Sadar

"Hi Miss Joline, update untuk meeting besok ganti ke ruangan XXX" Pesan singkat dari Casper mengalihkan perhatianku, Aku mengecek kalender dan membalas

"Terima kasih atas informasinya, tapi seperti biasa saya akan join via zoom" Balasku singkat

Karena kami bekerja di area pabrik maka bisa dibilang gedung perkantoran kami dibagi beberapa gedung sesuai fungsi departemen itu sendiri, untuk team support seperti dept HR, Finance, Legal, Pembelian, IT dan lain sebagainya berada di gedung A sedangkan team research berada di gedung B, begitu juga dengan tim produksi dan tim pemeliharaan. Sehingga setiap kali ada meeting dengan team yang beda gedung akan ada opsi meeting secara virtual via Zoom. Dikarenakan HR dan R&D berada digedung yang berbeda maka aku bisa mengikuti meeting secara virtual.

Aku tersenyum sendiri mengingat kembali kegalauanku yang tidak diperlukan, karena walau sering meeting tapi aku tidak akan sering bertemu langsung dengan Cesper. Namun, entah kenapa Cesper masih sering menginformasikan perubahaan ruang meeting yang sebenarnya tidak perlu ku ketahui karena aku berencana untuk selalu meeting via alat zoom saja.

"Sepertinya kali ini Anda perlu datang ke gedung B karena akan ada tinjauan lapangan setelah meeting" Balasan Cesper langsung menghilangkan senyumananku. Cesper sepertinya memiliki kemampuan membaca pikiran orang, kalau sudah begini tidak ada pilihan lain.

Sudah dua minggu berlalu sejak pertemuan terakhir kami di resto, namun karena project ini kami jadi sering berinteraksi via pesan singkat seperti ini. Aku juga sudah mulai terbiasa dengan keberadaan Cesper dalam keseharianku, Cesper ternyata orang yang lumayan aktif di sosial media, hampir siap hari aku menerima pesan broadcast seperti ucapan selamat pagi atau selamat tidur darinya. Apakah ini kebiasaan orang Eropa? Biasanya di Indo orang-orang menyebutnya pesan SPAM, tapi aku tetap membalas walau kadang hanya dengan stiker jempol atau emoticon senyum.

Akhirnya aku menambahkan meeting besok dalam buku To do listku, tanganku berhenti saat melihat tulisan di buku catatanku

"Kencan Buta"

--------------------

Dua minggu lalu

"Hantu apapun Anda, segera keluar dari tubuh sahabatku!!" Kalimat pertama Nita dari seberang telepon berhasil membuatku memutarkan bola mata

"Hantu Jomblo ngenes, tapi aku serius! Aku tidak ada pengalaman di bidang ini sama sekali jadi tidak ada salahnya dicoba"

"Kamu pikir ini buat nambah kolom pengalaman di CV?" Balas Nita dengan nada frustasi

"Ayolah, sebagai primadona Finance kamu pasti bisa membantuku"

Tidak bisa dipungkiri Nita adalah wanita yang sangat menarik. Ia yang terlahir dengan mata coklat, rambut ikal dan kulit kuning langsat membuatnya memiliki aura seksi tanpa harus berusaha terlihat seksi. Ditambah bentuk tubuh jam pasirnya yang mampu membuat pria manapun luluh padanya. Tapi ironisnya dengan penampilan seperti itu lelaki yang mendekatinya mayoritas adalah lelaki hidung belang yang hanya menginginkan tubuhnya, aku tidak bisa membayangkan seberapa sering dia mendapatkan pelecehan seksual hingga membentuknya menjadi sosok Nita yang sekarang.

Aku masih ingat malam dimana Nita mendatangi kamarku dengan kondisi yang sangat kacau, hatinya hancur berkeping-keping dan mengurung diri selama berminggu-minggu bahkan hampir mengakhiri hidupnya. Aku langsung merinding mengingat semua itu, sejak itu lah aku bersumpah pada diriku sendiri untuk melindungi dan mendukungnya apapun yang terjadi.

"Aku memang memiliki beberapa kenalan yang lumayan Oke, mau ku bantu aturkan waktunya?" Jawaban Nita langsung membuatku tersenyum, selain memiliki penampilan menarik, Nita juga sangat ahli dalam menilai orang. Sudah lama sekali aku tidak mendengar kata lumayan Oke dari seorang Nita, aku jadi semakin penasaran siapakah orang itu.

"Kirimkan CV-nya" Balas ku antusias, tentu saja sebagai mantan talent acquisition manager aku harus melihat calon kencan butaku seperti menyeleksi karyawan.

"Kalau ini kamu sudah pasti punya, ku kirimkan fotonya saja" Kata Nita disusul foto yang dikirim via pesan singkat

"Ini kan Cesper!" Teriakku berhasil membuat Nita tertawa

"Kenapa malah mencari yang lain padahal pria sesempurna Cesper ada di depan matamu"

"Menurutmu pria sesempurna Cesper akan melirik wanita seperti aku? Aduh sampai kapan kamu mau bercanda, aku serius butuh bantuanmu" Kataku dengan nada memelas,  Nita tidak menjawab dalam waktu yang lama

"Halo Nita?" Kataku memastikan kami masih tersambung

"Aku tidak tau kamu itu polos atau bego tapi jika itu yang kamu inginkan akan aku bantu, akan ku infokan waktu dan tempat besok" Jawab Nita

--------------------

Kembali ke masa kini, kencan buta yang diatur Nita ternyata besok.

Dari informasi yang diberikan Nita, pasangan kencan butaku adalah seorang Koki yang bekerja di salah satu hotel bergengsi didaerah sini. Dari penampilannya sepertinya dia pria baik-baik, untuk wajahnya bisa dibilang standar. Tapi jika dibandingkan dengan Cesper dia memang jauh dibawah standar,

*Terus kenapa? *Batinku, kenapa aku membandingkan dia sama Cesper? Ingat posisimu Joline, disini lah posisimu. yang jauh dibawah jika dibanding dengan Cesper. Entah kenapa ada rasa sedih, rasa insecure yang sudah lama tidak pernah timbul tiba-tiba muncul lagi setelah bertemu Cesper. Aku tidak membenci rasa insecure ini sama sekali karena rasa insecure ini bisa berperan sebagai motivasi untuk terus meningkatkan nilai jual diriku sendiri. Aku lebih memilih lanjut kerja daripada memikirkan hal yang tidak berguna sama sekali.

"Selamat malam Miss Joline, mengingat besok ada tinjau kelapangan setelah meeting, pastikan Anda menggunakan kaus kaki yang panjang, saya tidak ingin kaki Anda terluka seperti hari pertama kita bertemu kemarin" Seperti biasa aku menerima pesan dari Cesper, Aku penasaran apakah ada sejenis pengaturan yang di gunakan kenapa dia bisa mengirim pesan se-konsisten dan setepat waktu seperti ini.

Namun, jika dibaca sepertinya ini bukan broadcast tapi pesan singkat yang memang dikirim untuk aku saja. Aku tersenyum kecil mengingat kejadian manis dihari itu, sentuhan dan perhatian Cesper yang begitu lembut benar-benar membuatku luluh, sekilas aku melihat pantulan diriku yang ada di cermin kamarku dan setelah itu aku buru-buru menjauhkan ponselku.

*Kau beneran dalam bahaya Joline. *Batinku, apa aku selalu mengeluarkan ekspresi seperti ini tiap kali menerima pesan singkat dari Cesper? Tersenyum seperti orang bego karena pesan singkat darinya?

Alasan sebenarnya kenapa aku memutuskan kencan buta karena aku takut suatu saat aku akan jatuh untuk Cesper, semua perhatian dan sentuhan yang diberikan Cesper memberi pengaruh yang begitu besar dalam hatiku. Aku tidak mau menaruh hati pada seseorang yang jelas-jelas tidak bisa dimiliki. Sebelum terlambat aku harus melakukan sesuatu. Aku harus membersihkan perasaan ini dengan tuntas sebelum berakar semakin dalam. Oleh karena itu kencan buta kali ini harus berhasil.

"Baik, terima kasih" Balasku singkat

Terpopuler

Comments

Hiatus

Hiatus

jejak dl ya thor.
jgn lp mampir di Cinta Tulus mantan Office Girl^^

2021-10-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!