"Kamu..." Shirleen begitu kaget, saat orang yang paling ia hindari sekarang malah berdiri dihadapannya, dan apa-apaan ini sungguh pemandangan yang benar-benar membuatnya kesal, Jason senyum sumringah seperti menang lotre dengan tidak tahu malunya ternyata masih memakai seragam putih abu-abu, haahh bukannya berarti beberapa hari ini ia digoda oleh anak ingusan yang ternyata masih SMA.
"Hai kakak cantik, kita ketemu lagi..." Jason memang tidak tahu malu.
Shirleen pun segera meninggalkan Jason tanpa menjawab sapaan Jason, ia lalu mengejar Misca yang kini sudah sampai di area bermain, ia mulai duduk dan memperhatikan Misca, betapa senangnya ia melihat kebahagiaan putrinya itu.
Sejenak ia terfikirkan perkataan Ibu mertuanya tiga bulan lalu, yang membuat hatinya sakit dan membatu seperti ini, ia tidak tahu sampai kapan ia akan seolah-olah tidak perduli dengan Ibu mertuanya saat ini, perkataan Ibu mertuanya terlalu dalam menancapkan luka dihatinya.
Flashback...
"Kenapa harus dititip-titipkan disini sih, Ibunya aja yang pemalas, istri nggak ada gunanya, aku dulu ngurus lima anak nggak ada ngerepotin orang tua kayak gini" Mertuanya berbicara kepada Athar saat Athar mengantar Misca kerumah Ibunya karena Shirleen sedang flu berat, ia menggigil dan kepala pusing sungguh luar biasa sehingga Athar menyarankan agar putri mereka dititip sebentar dirumah Ibunya, lalu Athar akan membawa istrinya kerumah sakit setelah itu karena jarak antara rumahnya dan tumah ibunya tidak begitu jauh. Dan sayangnya saat itu Shirleen setuju meski ia tahu mertuanya tidak menyukai dirinya dan Misca.
"Bundanya lagi sakit Bu, lagian cuma sebentar nanti setelah Bundanya pulang dari rumah sakit aku akan segera menjemput Misca" Athar mencoba bernegosiasi dengan Ibunya.
"Alah, alasan klasik sakit apanya, kemarin Ibu kerumah kamu istri kamu itu masih baik-baik saja, rumah kok juga berantakan kayak kapal pecah, dianya juga gak masak sama sekali, mau makan apa kamu punya istri kayak gitu" Ibunya Athar enggan untuk percaya.
"Itu karena Shirleen nggak enak badannya memang sudah dari kemarin bu"
"Ibu bilang juga apa Athar, dari awal Ibu sudah tidak setuju kamu menikah dengannya, dia itu anak orang kaya yang selalu dimanja, tidak bisa apa-apa, pekerjaan rumah segitu entengnya aja tidak becus, bisanya cuma ngabisin uang suami, kamu nantinya yang akan kuwalahan karena dia apa-apa selalu dituruti, ya kayak begini dia ngeluh karena cuma gak enak badan kayak gini aja kamu udah nitipin anaknya ini ke Ibu" Ibunya masih marah-marah.
Athar hanya bisa menghela nafas menghadapi Ibunya yang memang tidak menyukai istrinya.
Dua hari setelah kejadian Misca dititipkan kerumah mertuanya, Misca curhat kepada Bundanya dan bertanya kenapa Neneknya bilang begitu, Shirleen begitu marah ia sampai mendatangi rumah mertuanya itu hanya untuk mengungkapkan kekesalannya.
"Maksud Ibu apa bilang gitu ke Mas Athar dihadapan Misca, Misca masih kecil bu, belum saatnya ia tau kalau Bundanya tidak diterima di keluarga ini" Shirleen yang dilanda emosi saat itu pun berbicara dengan setengah berteriak. Saat itu Misca ia titipkan dibutik teman kuliahnya dulu.
"Kenapa, kamu nggak suka ? Seharusnya kamu itu cukup tau diri kamu itu nggak diterima dikeluarga ini bukannya ninggalin Athar malah manfaatin dia kamu kuras habis duit anak saya, buat beli rumah, mobil, apa aja yang kamu mau selalu aja anak saya turutin, kamunya malah enak-enakkan dirumah, udah ngasilin duit enggak bisa, anak saya yang kerja keras banting tulang buat kamu yang nggak berguna ini" Ibunya Athar berteriak dengan nada tinggi.
"Selama ini aku sudah cukup sabar menghadapi ini Bu, setiap kali aku dihina di keluarga ini, setiap kali Ibu tidak bisa bersikap baik padaku, aku sama sekali tidak melawan dan bertindak apapun, biarkan saja bagiku mungkin ini cara ibu untuk mendidik anak-anaknya, karena aku berfikiran Ibu bukanlah hanya mertua tapi Ibu juga Ibuku, dan aku juga selalu berharap ibu mungkin akan menganggapku sebagai anak ibu, dan aku begitu bersyukur mempunyai Ibu mertua seperti Ibu, karena cacian dan hinaan dari mulut Ibu membuat aku selalu terus belajar supaya aku layak mendampingi Mas Athar, aku menjadi seorang Ibu yang tahu caranya masak, dan mengurus rumah tangga, walau belum bisa seperti yang Ibu harapkan, tapi tidak bu ternyata aku salah, Ibu sama sekali tidak menganggapku sampai saat ini" Shirleen berkata dengan air mata yang sudah lolos jatuh dipipinya.
"Aku terima Ibu mau menghina apapun pada diriku ini, tapi aku tidak terima kenapa ibu bisa melakukan ini, kenapa ibu berkata begitu terhadap Misca, Ia masih kecil Bu namun ia sudah bisa mengerti bahwa ia juga tidak diinginkan dikeluarga ini bukan hanya Bundanya, tidakkah ibu berfikir Misca itu cucu Ibu, darah daging ibu, apakah wajar seorang nenek berkata begitu didepan cucunya, ia begitu takut untuk kerumah ibu saat ini, Ibulah yang telah membuat jarak padanya". Shirleen masih dengan isak tangisnya, karena selama ia hidup ia selalu disayangi oleh keluarganya.
"Biarkan saja, biarkan begitu, kau tau kau itu parasit di keluarga ini, dan aku tidak sudi mengakuimu menantu dan aku juga tidak sudi punya cucu dari parasit sepertimu" Ibu mertuanya makin berteriak padanya.
Jeddeerrrr
Bagai disambar petir disiang bolong, perkataan Ibu mertuanya itu bagai belati yang menusuk dalam jantungnya. Sungguh demi apapun ini sakit sekali rasanya.
Sampai kapanpun ia bukan siapa-siapa di keluarga suaminya.
Ia sudah sangat sering menahan dirinya, ketikah ia disindir di acara keluarga, ketika ia dipermalukan di keluarga Athar, ketika Ibu mertuanya menghina dan mencaci makinya, ia dianggap tidak berguna, hanya menantu manja yang tidak bekerja yang bisanya hanya menghabiskan uang suami, tidak becus mengurus rumah tangga.
Entahlah, karena apa Ibu mertuanya itu bisa berkata seperti itu terhadapnya, yang jelas bagi Shirleen kalau hati sudah diselimuti kebencian, seberapa besar perbuatan baik kita tidak akan memudarkan hati yang penuh benci.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments
Fitri Talib Jelani
Suka ceritanya, maunya sering mampir
2023-06-26
0
Khanza Orioncraft
Alhamdulillah mertua ku g KY gtu....ambil hatinya pelan2, InshALLAH bisa ko
2022-06-07
0
Yuyun Haryanto
sama sprt ibu mertuaku. tdk setuju anaknya menikahiku krn aku anak org miskin. bahkan sampe anak sayab3 pun sll cari masalah kalo ketemu. untungnya kami tinggal berjauhan dan saya samasekali tdk pernah merepotkan beliau.
2022-06-02
0