Tamu Tak Diundang

Selesai menyempurnakan tawaran kerjasama untuk Shiland, Adit pulang kerumahnya. Saat tiba dirumahnya, ia terkejut karena melihat pintu rumahnya terbuka. Dalam hatinya bertanya tentang siapa yang kini berada didalam rumahnya, karena tidak pernah ada yang tahu kunci masuk rumahnya selain Kevin.

" Ibu? Tidak tidak! Sadarlah Adit! Ibu telah disurga " Kata Adit dalam hati

Tanpa ragu, Ia pun melangkah masuk kedalam rumah.

" Selamat datang anakku." Kata seseorang yang mengejutkan Adit

"Anda! Untuk apa Anda datang kemari?" tanya Adit sambil menahan amarahnya

"Tenanglah. Sudah makan? Ibu sudah menyiapkan makan malam untukmu." jawab laki-laki paruh baya itu.

Tiba-tiba seorang wanita keluar dari ruang makan

"Dasar bedebah gila! Beraninya Anda datang kerumah ini!!" bentak Adit yang sudah tidak dapat mengendalikan amarahnya lagi.

" Tenanglah, aku ini ayahmu. Kamu darah dagingku. Dan ayah punya hak atas rumah ini." jawab Ayah

Adit menenangkan hatinya yang sesak dengan diam. Mulutnya tak mampu berbicara saat dia menahan amarah yang begitu hebat.

" Mari lupakan masa lalu dan kita hidup bahagia bersama. " lanjut Ayah

" Ayah? Hahaha! Bagiku, Anda hanyalah orang asing yang menyakiti Ibuku demi wanita ****** ini! Dasar tak tahu malu, beraninya kau sebut dirimu ayah didepan ku?!" jawab Adit berapi-api

Melihat kekurangajaran anak tirinya itu, Ibu tiri Adit pun berbicara. Namun, semakin Ia berbicara semakin membuat hati Adit tersulut amarah. Yang ada dipikiran Adit saat melihat wanita itu hanyalah penderitaan Ibu yang berjuang untuk dirinya.

" Jaga ya ucapanmu." Kata Ibu tiri Adit sambil menunjuk muka Adit

" Keluar kamu dari sini!" bentak Adit

" Oh, jadi begini cara Ibumu mendidikmu? Kurang ajar dan durhaka pada ayahmu?" Kata Ibu tiri

" Jangan memprovokasiku, kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang ibuku. " jawab Adit sambil menatap tajam Ibu tirinya

Tiba-tiba datang seorang wanita yang keluar dari kamar Ibunya.

" Kenalin ini adikmu, suka atau tidak suka kami akan tinggal disini denganmu sebagai keluarga barumu." Kata Ayah

" Windy, kau. " Kata Adit terkejut begitupula dengan Windy

Adit lalu berlari masuk kedalam Ibunya. Sementara Ibu tirinya khawatir jika Adit akan marah besar tapi ayahnya menenangkannya. Melihat kamar Ibunya yang sudah berubah total, Adit mengambil vas lalu melempar ya didepan ayahnya hingga vas itu hancur berantakan. Hingga Ibu tirinya terkejut dengan hal yang dilakukan Adit

"Bedebah! Punya hak apa kamu merubah kamar Ibuku!" bentak Adit

Ayah pun menghampiri Adit dan memegang bahu untuk menenangkannya.

" Maaf ayah sangat menyakitimu dan ayah sangat ingin menebusnya. Karena itulah ayah ingin kita semua hidup sebagai keluarga yang bahagia." Kata Adit

" Apa yang sebenarnya terjadi, apa kau benar anak ayah?" konfirmasi Windy

Ayah mengangguk dan membuat Windy semakin terkejut karena malu mengingat perilakunya kepada Adit.

Adit begitu muak dengan perkataan ayahnya. Dengan mudahnya dia mengatakan maaf setelah Ibunya tiada. Setelah semua hal yang Ia alami bersama Ibunya. Dengan mata yang membara Adit menampik tangan ayah yang sedang memegang bahunya.

" Kau mencampakkan ibuku demi wanita ****** ini dan bahkan tak menafkahiku selama hampir dua puluh tahun. Sekarang kau tak tahu malu kembali seolah tak terjadi apapun. Kau bahkan tak hadir di pemakaman ibuku. Mati kau bajingan!" Kata Adit sambil memukul ayahnya berkali-kali

" Kau adalah Darah daging ayahmu. Jadi dia pun berhak atas rumah ini! " teriak wanita yang disebut Adit ******

" Adit , kumohon hentikan ini. " Kata Windy sambil berusaha memisahkan mereka

Adit pun berhenti memukul ayahnya dan menatap mata Ibu tiri dengan tajam

" Sudah kubilang jangan memprovokasiku. Apa kalian sudah jatuh miskin sampai menurunkan harga diri dengan datang kesini?!" Kata Adit

" Adit, jangan bicara seperti itu." sahut Windy

Dengan panik, wanita itu menghampiri ayahnya untuk memastikan keadaannya baik-baik saja.

" Kau kaya, kau bisa membeli rumah berapapun jika tidak mau tinggal dengan ayah. " Kata ayahnya sambil meringis kesakitan

" Setidaknya beri ayahmu uang, hak dia dengan darah yang mengalir dalam dirimu. " sahut wanita itu

Adit pergi ke kamarnya dan mengambil surat Cerai Ibu dan ayahnya termasuk perjanjian setelah cerai

" Ibuku sangat pintar dan bijak. Beliau bahkan memberiku ini untuk menolak Anda kembali. Apa anda ingat? Anda bahkan menerima uang dari harta gono-gini." Kata Adit

Ayah dan istrinya hanya diam

"Karena itulah bagaimana bisa anda kembali, membobol rumahku, dan bahkan mengganti dekorasi kamar Ibuku yang cantik?" geram Adit

" Kak, tak bisakah aku tinggal disini bersama Ayah dan Ibu? Aku akan melakukan hal baik untuk kakak." Kata Windy

Adit tersenyum miring mendengar ocehan Windy

" Berhenti memanggilku kakak, aku bukan kakakmu! Apa kau ingin kuperlakukan ****** seperti Ibumu yang merebut ayahku?" gertak Adit yang membuat Windy takut dan memundurkan langkahnya

" Aditya jaga bicaramu!!" bentak ayah

" Ah aku lupa. Anda pasti ingin mempertahankan citra yang baik dihadapan anak perempuanmu kan? Pergi dari rumahku sekarang?! " Kata Adit geram

" Ini sudah malam nak. Setidaknya biarkan kami menginap disini." Kata Ayah

" Baiklah, kalau begitu tidurlah dikantor polisi malam ini. " Kata Adit lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya

" Adit, apa kau tidak punya empati?! " teriak wanita itu sambil menatap Adit tajam

Adit kembali menatapnya tajam dan menghampirinya perlahan. Merasa terintimidasi oleh tatapan Adit, membuat wanita itu mundur.

" Empati? Anda menggoda ayahku, membuatnya benci pada Ibuku hingga meninggalkan Ibu dan aku tanpa tanggung jawab padahal saat itu kami sangat membutuhkan ayah. Kau masih menanyakan empati?!" bentak Adit membuat mata wanita itu terbelalak karena terkejut

" Apa kau tahu penderitaanku dan Ibu hingga Ibu pergi meninggalkanku?! Sejak hari itu kau bukan Ayahku! Ayahku sudah mati! Aku bersumpah tidak peduli apapun yang terjadi padamu! Pergi sekarang! " usir Adit kasar

Kevin datang ke rumah Adit untuk memberikan makanan yang dipesan Adit. Ia begitu terkejut dengan keadaan rumah Adit yang berantakan dan Ia semakin terkejut saat melihat Windy juga ada didalamnya.

Tiba-tiba Adit melemparkan barang-barang milik mereka yang telah ditata rapi dikamar Ibunda tercintanya.

" Aku bahkan tidak tahu sejak kapan Anda datang kesini hingga sempat menata barang dengan sangat rapi diruang berharga Ibuku. Pergi kalian dari sini!" teriak Adit

Kevin berusaha meredam emosi Adit dengan meminta ayah Adit menuruti apa yang diinginkan Adit agar tidak terjadi sesuatu hal yang serius.

"Jika membunuh itu dibolehkan, maka sudah sejak dulu kau mati ditanganku." bentak Adit

Mereka pun akhirnya mengemas barang-barang kembali. Setelah selesai Kevin mengajak mereka keluar meninggalkan rumah Adit agar Adit bisa menenangkan diri dan mereka menurutinya.

" Paman hanya berusaha menebus kesalahan paman dengan tinggal bersamanya. Apa itu salah Vin?" Kata Ayah Adit

" Situasinya sangat sulit paman, Adit sangat mencintai ibunya dan membenci orang-orang yang menyakiti ibunya." respon Kevin

Perkataan Kevin membuat ayah Adit terdiam, dia merasa sangat menyesal. Sementara Windy pun terdiam karena malu terlambat mengetahui Fakta Bahwa Adit adalah anak ayahnya.

Kevin pun menyarankan Ayah Adit agar tidak lagi menemui Adit, karena dia bisa saja hilang kendali dan benar-benar membunuhnya.

Bersambung

...****************...

Hai pembaca setia Because of You,

Jangan lupa like, vote, dan comment ya.

Follow Instagram im_sena95 biar lebih kenal sama penulisnya

Thank You

Terpopuler

Comments

Yolanda Tahalea

Yolanda Tahalea

bagus dit... bapak luknut sama bini sialannya emg hrs di bikin begitu biar mikiiirrr

2021-10-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!