"Selamat ya Joline"
"Kamu memang yang terbaik dari yang terbaik"
"Bintang HRD"
"Tetap semangat ya"
Aku berdiri canggung di depan pintu keluar sambil menerima ucapan selamat dari semua peserta meeting yang berjalan keluar, rasanya seperti menjadi pengantin yang menerima ucapan selamat di kondangan.
Setelah ruang meeting sudah kosong aku duduk terdiam disalah satu kursi dengan perasaan bercampur aduk, antara senang, kaget dan ragu. Aku berusaha merangkum hasil meeting yang berlangsung kurang dari 2 jam ini. Memastikan bahwa ini benar sudah hasil akhir dan tidak ada informasi yang terlewatkan.
Penundaan project di kota XXX dimana itu merupakan planning awal aku dipindahkan
Project baru di departemen Research and Development (R&D)
Promosi dan Rotasiku ke section HR Business Partners (HRBP)*
Aku yang sudah bekerja 5 tahun di CC Group terkadang masih belum terbiasa dengan kecepatan dalam perubahaan pengambilan keputusan manajemen. Bagaimana tidak, soal rotasi aku ke kota XXX sudah direncanakan sebulan yang lalu tapi hanya dalam satu malam semua itu berubah begitu saja.
Semua memiliki kemungkinan berubah walau hanya selisih satu detik
Tiba-tiba ucapan Cesper terlintas dikepalaku, sekarang aku mengerti maksud dari ucapannya itu,
"Tunggu! tadi aku bilang project baru di departemen R&D, kemudian aku dirotasi ke HRBP"
kataku terhadap diriku sendiri.
Oh no!
Itu kan departemen Cesper dan HRBP pasti akan sering berinteraksi dengan departemen itu karena project baru di R&D
Aku mengacak-acak rambutku dengan frustrasi dan menendang-nendang udara sampai kursiku hampir jatuh kebelakang, untung sudah tidak ada orang lagi diruang meeting ini jika tidak pasti mengira aku sudah gila. Akhirnya aku mematikan lampu ruang meeting dan berjalan keluar dengan lemas. Begitu pintu ruang meeting ditutup sudah tidak ada lagi cahaya yang masuk tapi ada satu titik merah menyala, tanpa ku sadari dari tadi kamera alat zoom kami masih dalam kondisi hidup.
Sorenya
"Permisi HRBP Manager" Sapa Nita dari seberang meja
"Loh kok jutek banget ini muka, padahal baru dapat promosi. Jadi makan mana kita?" Lanjut Nita sambil duduk didepan kursi dengan kaki bersilang
Aku memutarkan bola mata menanggapi lelucon Nita, Nita yang merupakan musuh sekaligus sahabatku ini tahu jelas kenapa aku dalam mood senggol bacok tapi masih saja berlagu.
"Ini hari pertamamu di promosi, tidak seharusnya lembur sayang, yuk kita benarin dulu kusutan di jidatmu itu" Ajak Nita dan menyeretku keluar kantor. Aku memilih mengikuti sarannya karena hari ini aku beneran tidak bisa fokus kerja.
Hanya dalam setengah hari aku sudah menerima ratusan email dari user, posisi HRBP Manager ini memang sudah lama kosong sehingga begitu sudah di isi maka kerjaan yang sudah menumpuk akan langsung menerjang bagai tsunami. Namun, aku tidak masalah dengan itu semua karena aku yakin itu hanya masalah waktu karena semua butuh proses penyesuaian. Tidak ada yang mudah dalam dunia ini tapi jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh maka cepat atau lambat akan membuahkan hasil.
Aku kembali menghela nafas, masalah utamanya bukanlah kerjaan tapi Cesper. Jika mengingat harus berhubungan terus dengan makhluk gen itu membuat hatiku makin tidak tenang. Apa aku mampu beradaptasi dengan seorang Cesper?
"Chill sayang, kamu hanya perlu bersikap profesional seperti yang biasa kamu lakukan sebelumnya. Anggap saja Cesper atau siapa itu salah satu usermu yang 'menyebalkan', ini bukan pertama kalinya kamu menghadapi user seperti itu kan" Kata Nita begitu kami tiba disebuah resto caffe.
"Itu karena kamu belum pernah ketemu dia secara langsung, ini lebih kerasa....... takut?" Jawabku tidak yakin dengan jawabanku sendiri.
Cesper tidaklah menyebalkan hanya saja Instingku mengatakan dia berbahaya, layaknya insting mangsa terhadap pemangsa.
"Takut? Sekarang aku makin penasaran siapa sih Cesper itu sampai bisa membuat harimau betina ini bertindak seperti kerinci?" Aku mencubit Nita yang terkekeh senang diatas penderitaan sahabatnya.
"Lagian mau sampai kapan kamu mau menghindar? Ada kalanya pemangsa itu menyerang bukan karena lapar tapi karena rasa penasaran, semakin kencang kamu berlari maka dia akan semakin senang mengejar. Coba kamu hadapi, sama kasusnya dengan pembully yang berhenti membulli karena si korban mulai menunjukan sikap melawankan" Benar juga kata Nita, tumben pintar.
"Benar! Kenapa aku harus takut? Anggap saja dia seperti user yang lain, aku hanya perlu membiasakan diri dengan sikapnya"
Membiasakan diri menghadapi Cesper, Ulangku dalam hati.
"Silakan pesanan anda" Suara pelayan membuyarkan pikiranku.
Kami berada di resto makanan vietnam, design toko yang minimalis dengan kombinasi warna putih, hitam dan cream. Dinding kanan dan belakang yang berwarna hitam sedangkan sisi kiri dan keramik lantai berwarna putih, furniture yang mengkombinasikan warna cream dan hitam memberi kesan estetik. Aku dan Nita memilih duduk disalah satu meja panjang yang menghadap langsung ke arah jalan, walau menghadap langsung ke arah jalan kami tetap bisa menikmati makanan kami tanpa takut dilihatin orang yang berlalu lalang karena dibatasi kaca atau cermin satu arah. Dimana jika dilihat dari luar mereka hanya bisa melihat pantulan diri sendiri layaknya cermin sedangkan dari dalam ia terlihat seperti kaca tembus pandang biasa.
Design yang paling kusukai dari resto ini adalah lampu gantung berbentuk balok segi panjangnya. Selain bentuk lampunya yang unik, tata gantungan yang di design tidak sama rata memberi kesan modern. Terakhir adalah pemilihan warna lampu yang berwarna warm white membuat suasana resto menjadi sangat nyaman.
Aku memesan Mie Pho, sup mie khas Vietnam dengan potongan daging ayam panggang dan daun basil diatasnya, sangat cocok disantap saat hujan-hujan begini. Pemilihan warna mangkok dan yang berwarna coklat dan sumpit kayu membuat penampilannya semakin mengiurkan, perutku bersorak ria minta di isi.
Saat aku ingin memasukan potongan daging kedalam mulut, aku melihat sebuah mobil yang sangat familiar parkir di depan toko. Sumpitku langsung jatuh saat melihat plat mobilnya.
"Aduh! Kenapa sih?" Omel Nita kaget, aku tidak menjawab dan tidak mengalihkan pandanganku sama sekali
Nita mengikuti arah pandanganku dan melihat sesosok pria tegap yang keluar dari mobilnya, walau wajahnya masih tertutup payung aku yakin itu adalah.....
"Cesper!" Kataku tanpa sadar dan benar saja saat payungnya diangkat semua percaya diri yang aku kumpulan tadi menguap begitu saja
"Wah gila, ini mah bukan pemangsa lagi tapi penguasa" Kata Nita sama sekali tidak membantu
Apakah aku mampu membiasakan diri menghadapi Casper seperti yang kubilang tadi? Hanya melihat dia dari jauh saja jantungku sudah berdetak sekencang ini.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
* HRPB adalah HR professional yang menciptakan hasil dan prestasi dengan bekerja dan mendukung manajemen dan manajer divisi bisnis perusahaan, juga sebagai mitra bisnis atau penasihat dari aspek pengelolaan SDM dan organisasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
ani A
cpa sih si cesper ini?
bikin greget dech
apa hantu casper ya?
2021-10-30
0
Kadek Pinkponk
kalah aura...penasaran dengan casper
2021-10-13
1