"Terimakasih sudah menemani Ibu dan Fathia jalan-jalan hari ini," ucap Bu Julanar pada Ciara.
"Ibuk senang?"
"Ya pasti senang,seharian kalian bawa ibu jalan keliling mall, lihat kota sama main di pantai. Sudah lama ibu nggak melihat dunia luar," tambah Bu Julanar dengan nada senang tapi ada terselip rasa sedih.
"Ibu mau nggak tinggal sama kita di sini?" tawar Fathia.
"Ya pasti mau, tapi Ibu takut menambah beban kalian, pastinya kalian harus cari tempat tinggal yang lebih besar," jawab Bu Julanar merasa keberatan.Memang Fathia belum menceritakan di mana ia dan Ciara sekarang tinggal karena takut nanti ibunya akan bercerita pada sang bibi.
"Ibu tenang saja, sekarang kami sudah tinggal di apartemen yang bagus dan fasilitasnya cukup. Ibu bisa tinggal bareng kami sekarang," jelas Ciara. Mereka mengobrol sambil menunggu kedatangan taxi online pesanan Fathia karena hari sudah sore pastinya ia dan sang ibunda harus kembali ke rumah sang bibi dan Fathia ingin negosiasi masalah utang piutang dulu, setalah itu ia akan membawa sang ibu ikut dengannya tinggal di kota bersama Ciara.
"Kalian serius? kok bisa? ibu dengar dari Reno sewa apartemen itu mahal loh."
"Kita dapat apartemen itu dari agensi bu, pokoknya ibu tenang aja masalah itu ibu nggak perlu pikirkan ya," tambah Ciara
"Terserah kalian aja, ibu nurut," jawab Bu Julanar pasrah.
"Ok deh Ci, gue sama ibu pulang dulu. Besok kalau masalahnya udah beres gue kabarin ya," kata Fathia menyudahi obrolan sore itu di sebuah warung makan kaki lima kebetulan taxi online pesanannya sudah datang.
"Hati-hati di jalan ya,kabarin kalau sudah sampai," kata Ciara lalu ia mencium punggung tangan Bu Julanar.
"Ia" balas Fathia dari dalam mobil yang kacanya sudah di buka.
"Da-da ibu" lambai tangan Ciara di balas Bu Julanar.
🍁🍁🍁🍁
"Kita sampai bu," kata Fathia membangunkan ibunya yang terlelap di atas mobil.
"Hhmm... ia nak" balas Bu Julanar.
"Terimakasih ya pak," pinta Fathia pada supir saat memberikan ongkos.
"Rumah bibimu sepertinya ada tamu," ucap sang ibu melihat kedalam rumah adiknya.
"Kita masuk dulu bu, bersih-bersih habis itu ibu istirahat," ajak Fathia membawa sang ibu masuk.
"Assalamualaikum," sapa Fathia saat memasuki rumah.
"Walaikumsalam," jawab Bibi Inas dengan wajah berseri.
"Bi, aku antar ibu masuk dulu," pamit Fathia takut menganggu tamu bibinya.
"Silahkan, tapi setelah itu kamu tolong bawa minum kesini ya," pinta sang bibi dengan baik dan ramah Fathia hanya mengangguk tanda mengiakan.
"Siapa itu Ti?" tanya Sang ibu pada anak gadisnya.
"Aku nggak tau bu, mendingan ibu bersih-bersih dulu aku mau antar minuman kedepan takut nanti bibi marah," kata Fathia meninggalkan sang ibu di kamar.
"Hahaha... ah ini dia ponakan saya yang artis itu," bangga Bi Inas memperkenalkan Fathia pada tamunya.
Fathia menundukkan sedikit wajahnya sambil tersenyum memberi sapa.
"Afkar" kata Pria berusia 35 tahun itu yang merupakan rentenir tempat Bi Inas meminjam uang selama ini.
"Juragan datang kesini untuk menagih hutang," bisik Bi Inas tepat di telinga Fathia.
"Maaf sebelumnya juragan, untuk saat ini saya belum bisa membayar penuh hutang piutang itu, apa boleh saya minta tenggang waktu lagi?" pinta Fathia tanpa basa-basi karena ia ingin masalah ini ada jalan keluarnya.
Afkar hanya diam tapi matanya menatap Fathia dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lalu ia tersenyum penuh arti seolah mendapatkan ide cemerlang di otaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments