"Ciaaa... panggil Thia di depan kosan setelah turun dari motor matiknya.
"Ada apa? kenapa teriak?" balas Ciara membukakan pintu.
"Lo tau nggak?"
"nggak!"
"Hehehe, ia gue mau cerita. Tadi gue habis syuting iklan minuman instan dan satu lagi tiba-tiba ada orang yang menawarkan gue untuk ikut satu agensi." Bercerita penuh semangat.
Ciara mengerutkan dahinya. "Lo percaya aja gitu? dan sejak kapan lo ada callingan syuting iklan?" tanya Ciara mendudukkan diri di atas lantai kosannya beralaskan kasur karakter.
"Tadi, saat gue selesai syuting sinetron, gue ditawari salah satu kru buat gantiin satu artis di lokasi syuting temannya," susul Fathia.
"Thia, lo itu kebiasaan ya langsung percaya gitu aja. Mana ada artis iklan bisa diganti sama artis murah kayak kita ini," kesal Ciara. Itulah Ciara wanita ini lebih suka ngomong blak-blakan. Suka dia akan katakan suka, kalau tidak dia akan berterus terang meski kadang kata-katanya menyakitkan untuk di dengar.
"Tapi - "
" Udah deh, lo jangan terlalu kepedean ada orang baik yang mau ajak kita masuk ke agensinya lalu di kontrak dan kita akan masuk sebuah management," bantah Ciara sedikit emosi. "Kemaren gue juga dapat tawaran kayak gini, tapi langsung gue tolak."
"Kenapa?"
"Gue bukan lo yang gampang percaya sama orang dan lo taukan gimana nasib kita saat masuk agensi dulu waktu kita baru meniti karir. Kita cuma di jadiin pesuruh artis lain yang terkenal, alasannya biar kita belajar dan cari pengalaman.Yang kita dapat apa? dibayar enggak makan cuma di kasih nasi kotak dari lokasi syuting untung kalau masih ada sisa, kalau nggak ya kita makan sama duit sendiri." Panjang lebar penjelasan yang diberikan Ciara.
"Tapikan kita harus berfikir positif Ci sama orang. Nggak semua orang punya niat jahat."
"Ia gue tau, tapi jangan bego jadi orang Ti, ingat nggak lo saat kita coba agensi lain. Yang ada kita di kasih buat om-om girang terus di tangkap polisi dan berita beredar akhirnya jadi sebuah sensasi. Untung saat itu gue sadar dan kita nggak masuk jebakan."
"Tapikan Ci, nggak ada salahnya kita coba dulu datang besok. Kalau ada yang aneh rasanya kita pergi, ya Ci ikut gue ya," mohon Thia dengan matanya.
Ciara menghela nafas. "Ok, besok pagi kita kesana, tapi kalau ada yang nggak beres kita langsung pergi aja."
Fathia mengangguk dan tersenyum sambil memeluk Ciara. "Terimakasih, lo emang sahabat gue."
"Hheemm" balas Ciara kembali tiduran di atas kasur sambil memainkan ponselnya.
🍇🍇🍇
Pagi ini sekitar pukul sembilan Fathia dan Ciara sudah sampai di sebuah bangunan bertingkat 3 sesuai alamat yang ada di kertas persegi panjang itu mereka tidak salah tempat.
"Masuk yuk," ajak Thia yang penuh semangat.
"Gue nggak yakin," balas Cia mengikuti langkah sahabatnya.
"Pagi mbak, saya kesini mau bertemu mbak Widia," sapa Thia pada wanita yang ada di balik meja bilang saja resepsionis.
"Oh silahkan naik kelantai dua mbak. Disana sudah pada ngumpul," jawab wanita itu.
Fathia tersenyum ramah menundukkan sedikit kepalanya. "Terimakasih."
Naik kelantai dua, Fathia dan Ciara sedikit kaget karena sudah ada beberapa orang wanita dan pria kira-kira usia 16 - 25 duduk di sana.
"Mereka siapa?" tanya Ciara menyikut lengan Thia sambil berbisik.
"Nggak tau, mungkin sama kayak kita kali," jawab Thia menarik dua kursi untuk mereka duduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments