Kejutan Tahun Baru

Pesta malam tahun baru merupakan acara tahunan sehingga secara natural kita telah memiliki sejenis format tahun lalu yang hanya perlu di aplikasikan ke tahun ini, kemudian diberi sedikit bumbu-bumbu lain yang membuatnya berbeda dari tahun lalu. Walau secara garis besar acaranya pembukaan dari management, penyerahan penghargaan, mengingat visi misi perusahaan, makan malam hingga di akhiri dengan acara lucky draw.

Tidak ada yang menarik kecuali bagian makan malam, sejujurnya jika bukan karena acara ini merupakan acara yang dibawah tanggung jawab HR, aku lebih memilih tidak hadir karena kesempatan buat menang lucky draw itu 1:80.000 dan hidupku yang bisa dibilang jauh dari kata 'beruntung' ini sudah pasti tidak akan menang. Namun, yang lebih menarik adalah ahun ini akan ada sesi pidato dari CEO CC Group, bisa dibilang agenda yang sangat penting. Siapa sangka CEO CC Group beneran hadir.

Karena kedatangan CEO semangat dari team acara terpicu sehingga konsep tahun ini bisa dibilang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini disepakati untuk menggunakan konsep bertopeng. Semua peserta diminta menggunakan topeng mata dalam menghadiri acara tersebut, Aku pribadi sangat menyukai konsep ini karena memberi kesan misterius dan juga elegan di saat yang bersamaan.

"Sudah di parkiran" Pesan singkat dari Nita membuyarkan pikiranku

Yup! Dan hari inilah hari H nya. Aku menggunakan gaun potongan mermaid warna merah maroon, gaun dengan potongan sederhana dari depan namun bolong di bagian punggung hingga pinggang. Sesuai dengan konsepnya yaitu misterius dan elegan. Aku menggunakan lipstick merah yang senada dengan gaunku dan topeng berenda hitam yang membuatnya terlihat serasi dengan heel berwarna hitamku.

Seetelah menyemprotkan parfurm dan memasang topeng aku turun ke arah parkiran untuk bertemu dengan Nita.

"Damn girl! Maroon never gone wrong" Komen Nita sebelum kami melaju ke lokasi pesta

"Jadi apa kabar Cesper?" Tanya Nita, aku hanya mengangkat kedua bahuku

Setelah makan siang terakhir Cesper lagi-lagi menghilang begitu saja, secara mendadak ia harus dinas keluar negri dan akan menghabiskan tahun baru disana. Pria itu seperti mempermainkan perasaan ku, setelah ia dinas ia tidak pernah mengirimku pesan singkat lagi. Seolah-olah sudah bosan main dan aku diabaikan begitu saja.

"Cieee yang merasa kehilangan" Aku memutarkan kedua bola mataku, dibanding kata kehilangan lebih tepatnya aku menjadi semakin ragu dengan keseriusan perasaan Cesper terhadapku.

"Jangan bahas dia deh, sepertinya ia memang cuma main-main denganku" Kataku sebal, bagaimana tidak disaat aku sudah mulai nyaman dia malah hilang lagi. Rasanya dia sedang main tarik ulur denganku, aku bukan lagi anak remaja yang pacaran hanya untuk bersenang-senang tapi aku menginginkan sebuah hubungan yang serius. Jika dilihat dari perilaku Cesper ia jelas punya konsep yang berbeda denganku. Setampan dan sesempurna apapun fisiknya jika dari awal tidak ada keseriusan untuk apa dilanjutkan, itu hanya akan membuang waktuku saja.

"Baiklah, mari kita lupakan dia untuk sekarang dan nikmati makanan mewah hari ini oke?" Kata Nita berusaha menghiburku. Aku tersenyum manis kearahnya, Nita paham sekali hanya makanan yang benar-benar bisa meningkatkan mood aku.

Kami pun tiba di lokasi dan melakukan sedikit basa-basi dengan rekan kerja yang lain.

"Hei sebelah sini" Panggil Yuna yang merupakan salah satu juniorku

"Wow, Kak Joline Anda hari ini luar biasa" Aku hanya tersenyum kaku

"Yeah, Aku tidak pernah sadar Anda punya lekukan tubuh yang sesexy ini" Tambah yang lain

"Anda harus lebih sering berpenampilan seperti ini Joline" Aku tersipu malu,

Jika di ingat-ingat memang karena sibuk aku kurang begitu peduli dengan penampilanku di kantor, apalagi tidak ada 'target' yang ku incar hingga lama kelamaan hal itu menjadi kebiasaan. Gaun yang ku gunakan sekarang juga merupakan gaun lama yang aku bahkan sudah lupa kapan belinya, alasanku tidak pernah menggunakannya karena lumayan terbuka dibagian punggung tapi karena tidak ada gaun lain lagi terpaksa aku menggunakannya. Ternyata tidak buruk juga walau sedikit dingin.

"Kalian sudah makan dessert kah? Kok pada manis banget ngomongannya" Balasku berhasil membuat mereka ketawa.

"Ngiiiiiiiii" Suara mic di atas panggung berhasil mengambil perhatian kami

"Para hadirin sekalian, acara kita akan segera dimulai" Kami menghentikan seluruh kegiatan kami dan kembali fokus pada MC.

"Pertama-tama mari kita sambut kata pembukaan dari CEO CC Group" lampu ruangan meredup dan sehingga panggung acara menjadi spotlight, terlihat CEO CC Group memasuki ruangan dari pintu masuk dengan karpet merah di ikuti oleh lampu sorot dan bunyi converty, seisi ruangan langsung dipenuhi oleh bunyi tepuk tangan untuk menyambut orang nomor satu di CC Group. Aku sangat terkesima melihat sosok CEO CC Group yang biasanya hanya terlihat dari majalah maupun website perusahaan, melihat beliau secara langsung memang memberi kesan yang berbeda.

Beliau menyampaikan visi misi perusahaan di tahun yang akan mendatang dan beberapa hal penting yang menjadi fokus dan tantangan CC Group kedepannya. Semua berjalan lancar sesuai rundown acara, kami kembali menikmati makan malam dan berfoto ria.

Hingga akhir acara sekarang semua peserta sedang menantikan lucky draw, MC mulai mengambil nomor yang ada di kotak bening, nomor itu merupakan nomor yang sesuai dengan nomor buku tamu yang kita isi pas awal masuk ruangan, Aku tidak mengingat nomorku karena seperti yang ku katakan sebelumnya kata "beruntung" seolah-olah tidak pernah ada dalam kamus hidupku sehingga aku tidak pernah tertarik dengan lucky draw.

Karena high heel ku yang cukup tinggi aku memilih duduk di salah satu sofa yang ada diruangan sambil menunggu Nita mengambil beberapa buah. Aku membuka ponselku untuk mengecek sosial media dan pesan singkat terakhir dengan Cesper, kira-kira ia lagi ngapain ya?

"Hei, kita bertemu lagi" Aku menoleh ke sumber suara tersebut dan seorang pria tinggi menggunakan jas abu-abu dan kemeja hitam. Aku memiringkan kepalaku karena tidak mengenalinya, tentu saja karena ia menggunakan topeng. Iya tersenyum tipis sebelum melanjutkan kalimatnya

"Masih ingat kita pernah bertemu di night club beberapa minggu lalu?" Otakku bekerja keras sebelum akhirnya aku ingat memang ada seseorang yang mengajak ku berbincang sebelum aku menjemput Cesper yang mabuk berat.

"Astaga! Anda karyawan disini?" Aku kaget karena ia masih mengenaliku padahal aku menggunakan topeng hari ini

"Maaf belum memperkenalkan diri secara resmi, Nama ku Ben dan namamu?" Katanya sopan

"Namaku Joline, salam kenal. Anda dari departement apa?" Aku melirik penampilannya dari atas hingga bawah, sepertinya aku tidak pernah melihat dia dikantor

"Aku bukan karyawan di CC Group tapi hari ini hadir sebagai tamu" Aku mengangguk mengerti, hari ini memang selain karyawan ada beberapa tamu undangan yang hadir dari Group yang punya relasi kerja dengan CC Group. Jika ia tamu maka bisa dibilang salah satu orang penting, Reflek aku memperbaiki caraku duduk agar terlihat lebih sopan,

"I see, Jadi apakah Anda menyukai acara hari ini?" Tanyaku basa-basi dan akhirnya kami jadi berbincang kecil, aku tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena lampu remang dan topengnya tapi entah kenapa rasanya sangat familiar.

"Maaf jika ini sedikit lancang tapi apakah saya boleh melihat wajah Anda? Karena pencahayaan yang kurang wajah Anda tidak begitu jelas di club malam kemarin" Aku minta izin

"Tentu saja" Jawab Ben sebelum melepas topengnya, saat Ben melepas topengnya aku melihat sosok Cesper yang berdiri tidak jauh di belakang Ben tapi Ia berambut pirang,

Aku reflek berdiri untuk memastikan penglihatanku, walau ia menggunakan topeng namun dari postur tubuh aku yakin itu adalah Cesper. Ada banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalaku, kenapa ia ada disini? bukan kah ia sedang dinas? Kenapa Ia berambut pirang? Dan pertanyaan terbesarku adalah siapa wanita disampingnya itu? Kenapa mereka saling bergandengan tangan?

"Apa yang Anda lihat Joline?" Tanya Ben mengikuti arah penglihatanku dan disaat yang bersamaan suara berisik MC

"Akhirnya kita akan mengumumkan siapa pemenang utama lucky draw malam ini!!!"

"Miss Joline?" Ben memanggil namaku namun aku tidak bisa menjawab, perasaanku dan pikiranku sangat kacau. Penglihatanku jadi buram karena menahan air mata

"Kenapa Anda menangis Joline?"

Ia pikir dengan memakai topeng dan mengubah warna rambutnya aku tidak akan mengenalinya?

"Hei Joline?"

Jadi benar dia mempermainkan aku?

"No 17!! ANGELICA JOLINE!!!!" Seketika lampu sorot menyorot ke arahku dan mata ku dan Cesper bertemu

Ia terlihat kaget melihat diriku yang sedang memandanginya, ia buru-buru melepaskan kaitan tangan wanita disebelahnya dan melangkah ke arahku. Disaat otakku belum sempat mencerna semuanya tiba-tiba

"Oh ****!" Ben mengumpat dan ia menariku masuk ke keramaian sehingga lampu sorot kehilangan jejak kami

Aku tanpa sadar mengikuti Ben berlari dan akhirnya kami berhenti di sebuah taman,

"Kenapa kita lari?" Kataku setelah berhasil mengatur nafasku dan saat aku melihat wajah Ben tanpa topeng, aku langsung menutup mulutku dan sepertinya aku ingat kenapa Ben terlihat familiar.

"Ben Chronicles" Kataku tanpa sadar dan mengambil beberapa langkah mundur

"Owh, ternyata Anda mengenaliku" Kata Ben dengan santai sambil memakai kembali topengnya dan melihat kiri kanan

Ben Chronicles, anak pertama CEO CC Group.

Awal tahun seharusnya dimulai dengan hal-hal baik tapi apa-apaan semua ini? Apakah ini sebuah pertanda bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang penuh dengan kejutan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!