengatakan jika ia mendengar Keenan membahas perihal tes DNA melalui telepon. Apakah ini ada hubungannya? Apakah Keenan benar-benar akan melakukan tes DNA tanpa sepengetahuannya?" Ucapnya dalam hati. Perempuan itu terus menerka-nerka apa yang sebenarnya akan dilakukan Keenan. Aurora kehilangan konsentrasinya. Pisau yang tengah ia pegang untuk memotong sayuran, justru tak sengaja mengiris jari manisnya. Ia mengaduh cukup keras. Andro yang baru saja selesai dari mandinya pun mendengar jerit kesakitan sang ibu. Bocah itu bergegas menghampiri sang ibu.
"What happened, mom?" (Apa yang terjadi, Ibu)Tanyanya panik.
"Jariku teriris pisau," jawabnya.
"Astaga!" Seru Andro. Bocah itu lalu berlari menuju kamarnya. Tak lama ia kembali ke dapur dengan membawa kotak P3K. Andro mengambil plester lalu menempelkannya di jari manis Aurora yang terluka.
"Mommy melamun?" Tanya Andro.
Aurora terdiam. Perempuan itu justru menatap mata Andro.
"Aku hanya tengah sedikit berpikir," jawabnya.
"Apa Mommy punya masalah?" Tanya Andro.
"Aku hanya merasa Keenan sedang merencanakan sesuatu."
"Apa maksud Mommy?"
"Kau mungkin belum paham jika ku jelaskan. Tapi kurasa mulai sekarang kau harus menjaga jarak dengannya."
"He is a good man!" (Dia laki-laki yang baik) seru Andro.
"Ikuti kata-kataku, atau aku akan sangat marah padamu." Ucap sang ibu sambil memindahkan sayuran yang telah masak ke dalam mangkuk.
Andro terdiam. Ia menatap sang ibu penuh tanya.
"Apa Mommy melarangku untuk bertemu lagi dengannya?" Tanya Andro.
"Di dalam rumah ini. Dan hanya ketika Mommy di rumah." Jawab sang ibu singkat.
"Di taman?" Tanya Andro lagi.
"Di rumah kita, atau tidak sama sekali." Jawab sang ibu. Matanya menatap Andro tajam.
"Baiklah, aku mengerti," ucap Andro.
"Kau memang anak yang baik." Ucap sang ibu. Perempuan itu mengusap rambut Andro.
*****
Di apartemen Keenan.
Keenan mengamati amplop kecil berwarna coklat itu. Tanpa sepengetahuan Andro, ia telah menyuruh salah satu pegawai salon untuk mengambil beberapa helai rambut miliknya yang baru dipotong dan memasukkannya ke amplop itu. Keenan berencana menggunakan rambut Andro sebagai sampel untuk melakukan tes DNA antara Andro dan Gibran. Rasanya kecurigaannya semakin kuat. Setelah pengakuan Gibran dan dan Aurora, pria itu semakin yakin jika Andromeda adalah anak Aurora bersama Gibran. Namun agak sulit baginya untuk membuktikannya. Ia tak mungkin membujuk kakak tirinya yang keras kepala itu agar mau melakukan tes DNA. Dan ia harus menemukan cara agar mendapatkan sampel rambut Gibran tanpa sepengetahuannya. Keenan hanya ingin Aurora mendapat keadilan. Ia tak akan membiarkan Gibran meninggalkan perempuan yang pernah ia cintai untuk ke dua kalinya.
Keenan membuang napas. Ia merebahkan dirinya di ranjang. Mencoba memejamkan matanya yang sama sekali tak mengantuk.
*****
Di rumah besar itu terdengar suara dua orang yang tengah ribut.
"Sampai kapan kau akan berhubungan dengan perempuan itu!"
"Kau keberatan? Bukankah statusmu dan status Celine sama saja? Hanya wanita simpanan!"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi pria berusia sekitar setengah abad itu.
"Ribuan kali kau berjanji untuk menikahiku. Tapi kau hanya memperlakukanku sebagai wanita simpanan tanpa pengakuan!"
"Aku tak pernah memaksamu," ucap pria itu.
"Tapi kau terus merayuku. Hingga aku memilih melakukan tindakan bodoh. Aku bahkan meninggalkan keluargaku hanya untuk pria macam dirimu! Guna-guna apa yang kau gunakan padaku!"
"Kau, ….!" Serunya pria itu. Ia hendak menampar Helena namun tertahan.
"Tampar saja!" Jerit Helena. Ia mendekatkan wajahnya ke arah Freddy.
"Apa maumu sekarang?" Tanya Freddy.
"Nikahi aku!"
"Aku tak ingin terikat denganmu!"
"Lantas, mengapa kau terus mengejarku?"
"Aku? Mengejarmu? Kau sendiri yang lebih memilihku dibandingkan Hans."
"Kau tahu aku wanita bersuami. Mengapa kau mendekatiku?"
"Aku hanya ingin balas dendam pada suamimu yang telah merebutmu dari tanganku."
"Kau bilang kau mencintaiku? Omong kosong. Mengapa kau memperlakukanku seburuk ini?" Tanya Helena. Matanya tampak berkaca-kaca.
Freddy mengalihkan pandangannya dari wajah Helena. Perempuan yang telah lebih dari dua puluh tahun menjadi kekasih gelapnya.
"Aku sengaja merebutmu dari Hans. Saat itu aku merasa sakit hati karena orang tuamu menolakku karena aku miskin!"
"Kau sadar, sikapmu tak hanya menyakiti Hans. Kau juga menyakitiku dan anakku!"
"Aku hanya ingin Hans merasakan sakitnya kehilangan orang yang ia cintai!"
"Kau pikir aku tak terluka? Aku harus meninggalkan keluargaku. Anakku bahkan tak mengenal ibunya. Aku tak yakin keluargaku mau memaafkanku," ucapnya lirih.
"Kau ingin kembali ke keluargamu?" Tanya Freddy.
"Untuk apa? Pantaskah wanita hina sepertiku memiliki keluarga?"
"Bukankah selama ini aku mampu memenuhi semua kebutuhanmu. Mengapa kau masih banyak menuntut?" Tanya Freddy kesal.
"Aku butuh status dan pengakuan!"
"Aku begitu mencintai harta istriku. Jika aku menikah lagi, kau tahu apa konsekuensinya? Aku tak akan mendapatkan sepeser pun harta darinya. Itu sudah menjadi perjanjian awal kami."
"Lalu, selamanya aku hanya akan menjadi wanita simpananmu? Bahkan setelah kau merasa bosan denganku. Kau kembali main gila dengan wanita lain. Kau pria serakah!"
"Kau hanya punya dua pilihan sekarang. Tetap menjadi wanita simpananku, atau kau menjadi gelandangan!" Seru Freddy.
Helena terdiam. Di satu sisi ia menginginkan kejelasan status. Namun di sisi lain ia tak tahu kemana harus pergi. Ia tak yakin untuk kembali pada suaminya. Perempuan itu masih punya rasa malu.
"Apa yang menarik dari wanita simpanan barumu itu?" Tanya Helena.
"Namanya Celine," jawab Freddy.
"Persetan dengan namanya! Kau menginginkan anak darinya?"
"Aku tak mungkin bisa membuat wanita manapun hamil." Jawab Freddy.
Ada rasa iba saat Helena mendengar kalimat itu.
"Lalu, anak laki-laki yang pernah kau bawa ke tempat ini?"
"Dia bukan anak kandungku. Aku mengadopsinya dari panti asuhan."
"Nafsumu terlalu besar, Freddy. Jika saja kau laki-laki normal mungkin aku telah berkali-kali melahirkan anakmu," ucapnya sinis.
"Sudahlah, aku lelah. Malam ini aku tidur di rumah istriku." Ucapnya sambil berlalu.
Freddy pun meninggalkan Helena seorang diri di salah satu apartemen miliknya. Helena tak memiliki hak untuk melarang pria itu mau tidur dimana. Freddy akan mendatanginya saat ia membutuhkannya. Dan ia akan meninggalkannya kapanpun ia mau.
Istrinya tak pernah curiga jika Freddy bermain api di belakangnya. Urusan pekerjaan. Itulah yang selalu menjadi alasan baginya jika harus meninggalkan istrinya berhari-hari.
Sarah, istri Freddy beberapa tahun belakangan ini menderita suatu penyakit kelainan darah. Kondisinya tak memungkinkan bagi perempuan itu untuk mengelola perusahaan. Sejak saat itulah Freddy yang memegang kendali perusahaan milik keluarga istrinya. Sedangkan anak angkatnya dipercaya memegang anak cabang perusahaannya.
Freddy sengaja menyembunyikan Helena di salah satu apartemen miliknya. Tak ada seorang pun yang berpikir jika penyewa kamar itu adalah salah satu wanita simpanannya.
Helena membuka dompetnya. Tampak foto seorang gadis kecil. Ia tertawa lebar hingga tampak giginya yang baru tumbuh beberapa biji.
"Nadine," ucapnya parau.
To be continue…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Sri Krisna Dewi
waooo impresive
2021-10-12
2
kiki
lah nadine anak dri selingkuhany bapak angkat kenan😂
2021-09-16
3
Imma Dealova
makasih akak😘😘
2021-09-11
1