Adit merasa kesal dengan rumahnya yang berantakan. Ia benar-benar penat dan lelah, hingga akhirnya memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang biasa Ia tuju saat amarah masa lalunya dibangkitkan seperti ini.
Tempat itu adalah jembatan diatas sungai, yang terkenal dengan tempat orang putus asa dan bunuh diri. Malam semakin larut dan hanya dia bersama keheningan malam disana.
" Ibu tahu apa yang baru saja terjadi? Adit sangat kesal ibu. Bagaimana bisa Windy adalah anaknya? Apakah itu berarti dia punya dua istri sekaligus saat masih menjadi suami Ibu?" kesal Adit
Adit mencurahkan semua perasaannya dibawah sinar bulan yang saat itu bersinar sangat terang. Ia tersenyum dengan air mata yang berlinang, karena mampu memvisualisasikan ibunya diatas bulan itu. Dibenaknya sekarang, ibunya menenangkannya dan itu membuat Adit sangat ingin memeluknya sekarang.
" Ibu, bisakah Ibu turun sebentar? Peluk aku Ibu, aku merindukan ibu." Kata Adit menatap Ibunya yang dia anggap berada dibulan
Ia tak sadar bahwa kakinya telah naik keatas jembatan itu. Tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya hingga membuatnya terjatuh tepat diatas orang itu.
Adit terkejut, karena orang yang menariknya adalah Risa. Ia pun segera berdiri dan hal yang sama juga dilakukan oleh Risa. Risa menarik tangannya untuk menjauh dari jembatan.
Risa lalu memberikannya minum dengan harapan bisa menenangkan hatinya.
" Walaupun aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, aku tidak ingin kau mengakhiri hidup semudah itu." Kata Risa
" Apa maksudmu, aku tidak berniat mengakhiri hidupku." respon Adit lalu menatap Risa
" Lalu apa yang membuatmu berada disana? Apa kau tidak sadar kakimu sudah melangkah naik tadi? " tanya Risa khawatir
Adit mengatakan bahwa dia baik-baik saja sehingga Risa tak perlu mengkhawatirkan apapun.
" Kalau begitu pulanglah. Tak baik berada di tempat yang memiliki aura negatif saat larut malam seperti ini. " saran Risa
" Lalu, kenapa kau datang kemari saat sudah larut malam begini dan juga sendirian lagi?" tanya Adit posesif
Risa merasa lucu dengan Adit, Ia baru pertama kali di omeli oleh orang yang baru dia temui. Risa mengira karena efek yang didapatkan dari tempat itu.
" Aku selalu melewati tempat ini saat perjalanan pulang. Jaga-jaga saja jika ada orang yang putus asa lalu bertindak dangkal sepertimu barusan." jawab Risa
" Sudah ku bilang aku tidak berniat bunuh diri." sanggah Adit
" Baiklah-baiklah." jawab Risa
Risa lalu meminta Adit untuk pulang. Dan sebaliknya Adit Juga memintanya pulang. Akhirnya mereka memasuki mobil masing-masing dan pergi dari tempat itu.
Namun, tanpa Adit sadari, Ia mengikuti Risa dari belakang. Keinginannya untuk memastikan dia pulang dengan baik-baik saja sangat tinggi.
"Ah, ternyata dia tinggal diapartemen." Gumam Adit saat melihat Risa masuk ke lokasi apartemen
Setelah memastikan Risa pulang dengan selamat, Ia pun memutar balik mobilnya untuk menuju ke rumahnya. Namun, ia teringat betapa berantakannya rumah itu sekarang sehingga Ia memutuskan untuk menginap di hotel malam itu.
Setelah membersihkan dirinya Adit merebahkan tubuhnya yang lelah setelah pertengkaran itu. Tak lama kemudian Ia tertidur dengan lelap.
" Siapa laki-laki yang kutemui tadi? Aku merasa tak asing dengan wajahnya." Gumam Risa saat menggunakan skincare malam nya.
Risa berusaha mengingat siapa dia, tapi tidak berhasil.
" Apa saja yang dilakukan pemerintah setempat? Kenapa tidak menjaga tempat itu saat malam hari , padahal aku sudah mengirimkannya petisi beberapa kali. Apa aku harus membuat mereka bekerja dengan uang?" gerutu Risa karena tidak ada tanggapan serius untuk mencegah orang bunuh dari lagi ditempat itu.
Risa merasa menyesal dengan orang-orang itu. Seandainya bisa menolong semua orang itu, tentu mereka tidak bunuh diri. Sungguh disayangkan, karena Mereka hanya ingin lepas dari tekanan hebat yang mereka rasakan, tetapi tidak mengerti caranya dan akhirnya memilih jalan pintas. Risa ingin menunjukkan mereka banyak hal yang bisa dilakukan untuk memulihkan diri dari tekanan hidup yang menghampiri.
Keesokan harinya, Adit kembali kerumah. Dan seperti biasa Kevin dengan tanggap membersihkan rumahnya, bahkan dia hafal dekorasi kamar Ibunya.
" Kemana saja kau? Tak bisa dihubungi." oceh Kevin
" Aku tidur dihotel. Apa kau tahu siapa yang membuatku merasa baik?" tebak Adit
Kevin menggeleng
" Risa." jawab Adit singkat
" Serius?" Kata Kevin tak percaya
Adit mengangguk
" Sudahlah lupakan. Apa kau sudah menyingkirkan mereka semua dan memastikan mereka tidak akan kembali lagi kesini? " Kata Adit mengalihkan pembicaraan.
" Tentu saja. Bukankah selama ini aku tidak pernah mengecewakanmu dengan kemampuanku yang mampu membaca kode tersiratmu. " jawab Kevin bangga
" Syukurlah. Tapi bagaimana bisa Windy adalah anaknya? Apa dia mengangkat anak atau sesuatu yang lain?" Kata Adit yang masih penasaran dengan hal tersebut
" Aku ingin memberitahumu tentang itu tapi aku tak ingin membuatmu terluka sekali lagi. " Gumam Kevin
" Beritahu saja. Jangan membuatku penasaran." pinta Adit
Kevin pun tidak menyangka dengan Ayah Adit. Ia bilang bahwa Ayahnya benar-benar pasangan yang buruk untuk ibunya. Adit semakin penasaran dengan maksudnya dan mendesak Kevin untuk segera memberitahunya.
Ternyata setahun menikah dengan Ibunya, Ayah Adit berselingkuh dengan mantan kekasihnya yang ditinggal nikah yaitu Ibu Windy. Sudah tentu Adit bisa mengira bahwa Windy adalah anak dari hasil perselingkuhan mereka.
" Tepat." sahut Kevin
" Pantas saja dia menjijikkan. Kelakuannya sama dengan ibunya." Gumam Adit yang teringat saat Windy menggodanya agar Adit mau menjadi pacarnya
Kevin melanjutkan cerita lagi. Ternyata saat mengetahui wanita itu hamil, ayahnya segera bertanggung Jawab dengan menikah diam-diam.
" Kau tahu apa yang membuatku geram Dit?" Kata Kevin
" Tidak." jawab Adit singkat
" Ayahmu bilang kalau berpoligami tidak perlu mendapat izin istri pertama, hingga memancing amarah istrinya itu dan akhirnya mereka bertengkar di mobilku." geram Kevin
Adit mengepalkan tangannya setelah mendengar itu. Ia melontarkan
pertanyaan kenapa dia menikahi ibunya jika akhirnya kembali ke mantannya?! Kevin menebak mungkin karena mereka dijodohkan.
Adit semakin jijik dengan Ayahnya itu. Begitupula dengan Windy.
" Aku sakit hati vin. Ibuku sangat mencintainya dengan tulus. Tapi kenapa Ayahku bisa menghianati ibuku semudah dan semurah itu?! " keluh Adit
Kevin hanya bisa diam mendengar keluhan Adit. Ia tidak ingin memancing amarah Adit yang saat ini sudah memuncak. Sesaat kemudian Ia pun pamit undur diri untuk kembali mengurus RA Foods. Ia menyuruh Adit menenangkan dirinya sebelum kembali bekerja untuk membicarakan kerjasama dengan Risa jika Ia ingin melanjutkannya.
Dengan spontan Adit menjawab tentu saja akan bekerja sama dengan Risa. Ia bahkan sedang bersiap-siap sekarang.
" Kau bersemangat sekali ketika aku menyebut namanya. Apa kau melakukan sesuatu di hotel?" Kata Kevin penasaran
Adit menggeplak pundak Kevin
" Pikiran mu kotor sekali. Aku bertemu dia dijembatan maut." sahut Adit
" Kenapa kau masih suka pergi kesana dan kenapa Risa bisa ada disana secara kebetulan?" tanya Kevin lagi
" Takdir. Sudahlah kau pergi saja sana." usir Adit
" Baiklah. Aku meninggalkan makanan dimeja. Makanlah itu sebelum berangkat." Kata
" Baiklah." sahut Adit
Bersambung
...****************...
Hai pembaca setia Because of You,
Jangan lupa like, vote, dan comment ya.
Follow Instagram im_sena95 biar lebih kenal sama penulisnya
Thank You
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments