Tania terbangun saat terdengar suara lantunan ayat Alquran di mesjid tak jauh dari rumahnya, pertanda sudah hampir masuk waktu magrib.
"Astagfirullah, aku melewatkan ashar" Tania bergegas bangun dan berlari kekamar mandi, kepalanya masih terasa berat. Tania berwudhu dan kemudian segera melakukan solat ashar yang tertinggal karena dia tadi pingsan.
Selesai solat Tania turun dari kamarnya dia ingin menunggu suaminya menjelang adzan magrib, Tania ingin mengajak suaminya magrib berjamaah. Siapa tahu pikiran suaminya yang kacau akan jernih kembali nantinya.
"Memangnya kenapa mas Zy mengatakan anak dalam rahimku ini bukan anaknya, kok bisa bisanya dia berpikiran seperti itu ?" gumam Tania.
"Apa ada yang memfitnahku? " tanya Tania pada dirinya sendiri.
"Nanti akan kutanyakan sendiri padanya"
Lama menunggu, yang ditunggu tak kunjung datang. Adzan magrib pun sudah berkumandang.
"Masuklah nyonya muda, tidak baik wanita hamil diluar rumah saat magrib"
"Iya bi, Nia masuk"
"Tuan kemana nyonya, maaf saya lancang bertanya" Bi Harti bertanya dengan menundukkan kepalanya takut dikira lancang. Dia memang heran melihat sikap bosnya dua hari ini yang pergi lama dari siang hari sampai malam.
"Dia kerumah Maysa"
"Apaa, bibi nggak salah dengar ? "
"Tidak bi, mas Zy sendiri yang bilang pada Nia bi"
"Terus kenapa nyonya muda biarkan bos kesana? "
"Aku larangpun dia tak akan mendengarku. Sudahlah bi, ayo kita solat magrib" Tania meninggalkan bi Harti yang kebingungan sendiri.
"Masa sih bos malah kerumah Maysa sementara istrinya sekarang sudah hamil, kemaren dia sepertinya tak bisa sedetikpun pisah dari nyonya muda. Ya Tuhan..! " Bi Harti geleng geleng kepalanya.
***
Alzyan sudah sampai dirumahnya, didepan pintu kamarnya. Lama dia berdiri disana.
Nia pasti sangat terluka karena aku menemui Maysa. Tapi sudahlah, dia sendiri kenapa mau menikah denganku, sudah tahu aku sudah punya pacar. Sudah dihamili orang lain malah nekat menikah denganku, karena apa coba kalau tidak karena harta.
Alzyan membuka pintu kamarnya yang ternyata tak dikunci. Didapatinya istrinya sedang meringkuk ditempat tidur ditutupi selimut sampai batas lehernya, entah sudah tidur apa belum. Alzyan membersihkan tubuhnya dikamar mandi, setelah mengganti pakaiannya dia berbaring di sebelah istrinya, dia lelah.
"Mas" Tania membalikkan badannya.
"Hmm, rupanya kau belum tidur" jawab Zy, dia melihat lihat ponselnya.
"Mana bisa aku tidur sebelum mas jelaskan maksud mas tadi siang, mengapa mas meragukan anak dalam rahimku mas? "
"Aku bukannya ragu tapi sudah yakin Nia, usia kehamilanmu lebih dari usia pernikahan kita dan.. "
"Oo, itu bisa kujelaskan mas." Tania menyela ucapan suaminya tak sabar ingin menjelaskan.
"Jangan menyela ucapan suami bila dia belum selesai bicara"
"Maaf mas" Tania menunduk merasa bersalah.
"Dan kau sudah tak perawan lagi ketika menikah denganku, jadi tak ada yang perlu kau jelaskan" Mata Alzyan menatap Tania tajam seakan akan ingin menelannya.
Degg jantung Tania berdegup kencang mendengar ucapan suaminya, bagaimana bisa suaminya berpikiran seperti itu.
"Mas, aku mohon biar kujelaskan" pinta Tania lirih.
"Tidak usah Tania, aku sudah menerima kekuranganmu. Aku tak masalah jika kau tak suci lagi, tapi tak kusangka kau menipuku. Kau sudah dihamili orang lain tapi malah menikah denganku, kenapa Tania. Apa karena harta? "
"mas, anak ini anakmu mas. Aku menikah denganmu karena ibumu yang meminta." Bulir air mata lolos dari sudut mata Tania, dia tak percaya suaminya tega menilainya begitu rendah.
"Memang benar ibu yang memintamu, tapi kau menerimanya karena harta milik keluargaku kan. Dan akulah pewaris satu satunya. Iya kan? "
"Mas, aku tak gila harta. Aku tak menyangka kau menilaiku begitu buruk mas. Jika kau tak mencintaiku, ceraikan saja aku mas"
"Haha menceraikanmu ?, tidak Tania. Aku terlanjur jatuh cinta padamu, sudah ku bilang aku menerima dirimu yang tak perawan lagi. Tapi tidak anak dalam rahimmu, itu bukan anakku tapi kau tetaplah istriku ". ucap Alzyan yakin, seakan dia tak salah lagi dalam penafsirannya pada Tania.
Tangis Tania semakin deras mendengar penuturan suaminya, dia mengusap air matanya dengan ujung piyamanya.
"Kau tak mau menceraikanku, lalu bagaimana dengan anakku mas" Ucap tania sambil terisak.
"Setelah lahir akan kukembalikan dengan bapaknya, kau tahu siapa bapaknya kan Nia, Evan, Arkhan atau Alvin , anak siapa hah ? "
Reflek Tania menampar suaminya, mendengar tuduhan suaminya yang menganggap dia sangat rendah bagaikan pelacur. Emosi Tania jadi meledak, dadanya terasa dihujam ribuan belati.
Plaakk
"Jaga mulutmu mas, kau jahat sekali menuduhku berzina dengan banyak lelaki, aku tak sehina itu mas". mata Nia berkilat karena emosinya.
"Istri durhaka, kau berani menamparku Tania" Alzyan mengusap pipinya, tak terasa sakit tapi hatinya terasa sakit, istri nya telah berlaku kasar padanya.
"Mas.. maafkan aku.." lirih Tania dalam isaknya.
"Aku kasihan padamu karena kau hamil, aku tak tega menyakitimu." Alzyan bangun, dan keluar dari kamar. Malam ini dia akan tidur di kamar tamu saja. Dia tak ingin nanti emosi dan malah menyakiti fisik Tania.
"Mas.. hik hik" Tania menangis tersedu sedu.
Tania meringkuk di tempat tidur berukuran besar itu sendiri, hanya bisa menangis. Suaminya melewatkan sore dan magrib berjamaah dengannya, juga melewatkan makan malam. Bahkan dia pulang setelah isya. Semuanya dilewatkan suaminya bersama Maysa.
Aku sadar aku salah merebut pacar orang lain, dan aku terlalu percaya diri. Kupikir setelah menikah dihati mas Zy hanya ada aku. Aku naif, Mana mungkin aku mengganti posisi Maysa yang sudah 4 tahun menjadi kekasihnya bahkan sudah bertahun tahun dikenalnya.
"Apa karena mas Zy tak melihat darah perawan malam itu, issh kau bodoh sekali mas. Masa tidak tahu membedakan perawan dan tidak perawan, bodoh bodoh..!" Tania mengumpat suaminya. Tania mendengus kesal.
"Memangnya perawan itu harus berdarah darah banyak, dan kau sangat bodoh mengira aku dihamili orang lain hanya karena usia kehamilanku lebih sedikit dari usia pernikahan kita. Kenapa jadi laki laki lugu banget sih kamu mas. " Tania memukul mukul bantal yang dipeluknya sambil merutuki kebodohan suaminya.
"Besok aku akan menjelaskan semua, ini hanya salah paham mas. Aku yakin dihatimu ada aku mas walaupun masih ada Maysa juga, pelan pelan kau akan benar benar melupakan Maysa" Tania tersenyum penuh harap untuk kembali berbaikan dengan suaminya.
Sementara dikamar tamu Zy tak dapat memejamkan matanya, pikirannya melayang pada Tania. Wanita yang akhir akhir ini mengisi hari harinya, wanita yang telah membuatnya jatuh cinta. Namun Zy merasa menjadi pria bodoh karena telah menikahi wanita karena kecantikannya, tanpa melihat latar belakang pergaulan wanita itu. Tapi kini dia sangat mencintai wanita itu.
Tak dapat dipungkiri Zy sangat merasa bersalah telah membuat istrinya itu menangis, Zy menoleh kearah pintu.
"Apa aku kembali saja kekamar dan tidur disamping Tania" gumam Alzyan.
"Ah tidak, aku tak mau kelihatan jadi lelaki lemah yang terlalu gampang memaafkan. Beda dengan aku memaafkan Maysa dulu, Maysa hanya pacarku dan berselingkuh saja tidak sampai hamil. Tapi Tania beda, dia sudah hamil malah menikah denganku. Aku belum bisa memaafkan hal ini". Alzyan meninju bantal yang dipeluknya karena kesal dengan perbuatan Tania padanya.
Sampai dini hari Alzyan belum tertidur, dia terus memikirkan Tania. Merindukan Tania lebih tepatnya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Bintun Arief
aaaiiiiiih
2021-10-28
0
Putri Handayani
semangat kakak, lanjut up nya💪💪💪💪
2021-09-27
1