"Jadi pulang ketempat ibu kamu besok?" tanya Widia memastikan.
"Jadi Mbak, aku udah janji sama ibu."
"Ya udah, Mbak titip salam buat ibu kamu. Malam ini kamu pulang sama siapa?" tanya Widia lagi sebab malam ini mereka sedang berada di kantor. Ciara tak ikut karena masih terjebak di lokasi syuting.
"Sama aku," jawab Niko yang tiba-tiba muncul dari belakang Fathia dan Widia.
Widia mengangguk "Mbak duluan ya, Nik tolong anterin Fathia sampai apartemennya dengan selamat," pesannya.
Niko mengacungkan jempol "Sip Mbak."
"Weekand kita jalan yuk," ajak Niko pada Fathia yang duduk di sampingnya kini di dalam mobil.
"Maaf ya Niko aku udah janji sama ibu aku mau pulang dan temani beliau kontrol kerumah sakit," tolak Fathia halus.
"Berapa hari di sana?"
"Empat hari, Senin aku balik."
"Aku jemput, boleh?"
Fathia sedikit ragu "Lihat nanti, ntar aku kabarin."
Selama perjalanan pulang Fathia lebih banyak melamun, pandangannya mengarah keluar jendela menikmati suasana kota pada tengah malam. Meski belakangan ia cukup sibuk bekerja tak membuatnya dapat melupakan masalah yang kini sedang ia hadapi. Fathia berusaha bersikap cuek belakangan ini toh kalau di pikirkan tanpa ada usaha masalah tak akan terselesaikan.
"Kita sampai," kata Niko menyadarkan Fathia dari lamunannya.
"Terimaskasih, aku langsung masuk," ucap Fathia membuka pintu mobil tapi tangannya di tahan oleh Niko.
"Kamu lagi ada masalah?" tanya Niko merasa khawatir dengan Fathia malam ini yang tak seperti biasanya.
Fathia tersenyum lalu menggelengkan kepalanya seolah-olah menandakan ia baik-baik saja. "Nggak ada aku cuma lagi capek aja dan kangen ibu," jelasnya.
"Masuk gih, langsung istirahat jangan lupa minum vitamin." Niko memberikan sedikit perhatiannya.
Fathia hanya memberikan senyum tulusnya sebagai tanda terimakasih atas perhatian pria yang belakangan ini tengah mendekatinya.
🍁🍁🍁🍁
Pagi ini Fathia sudah bersiap berangkat untuk berjumpa dengan sang ibu yang dua minggu lebih ini sudah ia tinggalkan. Ciara juga tampak membantu Fathia memasukkan beberapa pakaian kedalam tas.
"Uang buat bayar utang udah gue transfer ke rekening lo. Sampai sana nanti coba temui rentenir itu dan minta tambahan waktu buat lo bisa lunasi semua hutang piutang yang di bikin bibi lo itu. Setelah masalah ini selesai lo bawa ibu kesini biar tinggal bareng kita," saran Ciara bijak.
"Ia, gue mikirnya gitu. Gue nggak mau hutang budi lagi sama bibi yang ujung-ujungnya di bayar pakai duit," sebal Fathia.
"Gue sebagai sahabat cuma bisa bantu sampai sini dan juga gue pasti doain yang terbaik buat lo. Sampaikan salam buat ibu ya, sampaikan juga maaf gue nggak datang buat jenguk beliau. Lo tau sendiri kan gue malas ketemu sama bibi lo itu, nanti ujungnya heboh."
"Ibu pasti paham kok Ci. Sekali lagi terimakasih atas bantuan lo. Seharusnya honor lo ini bisa lo simpan buat keperluan adik lo di kampung, tapi malah lo kasih ke gue." Terdengar sedikit sedih nada bicara Fathia kali ini.
Ciara memeluk sahabatnya itu, sudah sepuluh tahun mereka bersama susah dan senang mereka lewati bahkan saat Ciara kehilangan kedua orang tuanya keluarga Fathia lah yang membuat Ciara merasa memiliki keluarga lagi sedangkan keluarganya yang lain lepas tangan begitu saja saat tau papa Ciara memiliki banyak hutang akibat bisnisnya gulung tikar.
"Jangan ngomong gitu Ti, kita ini keluarga. Dan soal uang gue nggak masalah mau berapa aja bakalan gue kasih buat lo karena gue nggak bisa lihat lo susah atau dalam masalah kayak gini. Gaya gue emang cuek tapi masalah lo juga jadi pikiran buat gue," tambah Ciara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments