Seorang gadis cantik mematutkan dirinya didepan kaca rias, memakai make up lalu mengenakan hijabnya. Terlihat sangat cantik, anggun dan berkelas.
"Sempurna, Zy pasti suka dengan penampilanku sekarang. Dia kan memang sudah lama memintaku berhijab". Maysa tersenyum senyum sendiri melihat pantulan dirinya dicermin.
Maysa memang memakai hijab hanya untuk menarik perhatian Zy saja, laki laki itu memang menyukai wanita yang menutup auratnya, Karena Zy mengagumi Diana ibunya yang anggun dengan hijabnya. Maysa merasa bodoh sekali tidak menuruti keinginan Zy kala itu, kini Zy sudah menikah Maysa belum menyerah untuk mendapatkan laki laki itu. Karena ia tahu Zy menikah karena menuruti keinginan orang tuanya. Apalagi setelah melihat seperti apa istri Zy yang hanya berpenampilan biasa, dia juga tak berhijab seperti wanita idaman Zy.
Kemaren Maysa bertemu dengan Ryan sahabatnya, Ryan ternyata memberi dukungan padanya untuk merebut Zy kembali. Maysa tahu Ryan sangat mencintainya, justru karena besarnya cinta Ryan padanya, Ryan selalu membantunya dan mendukungnya karena Ryan ingin Maysa bahagia.
Maysa dan Ryan telah meyusun rencana besar, misi merebut Zy kembali dari seorang gadis kampung tak tahu diri. Maysa telah selesai berdandan, lalu dia mengambil ponselnya dan menghubungi Zy. Berkali kali Maysa memanggil nomor itu tapi tidak aktif.
"Apa Kak Zy lagi istirahat ya, aku samperin saja kerumah temannya itu."
Maysa memesan taksi online lalu melaju kerumah teman Zy. Sesampainya disana Maysa buru buru membayar ongkosnya. Dia bergegas masuk kedalam gerbang rumah sederhana itu dan mengucapkan salam. Tak lama pemilik rumah itu keluar.
"Ada apa nona? "
"Mas saya temannya kak Zy yang tadi mampir kesini, kak Zy ada mas? "
"Zy sudah berangkat sejam yang lalu"
"Kemana mas, boleh tahu? "
"Memangnya dia tak memberitahu kamu?" pemilik rumah balik bertanya
Maysa menggeleng ragu.
"Dia ke perkebunan kelapa sawit miliknya, perjalanan 3 sampai 4 jam dari sini dengan angkutan umum, sore begini angkutan umumnya sudah tak ada lagi"
"Memangnya kak Zy pakai apa kesana mas? "
"Dia dijemput sopirnya dari pabrik, oh ya dia menitipkan ini" orang itu memberikan sesuatu. Maysa melihat apa titipan dari Zy. Ternyata tiket pesawat kejakarta penerbangan besok pagi. Maysa jadi cemberut, wajahnya memerah.
"Oh makasih mas saya pamit", Maysa memaksa tersenyum dan pemilik rumah itu mengangguk. Maysa memesan lagi taksi online sekarang dia hanya bisa kembali ke hotel.
"Kurang ajar dia meninggalkanku sendirian Ia bahkan tak mau melihat usahaku, apa salahku" Maysa menangis tersedu di bangku penumpang.
"Setelah 4 tahun pacaran kau meninggalkanku begitu saja, aku tahu kau hanya menuruti kehendak mak lampir itu saja. Kau sangat mecintaiku Zy, aku tahu itu" Maysa masih sesegukan. Dia tahu betul Zy sangat mencintainya, ketika dihianati setahun yang lalu saja Zy memaafkannya dengan mudah hanya bermodal air mata.
Maysa telah sampai dikamar hotelnya, dia memikirkan apa rencana selanjutnya. Apakah menunggu besok pagi baru menyusul Zy ataukah berangkat malam ini dengan menyewa sebuah mobil dan sopirnya untuk mengantarnya ke alamat Zy, Maysa memang sudah tahu dimana alamatnya tapi belum pernah kesana.
Saat memikirkan langkah apa yang akan diambilnya ponsel Maysa pun berbunyi ternyata panggilan dari papanya.
"Hallo papa"
"Maysa sayang apa benar kau di pekanbaru nak? "
"Darimana papa tahu? "
"Zy menelpon papa barusan, katanya kau mengikutinya. Dia meminta papa menyuruhmu pulang. Pulanglah May, Zy sudah beristri tidak baik kau mengharapkannya."
"Tapi pa, kak Zy masih mencintaiku. Dan aku sangat mencintainya
"Cinta seperti apa May, kalau memang dia mencintamu dia tak kan semudah itu menerima perjodohannya"
"Kak Zy terpaksa papa, dia tak punya pilihan. Aku ingin kak Zy pa, aku tak bisa hidup tanpanya"
"Pokoknya kamu harus pulang May, papa tahu Zy meninggalkanmu di Pekanbaru. Sementara dia ke perkebunannya. Kau sendirian disana May, pulanglah nak. Papa mengkhawatirkanmu. Besok kita bicara setibanya kau dirumah. Untuk mendapatkan Zy kembali kau tak harus merendahkan dirimu dengan mengikutinya kesana"
Lama Maysa terdiam, dia memikirkan kata kata papanya.
"Baiklah pa aku pulang. Bantu May ya pa? "
"Iya Maysa sayang"
Maysa pun terpaksa bermalam di hotel malam itu, dan di menghubungi Ryan untuk mengobrol curhat tentang isi hatinya, Ryan dengan sabar mendengar dan melayaninya mengobrol.
***
Tania sedang bersiap siap untuk kerumah sakit, semenjak menikah dengan Alzyan dia hanya diberi atasannya shif pagi padahal dia tak memintanya. Nia tak tahu suaminyalah yang meminta agar dia tidak diberikan jadwal shif sore dan malam.
Nia menyanggul rambutnya dan menjepit dibagian depannya, agar rambutnya tak mengganggu aktifitasnya melayani pasien. Tiba tiba ponselnya berdering.
"Assalamualaikum mas? "
"Waalaikum salam sayang, Nia mas kangen. Maaf malam tadi tidak menghubungimu"
"Iya mas Nia juga kangen banget sama kamu, padahal malam tadi aku menunggu mas menelponku, aku hubungi nomor mas malah tidak aktif"
"Maaf mas kelelahan, dan hape di charger. Kamu sudah siap siap kerja? "
"Iya mas, ini sudah siap tinggal berangkat"
"Hati hati ya. Ingat jangan dekat dekat sama dokter Evan itu"
"Apaan sih mas, sudah kubilang pak Evan itu sudah mau menikah, dia mana ada suka sama aku. Kalau dia suka sudah dari lama aku dipacarinya, kami tiap hari ketemu kok"
"Syukurlah, tapi masa sih dia nggak suka sama gadis secantik kamu"
"Iya mana Nia tahu mas, lagian pacarnya lebih cantik dari aku".
"Tidak mungkin, istriku pasti lebih cantik"
"Iya iya, mas aku berangkat ya. pak Indro sudah nunggu. Mas jangan telat makan ya, yang semangat kerjanya ya mas"
"Iya sayang, mmuah"
"Mmuah"
Zy dan Nia memutuskan sambungan teleponnya, mereka berdua sama sama senyum senyum sendiri setelah ciuman jarak jauh.
"Mas mas, kau pikir hanya istrimu saja yang cantik. Kau pikir mata dokter Evan itu rusak, mana mungkin dia menghianati nona Viana yang super cantik itu demi aku, istri orang pula".
Tania lalu berangkat kerja diantar oleh pak Indro, di depan IGD Tania bertemu dengan dokter Evan yang juga baru datang. Mereka lalu berjalan beriringan menuju ruang bersalin.
"He cimut, kok kelihatannya kamu tambah gendut ya ".
"Masa sih aku gendut pak? "
"Iya, lihat itu pipi kamu sudah tembem, seperti bakpau" Dokter Evan mentowel pipi Tania dengan telunjuknya.
"Apaan sih pak, ini Squisy nya mas Zy tahu..! "
"Haha, apa?, Squisy, jadi suamimu menyebut pipi gempilmu ini Squisy? "
"He eh" Nia mengangguk. Dokter Evan jadi terkekeh mendengarnya. Mereka tertawa tawa berjalan menuju kamar bersalin. Dokter Evan memang sudah menganggap Nia adiknya, Nia seumuran dengan adiknya yang tinggal dengan orangtuanya di Bandung.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
White Rose
maklumlah ular keket sama ular kadut emang gitu 😅
2021-10-31
0
Bintun Arief
pantesan! ternyata pakai jilbabnya nggak tulus. Ya ampuuun papanya Maysa, mbok yo anaknya di ajarin loh bukannya di turutin aduuuh ...
itu lagi si Ryan bego banget ya kalau udh cinta, cinta itu di perjuangin say, bukan nurutin asal doi bahagia 😡
2021-10-28
1