Sadar (4)

"Titip beliin es krim pas pulang nanti ya" Pesan singkat dari Nita membuatku memutarkan bola mata.

Sudah tiga minggu aku nginap dirumah Nita, Aku jadi susah tidur sendiri karena masih trauma dengan kejadian terakhir, tapi sepertinya sahabatku mulai kesel dengan keberadaanku dirumahnya. Belakangan ini dia semakin senang mengganggu ku, belum lagi kebiasaan tidurnya yang buruk. Sepertinya aku harus balik ke rumahku dalam waktu dekat ini.

Singkat cerita, Cesper menghubungi Nita untuk menjemputku di hotel dan Nita di hubungi Leo untuk menjemput barangku yang tertinggal di resto. Sedangkan Cesper yang merupakan tokoh utama malah hilang tanpa kabar dalam hidupku. Ia tidak pernah memperlihatkan lagi batang hidungnya didepanku.

Sebenarnya Aku masih marah dan tidak mengerti perbuatan Cesper, tapi bukannya datang minta maaf atau kasih penjelasan, ia malah menghilang begitu saja. Aku tidak pernah menerima broadcast darinya lagi dan untuk masalah project R&D masih jalan sesuai target hanya saja dia tidak pernah menyalakan kamera zoom setiap kali meeting. Sepertinya dia sengaja menghindariku.

Rasanya menyebalkan, Aku mengalami insomnia, kencan butaku juga kacau. Leo memblokir nomor teleponku, Ia menganggap ku mempermainkan perasaanya karena mengikuti kencan buta padahal sudah pacar. Ia juga harus menanggung rasa malu karena menjadi bahan tontonan pengunjung resto saat itu. Kalau aku jadi dia juga akan melakukan hal yang sama, tapi Cesper si pelaku penyebab semua kekacauan ini malah dengan seenaknya menghilang begitu saja.

Kalau sampai ketemu akan kupastikan ia mendapatkan balasan yang sepadan, aku harus memikirkan cara membalas perbuatannya. Apa ku jambak saja rambutnya? atau melemparinya dengan sepatu? atau ku cekik saja lehernya? Sepertinya yang terakhir itu terlalu berlebihan

"Permisi Joline" Suara Pak Fendi membuyarkan lamunanku

"Iya Pak?" Kataku

"Apakah project R&D lancar-lancar saja belakangan ini?"

"Sejauh ini tidak ada kendala Pak, apakah ada kendala?" tanyaku bingung dengan maksud pertanyaan Pak Fendi

"Coba kamu perhatikan grafik pengunduran diri yang ada di dept R&D bulan ini, menyentuh angka tertinggi dibanding dept lain" Jelas Pak Fendi sambil memperlihatkan beberapa berkas

Aku memperhatikan sekilas grafiknya dan bukan hanya bulan ini tapi ini adalah angka tertinggi dalam sejarah Dept R&D. Bagaimana aku tidak menyadari hal ini, padahal salah satu tanggung jawabku adalah memperhatikan turnover karyawan keluar masuk. Ini pasti karena aku jarang atau bisa dibilang tidak pernah survei ke dept R&D karena sibuk menghindari Cesper.

"Baik Pak, mohon maaf atas kelalaian saya yang tidak menyadari masalah ini" Jawabku

"Hmm Sepertinya R&D sedang ada masalah internal. Berdasarkan hasil interview terhadap karyawan yang mengundurkan diri, mayoritas menjawab karena tidak tahan dengan tekanan kerja yang berlebihan di dept tersebut. Namun, jika dari penjelasanmu barusan sepertinya bukan karena masalah project. Coba kamu tinjau lebih lanjut" Minta Pak Fendi

"Baik Pak, akan saya cek dan analisa lebih lanjut" Jawabku mengakhiri pembicaraan dengan Pak Fendi.

Aku pun mulai melakukan analisa dan menghubungi kepala dept R&D dan beberapa officer untuk berdiskusi  mengenai masalah ini.

Tidak butuh waktu yang lama akhirnya kami menemukan root cause nya. Dan benar lagi-lagi

Cesper!

Aku membanting dokumen kearah meja karena merasakan emosi tingkat tinggi, tidak cukup hanya mengacaukan kencan butaku ternyata dia juga berencana menghancurkan rekor prestasi ku dalam menjaga karyawan tidak mengundurkan diri. Berdasarkan laporan yang diterima, Cesper memperlakukan pekerja sana dengan seenak jidat, memaksa anggotanya kerja lembur hingga larut malam, memberi surat peringatan tanpa ada alasan yang jelas bahkan ada yang melapor bahwa ia sering mengamuk pada kesalahan kecil seperti typo pada materi presentasi.

Wah luar biasa! Ini sudah keterlaluan. Batinku

Akhirnya aku memutuskan mendatangi gedung B untuk membereskan kasus ini. Mari kita selesaikan sekaligus dengan masalah kemarin, kita lihat bagaimana reaksinya jika melihat orang yang selalu dihindarinya muncul tiba-tiba dikantornya. Aku dengan tidak sabar mengambil kunci mobil dan berjalan ke arah parkiran mobil.

Tidak butuh waktu lama aku tiba di gedung B dan belum juga sempat keluar dari mobil aku melihat Cesper. Bukannya langsung lari keluar dan langsung menjambak rambutnya, aku malah menutup kembali pintu mobilku dan terduduk diam, memperhatikan sosok yang sudah mengacaukan hidupku. Semua emosi tadi menguap begitu saja.

Kemana semua keberanianku tadi? kenapa badanku tidak bergerak? Bukan kah harusnya aku mendatanginya dan melempari berkas ini dengan keren? Tapi kenapa badanku tidak bisa bergerak?

Cesper yang sedang berdiri depan pintu terlihat sangat kacau, dia terlihat jauh lebih kurus dari terakhir kami ketemu, kulit kusam, kantong mata yang tebal, rambut acak-acakan dan kumis yang belum dicukur. Perasaan aneh apa yang kurasakan sekarang? Seharusnya aku sudah mencekiknya seperti yang ku rencanakan tadi tapi kenapa aku malah merasa ingin memeluknya?

Akhirnya aku memutuskan pergi, aku tau aku belum siap menghadapi Cesper. Hanya melihatnya dari jauh saja aku sudah begini apa lagi mata kami bertemu? Sebenarnya apa yang ku inginkan? Harusnya aku marah tapi kenapa aku malah ingin memeluknya? Kemana emosi dan keberanian mu tadi? Penglihatan ku menjadi buram, sehingga aku menepikan mobilku. Tanpa ku sadari air mataku menalir keluar dan lagi-lagi aku menangis. Aku tidak pernah merasa se-putus asa ini sebelumnya.

Sepertinya aku sudah tau jawabannya, aku yang selama ini menipu diri sendiri dan tidak bisa menerima kenyataan. Rasa kesel yang kurasakan bukan karena ia mengacaukan kencan butaku melainkan rasa kesel karena ia menghilang begitu saja dalam hidupku, setelah semua perlakuan dan perhatian yang membuatku ketagihan dan terus memikirkannya. Padahal aku tau betul debaran jantung ini bukan dipicu oleh rasa amarah melainkan perasaan senang, rasa senang akhirnya aku memiliki alasan untuk menemuinya. Sampai aku melihat sosoknya barusan, aku tau aku merindukan nya. Rasa rindu yang begitu besar hingga ingin segera memeluknya. Hal yang ku takuti akhirnya terjadi juga, aku sudah jatuh cinta pada Cesper.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!