Panggilan Baru

Tania terbangun, diliriknya jam di dinding ternyata masih pukul 02.10 dini hari. Tania menatap laki laki yang tertidur pulas disebelahnya, wajahnya sangat tampan, hidung mancung, alis yang tebal, bibir merah yang berbelah, rahang yang tegas, kulitnya putih. Kurang apa lagi coba.

"Apa aku sedang bermimpi jadi istri tuan Alzyan ?" Nia menepuk nepuk mukanya, dan terasa sakit.

"Sakit, ini nyata. Tapi... " Nia lalu menepuk nepuk pipi suaminya.

"Hei, tidurlah lagi. Kau tidak bermimpi. Kau memang sudah jadi istriku" Zy menarik istrinya kedalam pelukannya. Wajah Nia merona malu. Wajahnya sekarang pas di depan dada suaminya.

"Kenapa dia bisa menebak isi kepalaku"

Zy memeluk Nia sangat erat sehingga Nia merasa sesak, Nia pun mencoba lepas dari pelukan Zy, Tapi Zy menambah erat pelukannya. Akhirnya Nia pasrah saja. Nia menggerakkan kakinya dan terasa sakit dibawah sana, perih.

"Astagfirullah, aku sudah tak perawan ini. gara gara kamu Tuan Zy" Nia merengut memandang wajah suaminya.

"Ya ampuun, pasti ada bercak darah. Bagaimana ini, ini kan dirumah mertua. Aku harus menghilangkan jejaknya, biar gak malu".

Nia menunggu suaminya benar benar tertidur pulas, di saat pelukan suaminya terasa longgar Nia pelan pelan beringsut dan bangun. Dia meneliti selimut putih yang dipakainya, benar ternyata ada bercak darah disana. Lalu Zy meneliti seprei, ternyata tidak ada bercak darah disana. Beruntung seprei itu berwarna Navy. Lalu Nia membawa selimut itu kekamar mandi. Saat berjalan dia merasakan sakit.

"Aduuh, lumayan sakit juga ternyata. Kau bilang tak akan sakit. Apa semua wanita sepertiku berdarah dan merasa sakit di malam pertama, oh nasib" Nia meratap.

Di dalam kamar mandi Nia membersihkan bercak darah itu dengan sikat, kemudian dia pun mandi membersihkan tubuhnya. Setelah selesai kembali berpakaian Nia mengantar selimut itu ke ruang laundry di bawah. Dan kemudian dia kembali kekamarnya dan mengambil selimut baru dari dalam almari.

"Beres, misi menghilangkan jejak selesai. aku kan jadi malu jika bibik dirumah ini nanti mencuci selimut yang ada bercak darahnya".

Nia kembali berbaring, kini dialah yang memeluk suaminya meletakkan wajahnya diceruk leher suaminya, meresapi aroma tubuh suaminya. Dan akhirnya dia pun tertidur kembali.

"Bangun Nia " Zy menepuk nepuk pipi licin milik Nia. Nia perlahan lahan membuka matanya.

"Ayolah bersihkan dirimu, kita solat subuh berjamaah" Zy kelihatan sudah rapi dan semakin tampan dengan baju kokonya.

"Hmm, iya. Tunggu aku ya" Nia bergegas bangun dan ke kamar mandi. Zy menatap punggung istrinya yang masuk kamar mandi.

"Aku janji akan membimbingmu jadi istri solehah Nia, dan aku janji akan menerima kekuranganmu"

Tak lama kemudian Nia selesai dan memakai mukenanya. Mereka pun solat subuh berjamaah.

***

Nia mengemas ngemas pakaiannya karena hari ini dia akan pindah kerumah suaminya. Setelah selesai semua, suaminya pun muncul dari pintu.

"Sudah selesai, kalau sudah ayo kita pamit sama ibu dan ayah."

"Sudah, ayolah" Nia berdiri dan menenteng kopernya.

"Biar aku yang bawa" Zy menenteng koper milik istrinya, dia sendiri tak membawa koper karena semua pakaiannya ada dirumahnya.

Sesampainya di ruang keluarga, Pak Akmal dan Ibu Diana sudah menunggu mereka. Zy dan Nia pun berpamitan, Diana memeluk menantunya dan mencium pipi menantunya.

"Zy, jaga baik baik istrimu ya. Jangan lama lama kasih kami cucu. Lihat kami berdua sudah tua"

"Nggak lama lama kok bu lihat saja nanti, iyakan Nia ?" Zy melirik Nia disampingnya dan merangkulnya.

Muka Nia jadi merona, bukannya menjawab dia malah menyembunyikan wajahnya dibelakang bahu suaminya.

"Ya udah kami berangkat sekarang ya bu, ayah".

Zy dan Nia masuk ke dalam mobil, menantu dan mertua pun saling melambaikan tangan.

***

Nia menyusun pakaiannya ke dalam lemari, pakaiannya tak sampai seperempatnya deretan pakaian Zy. Bukan karena tak membawa semua pakaiannya tapi karena hanya itulah yang dia punya.

Zy bilang rumah itu sederhana, ternyata Zy bohong batin Nia.

"Memang tak sebagus rumah ibu mertua, tapi ini jauh lebih bagus dari rumah paman Danu" gumam Nia.

Dirumah ini juga ada pelayannya satu orang, dan tukang kebun satu orang. Zy bilang mereka suami istri. Tapi rumah ini tak dijaga oleh satpam seperti rumah ibu mertua.

Saat sedang melamun, Nia dikejutkan oleh Zy yang tiba tiba memeluknya dari belakang.

"Sepertinya tubuhmu ini kecil sekali ya" Zy memeluk dan meraba raba.

"Lepaskan"

"Eh, tak akan kulepaskan. Bahkan aku baru saja mulai" Zy mulai menyerang Nia, tapi serangan yang lembut. Membuat Nia jadi ketagihan mendapat serangan serangan itu.

***

Makan siang sudah tersedia dimeja makan, baru kali ini Nia tinggal makan saja. Biasanya dirumah paman Danu dia harus membantu bibinya masak. Zy menambahkan ikan goreng kedalam piring istrinya.

"Sudah, ini terlalu banyak" Nia cemberut.

"Kau harus banyak makan, biar berat badanmu bertambah, Lihat kau terlalu kurus. Aku ingin kamu menonjol dibagian ini, ini dan ini" Zy menunjukkan bagian bagian yang diinginkannya menonjol.

Akhirnya Tania menurut saja, diakuinya tubuhnya memang kategori kurus. Demi suaminya tak apalah dirinya sedikit menggendut. Setelah mereka selesai makan, Nia membereskan piring kotor hendak mencucinya.

"Nia, sudahlah biar bi Harti saja yg mengerjakan. Aku tak mau kau lelah, nanti ibu lambat dapat cucu"

"Apa hubungannya?"

"Eh, bukannya kau bidan. Bukannya wanita yang sering kelelahan susah untuk hamil? "

"Tapi ini sama sekali tak membuatku lelah"

"Nggak ada tapi tapi, kamu temani saja aku dikamar. Tugasmu dirumah ini hanya menemani aku, dan melayani ku"

"Oh Tuhan.. apa kau tidak tahu melayanimu lebih lelah dari mencuci piring ini, dasar Tuan Zy" Nia menggerutu dalam diamnya.

"Hei kenapa, apa keberatan? "

"Tidak, ayolah ku temani" Nia tersenyum manis, dan dia merangkul pinggang suaminya. Mereka berjalan berbarengan melewati tangga menuju kamar.

"Suamiku, apa kau lelah, mau aku pijiti? " tanya Nia basa basi setelah mereka sama sama duduk disofa dalam kamar mereka.

"Tidak temani saja aku nonton"

"Oke, mau nonton apa? "

"UFC" Zy menjawab tanpa menoleh dia menyetel siaran televisi mencari chanel yang menyiarkan UFC siaran ulang, karena kemaren dia tak sempat nonton karena resepsi pernikahannya.

"Acara apa itu" Nia serasa pernah mendengar kata kata UFC.

"Kau lihat saja ke tv didepanmu"

Nia memelototi televisi didepannya, sesekali dia menutup matanya dengan telapak tangan, sementara Zy merangkul bahu Nia dan memain mainkan pipi Nia bagaikan mainan squishy.

"Aku tak mau nonton ini, serem"

"Kalau tidak mau nonton tidur saja", Zy membaringkan Nia di pangkuannya.

"Ayolah tidur saja " Zy masih memain mainkan pipi istrinya.

"Nia, aku mau pipimu lebih chubby dari yang ini, berapa berat badanmu? "

" 48"

"Tinggi ?"

"160"

"Naikkan 10 kg"

"Apaa " Nia setengah memekik.

"Ayolah Nia aku ingin punya squishy yang montok dan padat".

"Hhh, Tuan Zy.. Orang ingin punya istri yang langsing kau malah ingin istrimu gendut, apa kau tak lihat aku ini pendek ?"

"Aku suka yang pendek dan montok, eh jangan panggil aku Tuan Zy." Zy menekan nekan pipi Nia dengan telunjuknya 3 kali.

"Oke deh, Mas Zy"

"Panggil Sayang"

"Mas Zy saja" Nia cemberut.

"Aku bukan jawa" Zy merengut.

"Tapi aku asli jawa dari nenek moyangku mas"

"Ooh terserah lah, Mas juga tidak apa apa" Zy masih memelototi televisinya, dia tak terlalu mempermasalahkan panggilan Tania terhadap dirinya, asalkan jangan memanggil Tuan.

"Mas" panggil Nia lembut.

"Hmm"

"Memangnya mas aslinya dari mana? "

"Ibu asli dari pekanbaru, ayahku dari Madinah" Zy melepaskan pandangannya dari televisi dan kini dia memandang wajah istrinya yang berbantal di pangkuannya.

"Ooo" Mulut Nia membentuk hurup o, membuatnya kelihatan sangat menggemaskan, itu bagi mata Zy yang melihat.

"Pantasan mas Zy punya hidung mancung dan mata besar gitu " Nia bergumam dalam hati.

Zy mengusap usap rambut Nia membuat istrinya itu mengantuk, dan beberapa menit kemudian Nia menguap. Matanya mulai terpejam.

Alzyan Mandang wajah istrinya yang sudah terlelap, bibir manis itu sangat menggoda. Alzyan mengecupnya, Tania diam saja tak bergerak. Dia benar benar sudah terlelap.

*****

Jempol cantiknya jangan lupa gaess, nah itu dia makasihh

Terpopuler

Comments

Bintun Arief

Bintun Arief

visual thor Visual, ada kayak2 syekh Ali jaber nih hidungnya, maasya Allah ganteng bangeeet weeedan 💃💃💃🕺🕺

2021-10-06

1

AuraAurora

AuraAurora

Kak kalau aku kasih masukan boleh?

2021-09-29

1

lihat semua
Episodes
1 Menikah
2 Tentang Zy dan Nia
3 Panggilan Baru
4 Pacaran
5 Cemburu
6 Maafkan aku
7 Pasangan Bucin
8 Namanya Kanaya Hafizah
9 Rencana Maysa
10 Tespeck
11 Suara Hati Alzyan
12 Kecemburuan Alzyan
13 Tangisan Tania
14 Berandalan bertato
15 Periksa Hamil
16 Anak Siapa
17 Titipan Tuan Gunawan
18 Usaha Tania
19 Teman Curhat Yang Salah
20 Berbaikan
21 Tamparan lagi
22 Kecelakaan Tragis
23 Melewatkan Nasi Briyani
24 Kesedihan Tania
25 Menemui Dokter Susan
26 Dibawah Rintik Hujan
27 Keputusan yang tepat ?
28 Jadi Tenaga Kontrak
29 Permintaan ibu
30 Ternyata Salah Paham
31 Berbohong demi kebaikan
32 Bertamu kerumah Adam
33 Tamu di Sore Hari
34 Sebenarnya masih menunggu Mas Zy
35 Demam
36 Aku merasakannya
37 Aku merasakannya 2
38 Pertemuan
39 Kembali Bersama
40 Tania bercerita
41 Pamit
42 Sudah sampai dirumah
43 Suara Hati Rendy
44 Bahagianya Tania
45 Digoda Wanita Jadi Jadian
46 Menginap Dirumah Ibu
47 Kanaya Minta Peluk
48 Makan siang bersama Rendy
49 Periksa Hamil
50 Maysa Menangis
51 Menjenguk Ayah
52 Demi Kanaya dan uminya
53 Aku Ingin Mbak Ayu Jadi Iparku
54 Bertemu Duo Mak Lampir
55 Sicantik Bidadari Surga
56 Bidadari di Keluarga Kami
57 Berita Gembira
58 Shoping Pakaian Bayi
59 Pengumuman
60 Tujuh Bulanan
61 Kemelut Hati Alzyan 1
62 Kemelut Hati Alzyan 2
63 Keputusan Alzyan
64 Kelebihan Nabila
65 Tania 1
66 Tania 2
67 Hanya Alzyan Dan Tania
68 Bertemu Aisyah
69 Sudah Mau Lahiran
70 Semakin sayang Istri
71 Kesayangan Kakek Abdullah
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Menikah
2
Tentang Zy dan Nia
3
Panggilan Baru
4
Pacaran
5
Cemburu
6
Maafkan aku
7
Pasangan Bucin
8
Namanya Kanaya Hafizah
9
Rencana Maysa
10
Tespeck
11
Suara Hati Alzyan
12
Kecemburuan Alzyan
13
Tangisan Tania
14
Berandalan bertato
15
Periksa Hamil
16
Anak Siapa
17
Titipan Tuan Gunawan
18
Usaha Tania
19
Teman Curhat Yang Salah
20
Berbaikan
21
Tamparan lagi
22
Kecelakaan Tragis
23
Melewatkan Nasi Briyani
24
Kesedihan Tania
25
Menemui Dokter Susan
26
Dibawah Rintik Hujan
27
Keputusan yang tepat ?
28
Jadi Tenaga Kontrak
29
Permintaan ibu
30
Ternyata Salah Paham
31
Berbohong demi kebaikan
32
Bertamu kerumah Adam
33
Tamu di Sore Hari
34
Sebenarnya masih menunggu Mas Zy
35
Demam
36
Aku merasakannya
37
Aku merasakannya 2
38
Pertemuan
39
Kembali Bersama
40
Tania bercerita
41
Pamit
42
Sudah sampai dirumah
43
Suara Hati Rendy
44
Bahagianya Tania
45
Digoda Wanita Jadi Jadian
46
Menginap Dirumah Ibu
47
Kanaya Minta Peluk
48
Makan siang bersama Rendy
49
Periksa Hamil
50
Maysa Menangis
51
Menjenguk Ayah
52
Demi Kanaya dan uminya
53
Aku Ingin Mbak Ayu Jadi Iparku
54
Bertemu Duo Mak Lampir
55
Sicantik Bidadari Surga
56
Bidadari di Keluarga Kami
57
Berita Gembira
58
Shoping Pakaian Bayi
59
Pengumuman
60
Tujuh Bulanan
61
Kemelut Hati Alzyan 1
62
Kemelut Hati Alzyan 2
63
Keputusan Alzyan
64
Kelebihan Nabila
65
Tania 1
66
Tania 2
67
Hanya Alzyan Dan Tania
68
Bertemu Aisyah
69
Sudah Mau Lahiran
70
Semakin sayang Istri
71
Kesayangan Kakek Abdullah
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!