Shirleen merenungkan dirinya didalam mobil, ia teringat kenangan-kenangan yang dilewati bersama suaminya, dari mulai masa pacaran hingga ia menikah dan lalu mempunyai Misca sebagai malaikat kecilnya.
Ya, beberapa foto yang membuatnya menangis itu adalah foto-foto suaminya yang sedang bersama dengan wanita lain, bukan hanya bersama namun tidur dengan wanita lain.
Ia sungguh tidak menyangka ini semua akan terjadi padanya, bahkan ia tidak siap untuk bertemu dan melihat wajah suaminya kini. Apalagi untuk menanyakan perihal foto yang akan menghancurkan rumah tangganya.
Sungguh ia terlalu benci memikirkan penghianatan ini, namun ia juga masih mempunyai cinta yang besar untuk suaminya, apalagi saat ia mengingat Misca, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada malaikat kecilnya itu jika kemungkinan terburuk akan terjadi pada keluarga kecilnya.
Ia begitu rapuh saat ini, yang ia butuhkan saat ini adalah pelukan dari Bundanya, namun ia terlalu malu karena ia sendiri yang menentang orang tuanya dan lebih memilih Athar untuk menjadi suaminya, sungguh ia selalu berdoa agar rumah tangganya selalu baik-baik saja namun ternyata kenyataan berkata lain.
Jika ini memang benar adanya, entahlah apa ia akan sanggup sedangkan baginya penghianatan adalah kesalahan yang tak termaafkan, baginya seluruh kepercayaannya telah terbunuh saat itu juga.
Shirleen menghapus air matanya, dan mencoba bersikap biasa saja, ia tidak ingin Misca mengetahui ia habis menangis. Lalu ia keluar untuk menemui orang tua murid lainnya yang tengah asik mengobrol santai, karena sebentar lagi waktunya pulang sekolah.
Misca berlari menemui Bundanya, dan memberikan hasil ia belajar menggambar dikelasnya tadi, Shirleen melihatnya Misca mendapatkan nilai bintang lima karena wajar saja gambar yang dibuat Misca memang sangat bagus untuk ukuran anak TK.
Namun ia sangat sedih, karena Misca menggambar seorang anak yang sedang menggenggam tangan kedua orang tuanya disisi kiri dan kanan, hatinya seketika hancur melihat apa yang digambar putrinya itu.
"Bunda, ini gambar keluarga kita, ini Misca, ini Ayah, dan ini Bunda, sudah mirip belum sama foto kita yang ada diruang tamu ?" Misca bertanya dengan antusiasnya.
"Iya bagus, sudah mirip, anak bunda emang pinter banget gambarnya" Shirleen berkata dengan senyum yang sedikit terpaksa.
lalu ia menggandeng tangan Misca menuju mobilnya untuk pulang, dia sudah tidak mood lagi berbelanja ataupun membuat kue, ia sangat sulit untuk menahan air matanya agar tidak menangis didepan putrinya.
Teett teett, bel istirahat berbunyi, namun Jason tidak ada niat sama sekali untuk keluar kelas. Ia memilih untuk melipatkan tanganya diatas meja dan menelungkupkan kepalanya. Entahlah mungkin tidur akan membuatnya lebih baik.
Namun baru saja ia berniat memejamkan matanya, Afik dengan tanpa bersalah menepuk bahunya mengajaknya ke kantin menemui Yudha dan Angga.
Jason menoleh, dan menggelengkan kepalanya, lalu ia kembali ke posisinya lagi.
Jason mencoba lagi memejamkan matanya, namun wajah Shirleen lagi-lagi muncul saat ia terpejam. Lalu ia mengambil ponsel di laci mejanya dan mulai menghubungi Shirleen.
Berkali-kali Jason menghubunginya namun tidak dijawab oleh Shirleen. Jason membuka aplikasi chat yang didominasi warna hijau di ponselnya itu, ia ingin mengirim chat pada Shirleen.
📨 Sayang, lagi apa ? Kenapa tidak mengangkat telpon dariku ?
Dasar Jason tidak tahu malu, dan selalu bertindak sesuka hatinya, dengan tanpa bertanya Shirleen setuju atau tidak ia sudah memanggil Shirleen dengan sebutan sayang.
Namun tidak ada balasan dari Shirleen, bahkan dibaca pun tidak, dan itu justru makin membuat mood Jason semakin tidak karuan.
"sedang apa dia" Batin Jason
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments
Bzaa
semangat jason...
untuk pertama kali nya aku mendukung berondong 😆🤣
2023-03-05
1
M.J.M
Story' About Of Tiara mampir lagi ks
2021-10-18
1
janu17
Oh suami... laki2 emang tempatnya nafsu.. saat wanita lelah bergoyang.. suami bakal cari kuda lain buat tunggangan 😁😁
2021-10-16
4