Langkah Pertama Shirleen

Hari ini adalah hari baru bagi Shirleen, melihat sebuah kenyataan yang sebenarnya semalam membuat ia telah mantap mengambil sebuah keputusan yang besar dalam hidupnya.

Ia tersenyum smirk mengingat apa lagi yang didapatnya semalam

Flashback

Shirleen masih membeku didepan cermin kamar mandinya, ia mencoba mengetikkan sesuatu di laman pencarian aplikasi instagramnya, "Riana Amanila" tertulis disana.

Muncullah beberapa akun dengan nama yang sama dan hampir sama, ia melihat satu persatu akun dengan nama yang ia curigai itu, dan menemukan akun yang mirip dengan madu suaminya. Lalu ia membukanya yang ternyata tidak terkunci, terlihat mangkin jelas dan tidak ada lagi yang perlu ditanyakan, semuanya sudah cukup jelas. Bahkan menurut postingan terakhir wanita itu dua hari yang lalu, Mas Athar masih menemani wanita itu terbukti dengan foto kemesraan mereka berdua, bertempat di Jogja tempat dimana Mas Athar meminta izin padanya untuk pergi dinas keluar kota, dengan caption "I love you" , Waw sungguh hebat bukan...

Pantas saja, pantas saja tidak menghubunginya sama sekali, ternyata sedang mabuk asmara dengan si ******.

Kini, Shirleen tidak menangis, baginya untuk apa menangisi orang seperti suaminya itu yang lebih pantas disebut bajingan.

Flashback off

Shirleen membuka ponselnya, ia akan menelfon seseorang.

"Halo, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku, nanti akan kukirimkan padamu lewat chat, aku mau secepatnya"

Shirleen pun mematikan panggilannya, setelah mendengar persetujuan dari orang yang ditelfonnya diseberang sana.

"Kau akan menyesal Mas, kau pasti akan menyesal melakukan ini padaku" Gumam Shirleen.

Jason saat ini sedang berada di ruang makan, ia sarapan seperti biasa dengan papa dan mamanya, tidak ada yang bicara hanya suara denting sendok dan garpu terdengar di ruang makan yang begitu luas itu.

Lalu ia bangkit dari duduknya, karena ia telah menyelesaikan sarapannya, ia mencium pipi kanan dan kiri mamanya lalu berpamitan pada mama dan papanya walaupun ada sedikit kecanggungan yang ia tunjukkan pada papanya.

Ia mengendarai motor sport hitam miliknya menuju ke sekolahnya. Ini adalah hari baru baginya, ia akan mendapatkan Shirleen apapun caranya.

"*Jasooonn, kenapa sih lo makin ganteng..."

"Tatap dedek bang, tembak dedek bang..."

"Laki gue ntu... jangan lo pada godain, enek gue dengernya"

"Yeee halu aja lu buntut panci, punya gue itu..."

"Kak Jason, pacaran yukk..."

"Jasoonn, hamilin gue tolong gue rela kalo lo yang jadi bapak anak gue"

"Husss, kalo bego kira-kira dong mana mau Jason sama modelan kayak lo*"

Begitulah keadaan koridor sekolah setiap pagi, tiada hari tanpa sorak-sorai penggemar Jason, padahal Jason hanya berjalan seperti biasa, datar tanpa ekspresi, tapi tetap saja mampu membuat siswi-siswi SMA Guna Bhakti kejer-kejer.

"Yaelah fans Jason kadang udah keterlaluan alaynya, kek monyet lagi pesta pora, brisik banget" Celutuk Angga.

"Sa ae lo, emang lo uda pernah liat monyet pesta pora gimana berisiknya" Tanya Afik.

"Beh, belom tau lo pada... ya kagak lah"

Hahaha, lalu Afik dan Angga pun tertawa keras sambil memegangi perutnya, nampak Yudha juga kini ikutan tertawa namun tidak sesemangat Afik dan Angga.

Jason yang kini melihat sahabatnya itu kompak tertawa, nampak mengkerutkan keningnya karena ia baru saja datang menghampiri sahabat-sahabatnya.

Ia tampak bingung, dan seolah bertanya ada apa pada teman-temannya, namun tanpa suara hanya dengan bahasa wajah.

"Fans lo, gatelnya udeh naudzubilah, mampus minta dihamilin lo katanya, ajaib kan ?" Afik menjelaskan sambil masih tertawa.

"Gila-gila, kalau sekali aja lo tanggepin ntu fans, bisa hamil berjamaah kali ya" Kini Angga pun ikut mengejek Jason yang digilai banyak fans.

Jason hanya menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak habis fikir akan kelakuan fansnya yang gak ada otak, bahkan kadang bisa jadi bar-bar tak kenal ampun.