Dimsum

Pantulan cahaya komputer di kacamataku terlihat sangat jelas, hal itu menandakan diluar sudah gelap dan cahaya komputer ini menjadi sumber penerangan satu-satunya dalam ruangan ini. Yup, lagi-lagi kalian menemukan diriku yang lembur sendirian.Tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer, aku raih gelas minum yang airnya sudah dingin, kapan terakhir aku minum? Pantas dari tadi tidak ke kamar kecil, aku lebih memilih meminumnya karena tidak ingin membuang waktu jalan ke pantry, sebaiknya aku kembali bekerja jika tidak ingin bermalam dikantor.

Ternyata permintaan Pak Fendi lebih rumit dari yang ku kira dan laporan ini akan digunakan untuk rapat eksklusif dengan manajemen, aku yakin walau Pak Fendi sudah pulang tapi dia masih bekerja di rumahnya. Berbeda denganku, Pak Fendi yang telah berkeluarga memiliki meja kerja di rumahnya dan aku sama sekali tidak ada niat membuat ruang kerja dalam rumahku nanti karena yang namanya kerja itu cukup dikantor dan rumah itu tempat kita istirahat.

Aku tidak sengaja menjatuhkan alat tulis ke lantai saat meraih salah satu berkas, kubungkuk untuk mengambilnya dan sekilas melihat hansaplast dikaki ku. Aku jadi teringat kejadian menarik bersama Cesper tadi, dia menunduk didepanku tanpa peduli tatapan orang lain, dari cara dia memperlakukan ku bisa dibilang Cesper adalah orang yang sangat menghargai perempuan. Gantle, lembut, berhati-hati, dari bahasa tubuh semua terbaca dia sangat menghormati lawan bicaranya. Apa dia sudah berkeluarga? Jika belum pasti dia sudah punya pacar atau sejenisnya, pria idaman seperti Cesper mana mungkin masih tersisa didunia ini, jika dia masih single maka hanya ada dua kemungkinan, dia itu adalah vampire atau gay.

Aku tersenyum geli dengan pikiranku sendiri, mengingat kejadian hari ini rasanya aku sangat kacau didepannya. Siapa yang tidak salah tingkah di depan seseorang setampan Cesper.

"Apa yang lucu dari pena itu Miss Joline?" Pemilik suara itu berhasil membuat ku shock, Cesper seperti keluar dari pikiranku dan sekarang berdiri tepat didepan meja.

"Anda mengejutkan saya" Kata ku reflek dan mengelus dada, kenapa timing bisa setepat ini. Pertama aku tinggal sendiri dan tidak ada siapa-siapa tapi tiba-tiba orang yang ada dipikiranku muncul begitu saja tanpa ada suara langkah ataupun sejenisnya. Tunggu kenapa kesannya jadi seram begini ya? Jangan-jangan dia benar-benar Vampire.

"Sudah makan malam?" Katanya lagi sambil mengangkat beberapa plastik makanan

"Oh my god! I am so sorry Cesper" Kataku langsung berdiri begitu ingat janji makan malam kami dan sekarang sudah jam

Sembilan kurang lima belas!!!!

Aku mulai salah tingkah, penampilanku sekarang jauh lebih kacau dibanding barusan, dari pada penampilan aku lebih khawatir dengan kotak take away ditangannya, Ya Tuhan itu Dimsum, aku baru ingat sore tadi ada chat masuk yang berisi alamat sebuah resto dimsum tapi karena tidak ada informasi lain jadi aku pikir itu hanyalah chat spam dan tidak ku balas sama sekali. Ternyata itu Cesper, Aku telah mengabaikan chat seorang Cesper dan melupakan janji kami begitu saja.

"It‘s ok Miss Joline" Kata Cesper setelah lihat reaksiku, aku masih berusaha memperbaiki keadaan yang mungkin sudah telat

"Silakan duduk, saya buatkan teh" Kataku dengan nada bersalah dan Cesper tersenyum menenangkan

Aku segera meluncur ke arah pantry dan balik dengan 2 gelas teh hangat, Cesper sekarang sedang membuka bungkusan sumpit dan meletakannya diatas kotak dimsum tadi.

"Anda pasti belum makan malam, ayo segera dimakan saat masih hangat" Kata Cesper setelah menerima teh dari tanganku

"How about you? Saya sungguh minta maaf karena dikejar deadline jadi lupa waktu"

"Tenang saja Miss Joline, saya sudah makan dan permintaan maaf diterima" Balasnya membuat ku lega, setidaknya Cesper tidak kelaparan karena menunggu ku

"Untuk sekarang Anda harus melupakan deadline itu dan makan ini, Anda tidak boleh lupa jam makan sesibuk apapun itu" terdengar nada perintah dari ucapannya dan aku segera mengangguk dan menerima kotak dimsum darinya. Perut bersorak suka cita, saat itu aku baru merasa lapar karena aroma dimsum yang mengiurkan ini. Selama aku makan Cesper hanya memandangku diam, maksudku dia benar-benar hanya menatapku makan tanpa sepatah katapun. Tatapan intimidasi Cesper membuatku gugup, apa yang dipikirkan hingga begitu betah menatap orang makan.

"Anda mau?" Tanyaku sambil mengangkat salah satu dimsum yang ditanganku, suara ku terdengar lucu karena bicara dengan mulut terisi dan benar saja Cesper tartawa setelah mendengar pertanyaanku

"Tentu" Kata Cesper dan langsung mengigit dimsum yang ada di sumpitku, aku sangat kaget karena muka kami jadi sangat dekat. Maksudku Casper bisa ambil sumpit lain dan makan bersama bukan mendekatkan wajahnya langsung kearahku seperti ini, seperti kurang membuatku merona dia bahkan menambahkan

"Terasa lebih enak karena disuap Anda"

Uhuk!! Aku tersedak setelah kata terakhir,

Casper segera menghampiri dan menepuk-nepuk punggungku, sedangkan tangannya yang satu lagi memberiku gelas berisi teh tadi.

"Are you alright?" Aku mengangguk setelah sisa makanan tadi berhasil turun ke perut. Aku reflek menahan nafas saat menoleh ke arah Cesper, posisi Cesper berada dibelakangku membungkukan badannya sehingga saat aku menoleh jarak wajah kami jadi sangat dekat. Sangat dekat hingga bisa tercium bau mint dari tubuhnya, mata kami bertemu, dengan pencahayaan yang kurang ini aku masih bisa melihat bertapa indahnya bola mata Cesper. Semakin lama kami bertatap aura intimidasi Cesper semakin kuat, seperti tatapan dengan binatang buas yang siap menerkam kapanpun.

Aku tidak bisa mundur karena terhalang kursi, rasa panik ku makin menjadi saat Cesper makin maju menarik jarak yang semakin tipis, tatapan Cesper membuat seluruh saraf ku berhenti dan aku tidak bisa bergerak. Apa ada yang bisa dengar teriakanku jika terjadi sesuatu yang tidak inginkan, dengan sisa tenaga yang ada aku menghentikan Casper dengan menahan bahunya.

"Jangan" kataku yang terdengar seperti bisikan, aku reflek memejamkan mata karena sudah tidak tahan dengan aura intimidasinya.

Hening

"Iya jangan..." Mataku langsung terbuka saat mendengar suara berat khas Cesper tepat di telingaku, hembusan napasnya membuatku merinding

"... jangan mengikat rambutmu seperti ini" detik selanjutnya Casper menarik gelang karet rambutku hingga terlepas dan rambutku jatuh terurai, aku menatapnya dengan kaget dan bingung.

"Rambut cepol dan blouse V neck, jangan lakukan itu jika kamu sedang sendirian. Anda mengundang banyak bahaya dengan penampilan itu Miss Joline" Kata Casper dengan sedikit nada perintah.

Aku melihat sosok angkuh yang sangat bertolak belakang dengan Cesper yang kulihat pagi hari.

"Ayo saya antar pulang" Kini dia kembali ke Cesper yang lembut dan perlahan berjalan menjauh

Karena masih dalam pengaruh intimidasi nya aku langsung menuruti apa yang dia mau,

"O.. Oke, saya beres-beres sebentar" Kataku setengah salah tingkah dan buru-buru mengemasi barang, Walau jarak kami sudah tidak sedekat tadi tapi aku masih merasakan tatapannya dari belakangku, mengawasi setiap gerak-gerik ku.

Terpopuler

Comments

Chandra Dollores

Chandra Dollores

baru baca 5 alenia tp bawaannya pengen komeng aja

----ini kenapa tiba2 ada pria khayangan yg menganggu hati ya-----

makin penasaran....

2021-10-14

0

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

penasaran juga siapa sih casver?

2021-10-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!