"Silakan duduk Joline" Ben mempersilakan aku duduk di salah satu kursi yang ada ditaman tapi aku sedikit ragu, tapi bukan kah tidak sopan jika menolak? Gimanapun ia anak dari orang nomor 1 di CC Group.
"Santai saja, aku yakin ada banyak pertanyaan dibenak Anda?" Kata Ben santai seolah-olah mengerti dari gerak-gerik ku
Memang benar ada banyak sekali pertanyaan di kepalaku, kenapa ia lari, kenapa aku juga harus ikut lari? dan juga soal Cesper
"Sebenarnya tidak ada yang sadar kalau aku hadir hari ini, termasuk Ayahku" Kata Ben, aku mengangguk mengerti
Itu alasannya kenapa ia melarikan diri
"Dan diluar dugaan lampu sorot menyoroti kita disaat aku melepaskan topeng" Lanjut Ben
"Kemudian alasanku menarikmu karena aku tidak ingin orang-orang salah paham kalau aku yang membuat Anda menangis" Kata Ben berhasil membuatku terbatuk kecil, cukup menjawab semua petanyaanku
"Jadi kenapa Anda menangis?" Pertanyaan Ben membuatku terpojok, Aku menunduk malu
"Aku tidak menangis, tadi itu hanya karena ada debu yang masuk kedalam mataku" Jawaban bodoh
"Ok" Lanjut Ben, aku menghelaskan nafas lega, sepertinya Ben mengerti bahwa aku tidak nyaman dengan pembahasan ini walau terlihat jelas ia tidak percaya sama sekali
Kamipun tenggelam dalam pikiran masing-masing, Ingatan soal Cesper kembali mengusiku. Aku tau ia tidak serius tapi tetap saja itu jahat sekali, bagaimana bisa ia bergandeng tangan dengan wanita lain padahal ia bilang suka padaku. Aku mengepalkan tanganku untuk menahan rasa sakit dihatiku,
Aku seharusnya sudah belajar dari pengalaman sebelumnya, aku juga terus mengingatkan pada diriku bahwa Cesper hanya mempermainkan ku. Tapi kenapa, kenapa rasa sakit hati ini masih terasa begitu menyesakan. Rasa sesak dan emosi yang kurasakan membuat mataku kembali berkaca-kaca, sialan aku tidak boleh menangis disini.
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu menyentuh kepalaku dan itu adalah jas luar Ben
"Pakailah, melihat Anda sampai gemetaran pasti Anda kedinginan" Aku sedikit terkejut dengan tindakan Ben
"Kemudian ketika sudah tidak tahan tutuplah seperti ini maka tidak akan ada yang melihatnya" Ben menutupi wajahku dengan jasnya, detik selanjutnya air mataku mengalir deras. Aku pun menangis di pundak Ben dan sesekali aku bisa merasakan tepukan lembut dikepalaku, hal itu malah membuatku menangis lebih keras lagi. Rasa sesak dihatiku membuatku mengabaikan status Ben yang sebenarnya. Ternyata jatuh cinta itu menyakitkan, hatiku benaran hancur berkeping-keping.
-------------
Aku masih duduk di taman dengan jas Ben dan Ben pergi mengambil minuman. Setelah menangis kini pikiranku kembali bekerja, Aku benaran bodoh, bisa-bisanya menangis didepan seorang Ben Chronicles dan ia bahkan pergi ambilin aku minuman, aku sudah mengabari Nita bahwa aku pulang duluan karena tidak enak badan. Aku takut Nita akan langsung mencakar Cesper jika tau kejadian sesungguhnya dan aku memang tidak ingin bertemu dengan siapapun sekarang.
Tiba-tiba pandanganku diahlikan oleh segelas kopi hangat, aku reflek berdiri
"Terima kasih" Kataku sambil membungkuk sopan dan saat melihat siapa orang yang didepanku membuatku terdiam, Cesper berdiri tepat di depan ku dengan segelas kopi ditangannya. Aku tidak jadi menyambut kopi pemberiannya dan reflek mundur beberapa langkah. Ekspresiku menunjukan tatapan tidak menyenangkan.
"Aku bisa menjelaskan" Kata Cesper
"Tidak perlu Mr Cesper, Saya tidak tertarik" Potongku, Aku berusaha tersenyum dan menjawab dengan suara setenang mungkin
Rasa kecewaku membuatku merasa muak melihat wajahnya
"Hei aku.."
"Maaf, aku harus pergi" Potongku lagi dengan pura-pura lihat jam tangan, aku tidak ingin menghabiskan sedetikpun waktuku dengan makhluk ini.
"Tunggu" Cesper menahanku seketika ingatan ia menggandeng wanita lain dengan tangan itu membuatku jijik. Aku menipis tangannya dengan kasar, Cesper terlihat kaget dan terluka tapi aku tidak peduli lagi.
Aku melangkah pergi dengan buru-buru karena aku bisa merasakan mataku yang kembali berkaca-kaca. Sialan kenapa aku cengeng sekali.
"Dengarkan aku dulu" Kata Cesper berusaha menahanku
"Tolong lepaskan" Aku berusaha melepaskan genggaman Cesper, lagi-lagi Cesper menggunakan tenaganya. Aku merasa muak sekali dengan situasi seperti ini. Saat Aku sudah hampir tidak tahan tiba-tiba
"Lepaskan dia!" Suara Ben mengalihkan penglihatan kami dan ia mencengkram tangan Cesper. Saat aku merasakan cengkraman Cesper melemah aku buru-buru melepaskan diri dan bersembunyi dibelakang Ben.
"Kau menyakitinya" Lanjut Ben, aku hanya diam dan menghindari kontak mata dengan Cesper
"Kau masih sama seperti dulu ternyata,masih suka menggunakan kekerasan"
"Minggir, Ini tidak ada urursannya denganmu" Kata Cesper dengan nada penuh mengancam
"Tidak, Ia bersamaku" Kataku dengan nada sedikit bergetar, sambil mengaitkan tanganku pada lengan Ben
"Kita bisa pergi sekarang" Kataku berusaha tersenyum pada Ben, berharap Ben mengerti maksudku.
Diluar dugaan Ben melepaskan kaitan tanganku, Ia menunduk, memperbaiki letak jas yang mengantung bahuku, menyelipkan rambut kebelakang telingaku dan Ia tersenyum manis.
"Yuk" Kata Ben sambil merangkul pinggangku merapat kearahnya
aku merasa sangat tidak nyaman tapi karena ingin segera keluar dari situasi ini aku mengikuti saja
Cesper hanya melihat kearah kami dan diam seribu bahasa, kami pun melangkah melewatinya.
Begitu sampai di belokkan dimana Cesper tidak bisa melihat kami lagi, aku langsung menarik diri dari Ben dan mengambil beberapa langkah mundur.
"Mohon maaf sudah melibatkan Anda dalam situasi seperti ini" Kataku dan membungkuk 90 derajat
"Santai saja, Anda tidak perlu bersikap sekaku ini" Kata Ben
"Kemudian terima kasih banyak, Jas Anda akan aku kembalikan setelah dicuci" Kataku tidak enak
"Apakah Anda mau pulang?" Ben bertanya seraya melihat jam tangannya, aku hanya mengangguk
"Apakah perlu ku antar?"
"Tidak perlu, teman ku sudah dalam perjalanan kesini" Potongku karena tidak ingin merepotkan Ben lebih dari ini
"Baiklah kalau gitu aku harus segera pergi sebelum temanmu datang" Kata Ben
"Kemudian jangan beritahu siapa-siapa soal kamu melihatku hari ini ok?" Kata Ben sambil tersenyum
"Ok" Kataku mengerti, aku juga tidak ingin kejadian hari ini diketahui oleh siapapun
"Oh ya, hubungi nomor ini saat Anda mau mengembalikan Jas nya" Akhir Ben sambil menyerahkan kartu namanya, aku menyambutnya dan Ia pun pergi melewati jalur semak-semak sambil lirik kiri kanan.
Melihatnya begitu membuatku mengerti kenapa ia butuh waktu yang lama untuk mengambil minum tadi. Aku berbohong soal ada jemputan dari teman, karena tidak ingin merepotkan Ben lebih dari ini.
Sungguh malam yang panjang, aku mengambil nafas panjang dan memandangi langit. Aku tidak membawa kendaraan karena tadi mengikuti mobil Nita dan Aku juga tidak ingin naik taxi karena pasti macet di malam tahun baru. Akhirnya aku jalan kaki pulang ditemani bintang dan bulan.
Dalam perjalanan pulang ada banyak hal yang ku pikirkan namun disaat yang bersamaan aku juga merasa kosong. Saat melewati sebuah lapangan sepak bola tiba-tiba
DUAAAARRR!!!
Kembang api yang begitu indah menghiasi langit malam tapi anehnya yang terlihat dimataku hanyalah warna hitam dan putih.
Aku mengecek jam yang ada di ponselku yang sudah menunjukan pukul 00:00 dan aku menerima banyak notifikasi ucapan selamat tahun baru dari sosial media, rasanya sungguh aneh. Aku memiliki banyak teman tapi sekarang aku malah sendirian disini, aku kembali menghelas nafas dan tersenyum miris
"Happy New Year Joline" Kataku pada diriku sendiri dan kembali melangkah menuju arah pulang
Begitulah caraku mengakhiri lembaran terakhir di tahun ini yang juga diikuti berakhirnya kisah cintaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Kadek Pinkponk
uuuh sangat mengena di hati 😢
2021-10-13
0