Fathia pelangi
Gadis berusia 24 tahun yang sedang mengejar cita-citanya menjadi seorang Artis peran terkenal mulai menghadapai masalah hidup setelah kepergian sang ayah. Saat sang ayah masih hidup Fathia dan keluarga bisa dibilang hidup cukup. Memiliki rumah sederhana dan satu mobil avanza juga satu motor metik scoopi.
Masalah perekonomian muncul saat tulang punggung keluarga sudah tak ada.Satu persatu harta mereka harus di jual untuk memenuhi kebutuhan hidup serta biaya kuliah Fathia yang tinggal semester akhir. Apalagi sang ibu mulai jatuh sakit Fathia memutuskan untuk tinggal di rumah bibi atau adik dari ibunya.
Sang bibi yang di kiranya baik mau menampung dan membantu merawat ibunya yang tengah sakit ternyata memanfaatkan keadaan ini untuk memeras Fathia, bahkan mereka menjadikan Fathia sebagai penjamin pinjaman pada rentenir dengan embel-embel Fathia adalah seorang Artis.
Kini beban hidupnya bertambah, dalam satu bulan Fathia harus melunasi hutang yang digali oleh bibinya sendiri untuk mengubur dirinya yang tak tau apa-apa. 400 juta itulah jumlah hutang bibinya pada rentenir yang punya dua istri itu sebut namanya Afkar. Belum lagi bunga yang terus berjalan, membuat Fathia bingung kemana arah harus dituju untuk mencari uang sebanyak itu.
"Buk, Fathia mungkin nggak pulang dua minggu ini, Thia harus mencari pekerjaan lain untuk tambahan hidup kita dan juga biaya pengobatan ibu," ucap Fathia lembut pagi ini setelah memandikan dan menyuapi sang ibu sarapan bubur.
"Apa ada masalah sehingga kamu haru mencari pekerjaan tambahan? " tanya Bu Julinar menggenggam tangan anaknya yang duduk di sampingnya.
Fathia menggeleng memberikan senyum terbaiknya agar sang ibu percaya bahwa semua baik-baik saja.
"Tidak ada, aku hanya ingin kita bisa tinggal di rumah sendiri. Meski harus tinggal di kontrakan kecil setidaknya kita tidak merepotkan bibi," jawab Fathia meyakinkan sang ibu.
"Ibu hanya bisa mendoakan, semoga Allah memberikan kamu rezki yang berlimpah."
"AMIN.Thia pergi ya bu, Thia akan menginap di kosan Ciara," izin Thia lagi lalu memeluk ibunya erat tak lupa mencium kening dan tangan.
Fathia mengendarai satu-satunya harta peninggalan sang ayah yaitu motor metiknya.Perjalanan menuju pusat kota memakan waktu tempuh satu setengah jam.Tujuan pertamanya adalah kosan sang sahabat Allura Ciara. Mereka bersahabat sejak duduk di bangku SMP dan sampai sekarang. Persahabatan mereka sangat erat kepercayaan dan kesetiaan di pegang teguh itu yang membuat mereka masih bertahan sampai saat ini.
"Lo nggak kerja?" tanya Thia ketika baru sampai.
"Nanti gue berangkat siang, syutingnya habis makan siang," jawab Ciara memberikan segelas air minum.
"Jadi, apa rencana lo kedepannya?" tanya Ciara langsung karena semalam Thia sudah menceritakan masalahnya pada Cia.
"Ntah, gue nggak tau mau cari uang sebanyak itu kemana," jawab Thia menghempaskan badannya di atas kasur.
"Maaf gue juga nggak bisa bantu, lo kan tau bayaran kita untuk jadi figuran dan peran kecil berapa."
"Ia, gue juga nggak minta bantuan uang sama lo, cukup lo menjadi pendengar yang baik dan menjadi tempat untuk gue berkeluh kesah itu dapat bikin gue merasa beban hidup sedikit berkurang."
"Nanti gue coba tanya sama teman-teman atau kru di tempat syuting, siapa tau ada loker atau butuh pemeran tambahan," usul Ciara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments