"Answer me!" Kata Cesper dengan penuh intimidasi, Ia sengaja menggantung jarak bibir kami yang sudah hampir tidak ada ini, seolah memaksaku menarik kerahnya dan mengakui perasaanku. Mengakui bahwa aku juga menginginkannya, menginginkan rasa manis dari bibirnya yang mampu membuat siapapun ketagihan. Aku reflek memejamkan mata dan indra penciumanku mengambil ahli penuh, membuatku mampu mencium aroma kas Cesper dan merasakan hembusan nafasnya dikulitku. Sedikit lagi, sedikit saja aku memajukan dahuku maka bibir kami akan menyatuh. Disaat aku membuka sedikit celah dibibirku dan hampir jatuh pada godaannya
Triiing!
Aku tersadar dari hipnotis Cesper dan langsung mendorongnya hingga terduduk, Cesper mengeraskan rahangnya, Ia terlihat kesal seolah-olah ikan yang sudah hampir mengigit umpannya tapi malah kabur ditengah jalan.
"Ha.. halo" Kataku berusaha terdengar normal padahal pikiranku masih belum sepenuhnya kembali.
"Angelica Joline!"
Mampus! Batinku karena mendengar suara Nita dari ujung telepon, aku meninggalkannya di club tanpa mengabarinya, dari suaranya aku bisa membayangkan tingkat amarahnya sudah diatas zona aman.
"10 menit lagi saya akan tiba dirumahmu! Akan saya jelaskan semua disana" Kataku cepat sebelum menerima semburan api darinya, di sisi lain aku melihat Cesper memberiku tatapan yang seolah-olah mengatakan "seriously?"
"Saya harus pergi" Kataku begitu mengakhiri telepon dan Cesper langsung menyilangkan tangan di depan dada bidangnya dengan alis yang terangkat sebelah, sungguh pemandangan yang indah. Kedua kancing teratasnya yang dibiarin terbuka membuatku susah fokus.
"Tidak masalah jika Anda tidak menjawab pertanyaanku sekarang Miss Joline, because i don't really care" Aku terdiam dengan pernyataan Cesper,
"Karena aku akan mendapatkan mu apapun yang terjadi" Lanjut Cesper dengan nada bicara arogan
"So be ready" Katanya sebelum jalan pergi dari rumahku.
Aku masih ternganga mendengar semua itu.
Ya Tuhan dari mana asal kepercayaan diri itu? Padahal kemarin malam ia terlihat begitu menggemaskan layaknya anak kucing tapi begitu sadar dia berubah menjadi seekor macan. Mukaku langsung terasa panas mengingat ciuman yang ia lakukan, He's a damn good kisser pikirku sambil menyentuh bibirku. Kira-kira sejauh apa kami akan berlanjut jika aku tidak menendangnya tadi? Hari ini aku melihat banyak sisi lain dari seorang Cesper,
Oke fokus Joline! Batinku sambil menepuk kedua pipiku.
Semua pertanyaanku sudah terjawab, sulit dipercaya ternyata Cesper juga menaruh perasaan padaku. Tapi pertanyaan soal kenapa ia bisa memiliki fotoku saat tersesat kemarin masih menjadi tanda tanya, Jelas-jelas saat itu tidak ada orang lain tapi bagaimana bisa? Tiba-tiba aku merasa merinding, Walau aku mengetahui perasaannya tapi bukan kah ini sedikit aneh?
---------------------
"Psikopat!" Kata Nita berhasil membuatku memutarkan bola mata
"Sahabatku yang polos, kamu sudah dalam bahaya!" Aku tidak mengerti perkataan Nita
"Coba kamu bayangkan, ada orang yang isi ponselnya cuma ada 1 kontak? Kemudian ia menyimpan semua foto mu, bahkan menjadikannya sebagai wallpapernya. kalau bukan psikopat apa lagi?" Apa yang dikatakan Nita memang benar tapi Cesper yang ku ketahui bukan orang yang seperti itu, mungkin dia sedikit terobsesi denganku tapi tidak mungkin sampai segitunya.
"Apakah kamu belakangan ini ada merasa di awasi? mungkin ia seorang penguntit" Astaga mulut Nita semakin tidak terkontrol.
"Bisa gak jangan mengubah kisah cintaku ini menjadi kisah horor?" Protesku kesal, pernyataan Nita membuatku kepikiran, apa benar Cesper seperti itu? Sepertinya tepat sekali keputusanku untuk menunda menjawab perasaannya. Seorang pria sesempurna Cesper tidak memiliki pasangan itu sudah cukup aneh.
Bagaimanapun semua yang berhubungan dengannya itu tidak ada yang wajar, bahkan sejak ia masuk ke perusahaan ini. Proses penawaran hingga dokumen pribadinya tidak ada satupun yang memenuhi standar prosedur perusahaan. Casper benar-benar sosok yang misterius
"Jadi aku harus bagaimana?" Tanyaku pada Nita
"Aku tidak yakin, bagaimana kalau kita cari tahu dulu latar belakangnya" Saran Nita
Benar juga, tidak ada yang salah memahami latar belakang seseorang sebelum membalas perasaannya bukan?
"How? link*din?" Jawabanku berhasil membuat Nita geleng-geleng kepala
"Bisa gak sih kamu bertindak normal dikit, biasanya situasi seperti ini orang-orang akan kepikiran mencari di Fac*book atau Inst*gram" Jawab Nita sambil bertolak pinggang. Aku hanya mengangkat kedua bahuku tanpa peduli. Link*din kan juga merupakan salah satu sosial media, itu bahkan menjadi sosial media yang paling sering ku gunakan jadi sangat wajar jika itu yang terpikirkan olehku.
Aku memutuskan tidak menghiraukan protes Nita dan langsung membuka laptop dan memulai pencarian. Aku dan Nita berakhir menjadi agen FBI yang mencari jejak Cesper di sosial media apapun.
2 jam kemudian
"Aku menyerah!" Kata Nita sambil memijit ujung tulang hidungnya,
"Ada yang tidak beres dengan pria ini, sebaiknya kamu pikirkan lagi untuk membalas perasaannya" Kata Nita sebelum menutup laptopnya dan berjalan ke arah dapur.
Aku menyilangkan jari-jariku dan menatap riwayat kerja Cesper, satu-satu dokumen yang ku terima saat awal ia masuk perusahaan ini. Setelah dua jam berkutat di depan laptop aku dan Nita tidak mendapatkan informasi apapun, rasanya keberadaannya sengaja dihapus tanpa tersisa. Saat ku coba hubungi headhunter yang merekrut Cesper mereka juga tidak bisa memberikan informasi dengan alasan privasi, dari riwayat kerja hanya ada keterangan ia pernah bekerja di sebuah perusahaan start up di Swedia.
Informasi tersebut juga tidak membantu karena company start up tersebut merupakan salah satu anak perusahaan CC Group. Aku kembali mengingat kalimat Cesper yang mengatakan ia tidak peduli jawabanku, sekarang aku merasa sedikit takut dengan kalimat itu. Seolah-olah terdengar seperti ancaman, ancaman kalau aku terperangkap dalam jaring yang dibuatnya dan tidak akan bisa lolos lagi.
Aku mengigit bibir bawahku dan berpikir keras, apakah ini ada kaitan dengan sosok rambut pirang yang ku lihat dihutan kemarin? Berdasarkan informasi yang dikutip dari Wik*pedia, rambut Pirang alamiah paling umum di antara penduduk sepanjang Laut Baltik, khususnya negara Nordik seperti Swedia. Cesper kan penduduk asli swedia tapi kenapa tidak berambut pirang? Padahal kulit putih pucat dan mata birunya jelas menggambarkan ia merupakan penduduk asli utara. Apakah ia mewarnai rambutnya atau ia memiliki darah campuran?
Aku melepaskan kaca-mataku dan memijit pelan kedua mataku, semakin digali malah semakin rumit, tidak ada ujungnya.
"Sudahlah, tanyakan saja langsung pada orangnya" Kata Nita dengan santai sambil memasukkan sesuap es krim dalam mulutnya.
"Bukan kah Anda yang mengusulkan ide ini duluan Miss Nita?" Protesku dengan menyilangkan kedua tanganku
Semua yang terjadi hari ini membuatku sakit kepala, aku jadi bingung kemana harus melangkah. Maju salah, mundur juga tidak rela. Aku harus bagaimana?
"Mending pikirkan mau pakai baju apa buat pesta akhir tahun nanti" Kata Nita sambil memasuki se-sendok eskrim rasa vanilla kedalam mulutku, sangat membantu untuk mendinginkan kepala
"Oh ya! Pesta akhir tahun barunya tinggal seminggu lagi!" Kataku setelah mengecek kalender, aku kembali merasa sakit kepala karena acara ini dibawah tanggung jawab dept HR. Sepertinya aku memang tidak di izinkan untuk mencicipi yang namanya asmara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments