Nia dan zy masih diam diaman. Saling curi curi pandang, bila Nia tertangakap curi curi pandang Nia jadi malu dan akhirnya menunduk dan bila Zy yang tertangkap oleh Nia curi curi pandang Zy akan nemalingkan wajahnya pura pura tak melihat. Gengsi mengakui kalau mereka sama sama cemburu.
"Boss dan Nyonya lagi marahan ya" Bi Harti tiba tiba datang, dia membawa kemoceng dan kain lap. Padahal bi Harti hanya pura pura mau membersihkan perabotan di ruang itu. Dia risih sendiri melihat wajah Boss dan Nyonya muda yang kaku bagaikan kanebo kering, tidak ada senyum senyum dari siang tadi. Bi Harti merasa dirinya harus bertindak cepat.
Nia melengos, berbaring telungkup diatas karpet bulu menopang dagunya dengan kedua tangannya. Melirik suaminya dengan sudut matanya. Sementara Zy diam saja duduk di sofa dengan gaya coolnya.
"Marahannya jangan lama lama, ayolah cepat baikan." Bi Harti senyum senyum cengengesan.
"Ogah" Zy dan Nia barengan.
"Kompak banget jawabnya. Marahannya pasti gak beneran marah kan, buktinya Boss dan Nyonya masih dalam satu ruangan, masih lirik lirikan" masih dengan mode cengengesan.
"Bibi mau bersih bersih apa mau kepoin kami sih? " Zy menatap bi Harti tajam, seakan mau menerkam bi Harti.
"Iya nih bibi apaan sih, suka suka kami donk mau marahan apa mau mesraan" Nia ngedumel.
"Maafin bibi ikut campur, bibi cuma sedih aja lihat Boss dan Nyonya marahan, dulu bibi sama mas Indro juga sering marahan begini, mas Indro bakal minta maaf duluan"
"Jadi aku minta maaf duluan, gitu maksudnya ?" Zy semakin tajam matanya menatap bi Harti.
"Ya iyalah" jawab bi Harti dan Nia barengan"
"Kenapa gitu? " Zy memelototkan matanya.
"Ya memang harus gitu" bi Harti dan Nia barengan lagi.
"Oke oke, maafin aku Nia" tanpa menatap Nia karena masih gengsi.
"Maafnya mas Zy nggak ikhlas, masa gitu caranya minta maaf ? "
"Bi Harti pergi dulu" Zy dengan mata mendelik menatap bi Harti.
"Oke oke boss, bibi ke dapur ya" Bi Harti ngeloyor pergi.
Zy menatap Nia, dan Nia juga menatap suaminya, keduanya saling menatap penuh rindu.
"Maafkan aku" Nia dan Zy berbarengan. Keduanya lalu sama sama mengangguk. Zy merentangkan tangannya lalu Nia menghambur ke pelukan suaminya.
"Mas ngapain diemin Nia sih, apa salah Nia ?" Nia menenggelamkan wajahnya di dada suaminya.
"Nia juga ngapain nyuekin mas, mas kangen tau", menciumi rambut istrinya bertubi tubi. Lalu dia menuntun istrinya agar duduk diatas sofa. Nia bersandar didada suaminya.
"Mas nggak jujur tadi siang, mas masih melirik melirik mantan pacar mas itu" bibir Nia mengerucut.
"Mas tadi sudah mau ajak Nia duduk di meja yang jauh, Nia malah ajak mas duduk disana. Coba deh kalau mantan Nia yang duduk disana apa Nia nggak akan meliriknya sama sekali?, bukan berarti Nia masih ada rasa kan? "
"Kenapa tadi bilang dia teman ?"
"Kalau di bilang mantan takutnya Nia cemburu, lagian mas sudah anggap dia teman biasa" Zy mengusap usap rambut Nia dengan sayang.
"Ya udah, lain kali jujur sama Nia ya? "
"Iya iya, sekarang giliran mas yang tanya jawab dengan jujur ya? "
Nia mengangguk, semakin meringsek masuk kedalam pelukan suaminya.
"Siapa tadi laki laki yang senyam senyum sama kamu di depan UGD? "
Nia sejenak berpikir siapa lelaki yang senyum padanya tadi pagi.
"Oo itu dokter Evan, dokter di ruang bersalin".
"Terus, kenapa dia senyam senyum begitu sama kamu? "
"Ah dokter Evan memang begitu orangnya, dia ramah. Tadi dia sapa aku dengan sebutan bu boss sambil senyum senyum gitu"
"Kenapa dia panggil kamu bu boss? "
"Karena aku menantunya ayah, tapi aku tak mau di panggil bu boss" Nia jadi cemberut.
"Oo, malas mas lihat mukanya senyam senyum cengengesan"
"Udahlah mas, ngapain mas cemburuin dia. Dia bentar lagi mau nikah kok, calon istrinya cantik"
"Nggak ada yang lebih cantik dari istriku, Nia".
"Masa sih" Nia mengernyitkan dahinya. dia merasa berwajah biasa saja walaupun dia sedikit manis dan tidak pula jelek, yang jelas mantan suaminya dan calon dokter Evan lebih cantik dari dirinya.
"Iya" Zy menciumi pipi istrinya yang mulai gempil.
"Kau tak tahu Nia, kamu sedari dulu aku beri julukan si Cantik, waktu itu aku belum tahu namamu" Zy bergumam dalam hati.
Tania Larasati gadis berkulit kuning langsat, hidung kecil tapi tidak mancung walaupun tidak pesek juga, rambut ikal sepunggung yang tidak terlalu hitam. Bibir mungil berbelah, Alis yang hitam minimalis. Tapi mata gadis ini memang sangat indah, karena dia punya sorot mata yang lembut. Mampu menenangkan orang yang memandangnya. Zy merasa Tania lah wanita tercantik di dunia.
***
Pagi pagi setelah solat subuh Nia sudah dengan pakaian senamnya, sudah lama tak berolahraga membuat perutnya sedikit berlemak. Nia juga merasa pangkal lengannya makin membesar.
"Mau kemana Nia" Zy sebenarnya sudah tau Nia mau senam. Tapi dia kurang setuju karena dia masih mau bermain squisy sepagi ini.
"Aku mau senam di teras samping kolam renang"
"Jangan disana" Zy membulatkan matanya tanda tak setuju.
"Kenapa jangan ?"
"Di balkon saja"
"Kurang luas mas, aku tak bisa bebas bergerak" bibir Nia mengerucut tanda protes.
"Pokoknya dibalkon saja, mas mau lihat kamu senam sambil tiduran disini"
"Hhh," Nia memutar bola matanya.
"Mas tidak rela squisy milik mas dilirik pak Indro."
"Oke deh, aku juga tak rela dilirik pak Indro". Nia lalu menyetel music DJ Vastee lalu mulai bergoyang zumba dengan lincah. Di mata Zy Nia telah menjelma menjadi bidadari yang sedang senam zumba. Sungguh pemandangan yang menyegarkan mata, memandangi keindahan tubuh istrinya sendiri telah jadi hobby baru Zy. Yang halal ternyata memang lebih menggoda. Mata Zy tak berkedip menatap makhluk imut nan lincah dihadapannya Sampai Nia telah selesai senam.
"Mas, aku lelah.. keringetan banyak ini. Gimana perutku udah langsing kan? " Nia bergaya bak model memperagakan pakaian senam.
"Ehmm, iya udah langsing. Tapi mas tidak mau Squisy mas ikutan langsing juga ya."
"Aman, pokoknya squisy mas dijamin tambah montok kalau gerakan senamnya seperti tadi"
"Oh gitu, hayyu kita sarapan. Kamu mau siap siap kerja kan? "
Mereka berdua lalu sarapan berdua, seperti biasa suap suapan, colek colek squisy, tertawa riang. Nia sungguh merubah Zy dari laki laki kaku dan pemalu menjadi laki laki hangat penggoda wanita. Tapi hanya Nia satu satunya wanita yang digodanya.
"Habis dari rumah sakit mas jemput kita belanja buat perlengkapan kamu sama perlengkapan mas mau berangkat ke riau"
"Hmm" wajah Nia malah berubah sendu.
"Kenapa Nia? "
"Bisa ditunda nggak ke rRiaunya, Nia nggak mau pisah sama kamu mas"
"Mas harus kerja sayang untuk masa depan kita, cuma dua minggu kok, kalau rumah mas di Riau sudah rampung, mas akan ajak kamu tinggal disana saja"
"Benaran mas ?"
"Benar, tapi rumah disana hanya rumah kecil, separonya rumah ini. Baru mulai dibangun seminggu sebelum kita menikah"
"Nggak apa mas, Nia justru suka rumah yang kecil".
"Mas ingin anak anak kita nanti hidup sederhana disana, jauh dari hiruk pikuk kota Jakarta"
Nia mengangguk tanda setuju, kagum pada suaminya anak orang kaya ternyata tidak sombong dan tidak memanfaatkan kekayaan orang tuanya untuk hidup mewah.
*****
Kasih like donk gaess buat karya receh otor, makasihh cantiik
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Lee
jejak dlu kak nanti dlanjut..
jgn lupa mampir jg yy..
2022-03-06
1
Valley
Ambek ambek.. baik an lagi. 🤭
2021-11-08
1
Bintun Arief
sisain satu yang kayak gitu ya thor, buat anak kok tenang tenang😁
2021-10-07
2