Kolaborasi Produk

Keesokan harinya, Adit memenuhi panggilan Risa dengan membawa perjanjian kerjasama.

" Semoga deal." Batin Adit

Dengan langkah yang tegap dan yakin, Ia menuju ruangan Risa.

Setelah masuk ke ruangan Risa, Ia menyerahkan perjanjian yang dibuatnya sementara Risa juga memberikan perjanjian yang telah ia susun bersama Derry.

" Anda benar-benar mengantisipasinya dengan baik. Apa Anda benar-benar berfikir bahwa kami akan menghianati kerjasama ini?" Kata Adit setelah membaca keseluruhan perjanjian kerjasama

" Ini dunia bisnis. Bukankah Pebisnis bergerak untuk mendapatkan profit? " jawab Risa

" Ah, iya kau benar." ujar Adit mengangguk sependapat dengan Risa

" perjanjian ini akan mengikat RA Foods jika ada tawaran sejenis yang menjanjikan profit lebih tinggi daripada Shiland." lanjut Risa

Setelah sepakat dengan perjanjian itu, Merekapun menyatukan perjanjian yang telah dibuat masing-masing. Risa lalu, memanggil sekretaris untuk merapikannya.

" Satukan isi perjanjian disini. " Kata Risa

"Baik." jawab sekretaris lalu pergi dengan membawa perjanjian itu

Sambil menunggu sekretaris, Risa mendiskusikan tentang produk yang telah mereka pilih untuk kerjasama. Beberapa saat kemudian, sekretaris Risa masuk dan menyerahkan hasil perjanjian yang selesai dirapikannya.

" Perfect. Bagaimana menurut Anda?" Kata Risa setelah membaca hasilnya.

" Sama dengan Anda." sahut Adit

Setelah dirasa cukup, Risa meminta Sekretarisnya kembali bekerja lagi.

" Kalau begitu mari kita tandatangani sekarang." Ajak Risa lalu menandatangani perjanjian kerjasama tersebut, termasuk kontrak yang dijelaskan oleh Adit

" Akhirnya deal." Kata Adit lega

Risa tersenyum lalu merapikan berkas perjanjian kerjasama dan menyimpannya.

" Apa yang membuat Anda akhirnya menerima tawaran ini?" tanya Adit

" Itu karena saya merasa harus melakukannya. Kupikir akan ada banyak orang yang membutuhkan produk itu." Kata Risa

" memang benar kata-kata orang tentang diri Anda." Gumam Adit

" maksudnya?" tanya Risa bingung

" wanita yang punya empati sangat tinggi. Kenapa kau begitu ambisius berbuat baik kepada orang? Apa Anda tidak pernah disakiti oleh orang lain? " Jawab Adit

Risa menggeleng dan tersenyum

" Entahlah. Saya terbiasa melakukannya sejak kecil. Tentu saja saya pernah disakiti, tapi kurasa doa orang-orang itulah yang menyelamatkanku dari orang yang berniat jahat pada diri saya. " Kata Risa

" Hebat! Benar juga katamu. Saat berbuat baik maka kita sedang berbuat baik terhadap diri kita sendiri dan sebaliknya jika kita berbuat jahat maka sebenarnya kita sedang berbuat jahat untuk kita sendiri." Ujar Adit

" Iya Anda benar. Saya benar-benar berharap produk ini terwujud dengan baik dan bermanfaat bagi banyak orang." ujar Risa tersenyum

" Tentu saja. Mari bekerja keras untuk mewujudkannya." jawab Adit

Satu bulan setelah kontrak kerjasama ditandatangani, peluncuran produk baru akan segera dilakukan. Baik pihak RA foods dan Shiland sama-sama bekerja keras memberikan yang terbaik untuk hasil kolaborasi.

Adit pun beberapa kali bertemu Risa untuk mengetahui perkembangan produk. Mengingat dalam hal ini, sebagian besar kolaborasi ini menggunakan layanan dari Shiland. Produk yang akan diluncurkan adalah edukasi tentang psikologis baik tentang menjaga mental yang dihadirkan dalam bentuk layanan aplikasi dan cara untuk mengakses layanan tersebut adalah dengan melakukan transaksi pembelian di RA foods. Jadi, setelah membeli produk dari RA foods customer akan mendapatkan koin untuk membuka akses layanan yang mereka inginkan.

" Apa Anda yakin dengan ini tidak mengurangi customer yang datang langsung ke Shiland?" tanya Bima yang merupakan tim pengembangan produk

" Tentu saja tidak. Percayalah, ada hal-hal indah yang tidak bisa didapatkan di dalam aplikasi tersebut kecuali datang langsung. " jawab Risa dengan tenang

" Ah, Anda benar. Bahkan semirip Saya mendekor ruangan Saya dengan Shiland, tetap saja rasanya tidak sama dengan tempat aslinya. " sahut Mey anggota tim pengembangan produk yang lain.

" Baiklah, mari kita lanjutkan. Keep Fighting! " Kata Risa

" FIGHTING. " jawab semua tim serempak

Hari itu Adit kembali bertemu dengan Risa. Seperti biasa, Risa melaporkan secara rinci tentang perkembangan produk yang akan diluncurkan. Sementara Risa menjelaskan, Adit terus memperhatikannya . Wajah cantik dan manis Risa benar-benar sayang di lewatkan oleh Adit. Setelah memutuskan untuk berhubungan dengan Risa melalui bisnis, Adit merasa bahwa Ia adalah partner kerja terbaik. Ia bahkan rela terjun langsung tanpa melibatkan Derry dalam mengurusi proyek ini, padahal ini adalah kolaborasi pertama perusahaannya. Risa mengingatkan Adit pada Ibunya yang serius dan tekun saat bekerja.

"Benar-benar wanita tangguh." batin Adit

" Halo.. Halo.." tegur Risa yang membuat Adit tersentak karena terkejut

" ahh.. Iyaa." respon Adit

" Apa Anda mendengarkan saya? Anda terlihat melamunkan sesuatu." Kata Risa

Adit menggeleng dan berkata bahwa bukan apa-apa dan meminta Risa untuk melanjutkan Risa.

" Sudah selesai. Saya butuh tanggapan Anda sekarang." Kata Risa

Adit menjadi gugup karena Ia benar-benar kehilangan fokus untuk beberapa saat.

" Bisakah kita tidak menggunakan Anda Saya? Itu sangat kaku dan membuatku tak nyaman." protes Adit

" Haha, jadi itu yang membuat tidak fokus. Baiklah aku akan menggunakan aku dan kamu sekarang. Bagaimana?" tawar Risa

Adit mengangguk. suasana menjadi rilex, Ia pun menanggapi poin yang dia pahami dari Risa dan memastikan bahwa tidak ada yang dilewatkannya lagi.

" Risa." panggil Adit setelah mereka selesai berdiskusi

"Hm?" Respon Risa

" Karena sudah selesai bolehkah aku bicara tentang sesuatu diluar pekerjaan?" tanya Adit

Risa mengangguk. Adit sangat gugup karena baru pertama kali ini iya menanyakan sesuatu hal seperti ini kepada wanita.

" Ah, itu, anu.... Mm" Kata Adit terbata

"Apa? Kamu membuatku penasaran?" Kata Risa lalu tertawa kecil

" Apa kau sudah punya pasangan?" tanya Adit hati-hati

Ekspresi Risa langsung berubah menjadi sedikit datar. Dan Ia memberikan senyuman yang terlihat dipaksakan

" Jangan menyukaiku. Kau akan terluka nanti. " Kata Risa tegas

" Hey, bagaimana kau bisa berbicara seolah aku menyukaimu? " Kata Adit terbata lalu meminum Americanonya

Risa pun menatap mata Adit dengan senyuman. Hingga membuat jantungnya berdebar hebat. Adit terlihat salah tingkah ketika Risa mengatakan bahwa mukanya memerah sekarang.

" Pria yang mengajukan pertanyaan seperti itu biasanya telah tertarik padaku." jawab Risa lalu memalingkan matanya ke arah lain

Adit pun terdiam, karena berusaha menghentikan debaran hatinya.

" Kenapa kau berpikiran seperti itu?" tanya Adit setelah beberapa menit berhasil menguasai dirinya

" Mata yang menunjukkannya. Jangan lupa aku Owner perusahaan yang memberikan layanan psikologi. Aku tahu, aku bisa membacanya. Ilmu psikologi memberiku jawabannya. " jawab Risa tersenyum

Adit merutuki dirinya yang lupa dengan hal itu. Malu, karena tertangkap basah dan diberi pernyataan seperti itu sama orang yang disukainya.

" Ah sudahlah. Tapi kenapa aku akan terluka jika menyukaimu?" tanya Adit heran dengan pernyataan Risa

" Karena aku takkan memberikan hatiku padamu. Sehingga berhentilah sekarang dan jangan menyiksa dirimu dengan berharap aku akan luluh." Kata Risa.

Pernyataan Risa itu benar-benar membuat Adit merasa tertantang..

Bersambung

...****************...

Hai pembaca setia Because of You,

Jangan lupa like, vote, dan comment ya.

Follow Instagram im_sena95 biar lebih kenal sama penulisnya

Thank You

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!