"Tuan muda, maaf... tuan muda sudah ditunggu tuan besar diruang kerjanya" Ucap Pak Hadi kepala maid di rumah utama keluarga Adrian.
Saat itu Jason baru saja hendak masuk kedalam lift menuju lantai dikamarnya. Ini sudah malam, jam menunjukkan pukul 21:10 namun ia baru pulang dan masih memakai celana sekolah walaupun baju seragamnya sudah ia ganti, setelah tadi ia selesai manggung di kafe miliknya dan meninjau keadaan kafe juga tentunya.
"Hem..." jawab Jason datar.
Lalu ia memencet tombol lift dimana lantai tempat ruang kerja papanya, dia akan menemui papanya dulu setelahnya baru ia akan benar-benar istirahat dikamarnya.
Tok tok, terdengar suara pintu diketuk pelan oleh Jason.
"Masuk" papanya menjawab dari dalam ruangan
Jason pun masuk, dan langsung duduk disofa ruang kerja papanya.
"Ada apa pak ?" Tanya Jason formal, ia memang begitu, karena ia hanya menjalankan beberapa perusahaan papanya, Adrian Group masih dipimpin oleh papanya, jadi Jason bersikap seperti bawahan yang berbicara kepada atasan.
"Santai saja Jason, ini masalah pribadi keluarga kita, tidak perlu formal" ucap papanya.
"Ya !" Jason mulai kemode datarnya.
"Heemm, sungguh disayangkan sekali yah, apa tidak ada yang ingin kau jelaskan Jason ?" Papanya bertanya tapi seolah meminta penjelasan.
"apa ?" Jason masih dengan irit bicaranya.
"heh, papa sudah tau semuanya, dan papa harap kamu mengakhiri semua ini Jason, dewasalah dalam berfikir" Papa Jason tidak menyebutkan duduk permasalahannya, namun dari perkataannya sudah jelas bahwa ini adalah masalah Jason yang mengejar istri orang.
"Tidak mau !" Jawab Jason mantap.
Plaaak, sebuah tamparan mendarat dipipi Jason. Tidak ada perlawanan dari Jason, baginya ia akan terima segala konsekuensinya saat orang tuanya mengetahui kelakuannya.
"Ada banyak gadis, dan kau malah memilih istri orang untuk kau dekati, mau jadi apa kau" Papa Jason berbicara sambil menahan marah.
"Aku mencintai Shirleen" Jason begitu tegas dan tidak ada raut ketakutan saat ia mengucapkan itu.
"Cinta, itu bukan cinta Jason, itu obsesi, kau tau ada bedanya" Papa Jason menjelaskan.
"Aku yang merasakannya" jawab Jason dingin.
"Omong kosong apa lagi Jason, buang jauh-jauh perasaanmu itu, jangankan untuk mendekatinya, memikirkannya pun kau tidak boleh, itu milik orang lain nak" Papa Jason mulai melemah, ia paham betul Jason akan lebih keras jika ia terus memberi pengertian dengan keras begitu.
Jason tidak menjawab, ia memilih mengepalkan tangannya, rahangnya mulai mengeras, ia mulai marah dan merutuki keadaan, kenapa bukan ia yang lebih dulu mengenal Shirleen, ia benci itu.
"Apa sudah selesai ?" Jason bertanya namun matanya menyaratkan akan kemarahan.
Papa Jason hanya bisa terdiam, lalu kemudian ia mempersilahkan Jason keluar dari ruang kerjanya, baginya percuma ia memberi pengertian jika Jason sedang dalam keadaan marah seperi itu, Jason adalah iblis berbentuk manusia jika ia sudah benar-benar marah.
Jason keluar dari ruang kerja papanya, ia memilih pergi dari pada membahas yang sudah pasti ia tidak akan mengalah.
Jason memasuki kamarnya, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan dan menyegarkan diri setelah begitu lelah seharian. Ia masih saja terbayang wajah Shirleen dan itu membuatnya murka.
"****" umpatnya, kenapa bukan dia yang mengenal Shirleen terlebih dahulu. padahal sungguh ia tidak memikirkan saat Shirleen remaja sepertinya bahkan ia masih duduk di Sekolah Dasar.
"Kau akan menjadi milikku Shirleen Damla Julian" Ia berbicara sendiri didalam kamar mandi dengan aura yang mengerikan, lalu terdengar tawanya menggelegar di kamar mandinya, sungguh setan yang menakutkan.
Shirleen kini tengah membacakan dongeng Thumbelina untuk putri kesayangannya, sambil mengusap kepala Misca agar terlelap, dan benar saja ia baru sampai dipertengahan cerita sudah terdengar bunyi nafas Misca yang teratur, Misca tertidur.
Lalu ia menyelimuti putri cantiknya itu, dan mengecup keningnya
Cup
"Selamat malam anak Bunda yang paling cantik"
Dan ia pun pergi kekamarnya, ia melihat ponselnya yang tergeletak di nakas, suaminya belum juga menghubunginya, padahal malam semakin larut.
Ia, tidak mau menghubungi suaminya terlebih dahulu, takut mengganggu fikirnya. ia mutuskan untuk mengirimkan chat saja.
📨 Assalamualaikum Mas, sedang apa ?
Lima menit, sepuluh menit, setengah jam berlalu, namun tidak ada balasan dari suaminya, bahkan centang biru pun tidak.
ia mencoba mengirim pesan lagi pada suaminya
📨 Mas masih kerja ya ? Nanti kalau sudah selesai langsung telfon yah Mas.
Shirleen melirik jam dinding yang berada di kamarnya, sudah jam 22:15, masa iya Mas Athar masih kerja di jam segini, namun ia mencoba berfikir positif pada suaminya, barangkali suaminya tertidur hingga tidak menghubunginya seperti ini.
Ia pun meletakkan ponselnya diatas nakas, dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka, kaki, dan gosok gigi. Setelahnya ia sudah duduk dimeja rias dan mulai memoleskan skicare ritual sebelum tidurnya.
Lalu ia merebahkan tubuhnya keatas ranjang, dan mengambil ponselnya diatas nakas, ia ingin mengecek apakah ada balasan dari suaminya, namun bukan suaminya yang mengirimkan pesan padanya malah bocah tengil tidak tahu malu yang mengirim pesan padanya.
📩 Kau sedih karena suamimu tidak menghubungimu, tenang ada suami keduamu yang rela begadang menemanimu 😘
Shirleen terkejut, bagaimana bisa Jason tau bahwa ia sedang menunggu Mas Athar menghubunginya. Apakah Jason ini seorang cenayang fikirnya
Drett dreett, ponsel Shirleen berbunyi terlihat nomor Jason yang belum ia simpan menghubunginya dengan panggilan vidio. Lalu dengan segera ia mematikan panggilan itu. Namun ponselnya kembali berdering, dan Jason kembali menelfonnya, dan ia mematikan panggilannya lagi.
📩 Angkat sayang, kalau kau tidak mau aku kerumahmu sekarang, aku tahu suamimu sedang tidak ada dirumah
Shirleen menghela nafasnya dengan berat, sungguh ia tidak mau terjebak dalam hubungan ini.
Dan tak lama, Jason kembali menghubunginya lewat panggilan vidio, dan kali ini diangkat oleh Shirleen, nampaknya ancaman Jason cukup ampuh, namun Shirleen tidak menampakkan wajahnya ponselnya sengaja ia telungkupkan diatas ranjang dan membiarkan panggilan telepon itu berjalan.
"Hei sayang, kau dimana kenapa gelap begini ?" Jason bertanya dari seberang sana.
Tidak ada jawaban dari Shirleen, dia hanya menuruti permintaan Jason karena takut akan ancaman bocah itu, ia enggan menanggapi Jason.
"Sayang, kau tidak ingin bicara denganku, aku kangen, bisakah aku melihat wajahmu sebelum aku tidur"
Jason masih terus mengoceh tanpa ada tanggapan dari Shirleen, Shirleen yang mulai lelah pun tertidur dengan panggilan yang masih berlangsung.
"Selamat tidur sayang, aku mencintaimu" Jason pun mulai memejamkan matanya dan ikut tertidur di seberang sana dengan panggilan telepon yang terus berjalan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments
Bzaa
Jason pantang menyerah 😆👍
2023-03-05
1
kaname senpai
palingan suaminya shiren sedang indehoy sama selingkuhanny
2022-09-11
0
Nuri Maulidia
asyiiik seru
2022-04-15
0