Devan dengan cepat keluar dari mobil setelah Dinda menelpon. Pria itu kaget melihat darah keluar dari bawah kaki Dinda.Dengan cepat Devan mengangkat tubuh Dinda.
"Mas, sakit hiks.. " Dinda memegangi perutnya.
"Sabar yah, kita kerumah sakit " ujar Devan dengan wajah yang khawatir dan juga panik.
Devan memasukkan Dinda kedalam mobil dan langsung menjalankannya, dengan sangat cepat.
"Mas, sakit hiks... aku takut dia gak selamat hiks ... " ujar Dinda meringis kesakitan.
"sabar ya sebentar lagi sampai, jangan berpikiran negatif, pasti bayi kita selamat " ujar Devan menggenggam tangan Dinda, sambil fokus menyetir.
Mobil sampai di depan rumah sakit, Devan langsung membawa turun Dinda dari mobil.
"Dokter!! Suster tolong!! " teriak Devan.Para suster mendekat kearah Devan. Dan menyuruh Devan membawa Dinda ke ruangan rawat. Tak henti-hentinya Dinda menangis bukan hanya perutnya yang sakit tapi dia ketakut keguguran.
"Mas, sakit hikss... aku gak mau keguguran hiks.. " dengan tangisan yang membuat Devan sakit mendengarnya,dan juga melihat keadaan Dinda yang kacau dan pipi yang lebam .
"Bapak silahkan keluar " ujar suster tersebut.
Devan keluar dari ruangan rawat dan melepaskan genggamannya pada tangan Dinda.Devan mondar-mandir di pintu tempat Dinda di periksa. Air matanya jatuh membasahi pipinya, untuk pertama kalinya Devan menangis, dia takut kehilangan bayinya dan juga takut terjadi apa-apa dengan Dinda.
Devan memejamkan matanya, merasakan kristal bening membasahi permukaan wajahnya. Sudah sekitar satu jam Devan berdiri didepan pintu menunggu dokter keluar. Dia takut Dinda keguguran, bukan hanya dia yang akan terpukul tapi juga Dinda, sedangkan trauma wanita itu belum sembuh total. Dia hanya berdoa pada sang maha kuasa agar kedua-duanya selamat.
Dokter keluar dari ruangan tempat Dinda di rawat. Devan langsung mendekat.
"Bagaimana?apa istri saya dan bayinya selamat ? " tanya Devan dengan penuh harap .
"Untung anda tepat waktu membawanya, kalau tidak dia akan kehilangan bayinya. Kandungannya saat ini sangat lemah, jadi pasien harus dirawat inap, dan pasien juga mengalami syok," ujar dokter tersebut.
"Tapi bagaimana keadaan istri saya? " tanya Devan.
"Istri anda baik -baik saja, dia masih dalam pengaruh obat bius, mungkin setengah jam lagi dia akan sadar , tapi dia juga mengalami syok dan juga pipi yang memar, apa istri anda mengalami penganiayaan? " ujar dokter tersebut. Devan memejamkan matanya, berarti ada seseorang yang berusaha menyakiti istri dan bayi dalam kandungan Dinda, Devan mengepalkan tangannya untuk memendam emosi .
"Saya tidak tau tapi istri saya sudah bersimbah darah dibawah kakinya" ujar Devan.Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu saya permisi " ujar dokter tersebut.
Devan masuk ke ruangan dimana Dinda dirawat, wanita itu terbaring lemah dengan wajah yang pucat. Devan mendekat kearah Dinda dan mengenggam tangan wanita tersebut.
"Maaf, aku lalai menjaga mu, sampai kamu harus seperti ini " lirih Devan.
Devan mengusap pipi Dinda yang lebam, sampai sudut bibir wanita itu terluka. Entah mengapa dia merasa sakit melihat ini. Dinda mulai membuka matanya perlahan dan pertama yang dia lihat Devan yang menatap dirinya.Dinda memegangi perutnya dan menatap kearah Devan.
"Apa aku kehilangan bayi ku hiks.. " dengan air mata yang turun membasahi wajahnya.Devan mengusap air mata Dinda.
"Bayi kita selamat, dia kuat, dia masih bisa bertahan" ujar Devan memeluk Dinda.
"Katakan siapa yang menyakitimu? Dan hampir membuat kehilangan bayi kita ? " tanya Devan.
Dinda hanya bisa menangis di pelukan Devan, makin mengeratkan pelukan menumpahkan kesedihannya, air matanya cukup menggambarkan bahwa hatinya sangat terluka bukan hanya fisiknya.
Devan melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Dinda . Wanita itu menatap mata Devan yang juga terlihat terluka melihat keadaan dirinya.
"Dinda katakan siapa yang melakukan ini, aku suami kamu dan jangan ada rahasia diantara kita, kalau kamu tidak pengatakannya aku sendiri yang akan mencari tau " ujar Devan.
Dinda mengenggam tangan Devan dan memejamkan matanya sebentar.
"Mama kamu dan wanita yang mengaku calon tunangan kamu " ujar Dinda dengan isakan kecil.
Devan yang mendengar itu menatap nanar, mommynya sendiri yang hampir membunuh darah dagingnya dan cucu kandungannya sendiri. Devan tau siapa yang di maksud Dinda yang mengaku calon tunangannya , kalau bukan Elsa. Ternyata wanita itu sangat licik dan juga bermuka dua .
Devan meninju tembok dengan kuat, melampiaskan emosinya, membuat kedua tangannya lecet. Dinda yang melihat itu ketakutan , karna tidak pernah dia melihat Devan semarah itu.
Devan terus memukul tembok, dia tidak peduli dengan tangannya yang sudah mengeluarkan darah dan juga perih. Devan berhenti memukul tembok dan berjalan keluar tanpa mengatakan apapun.
Bersambung.....
Menurut kalian alur ceritnya mudah ketebak gak? Kalau kalian bisa menebak berarti ceritaku pasaran😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Gini Antika
ceritanya jangan lebay kayak ikan terbang ys thor...? yessss thor... buat mereka menyesal dg kelakuannya....
2022-01-10
0
Anasera
menurut ku ceritanya banyak kejutan thor, kalo novel lain pasti dah keguguran tu si Dinda
2022-01-03
0
Hera Wati
murka deh di devan iyalah dinda dibuat kayak gitu
2021-12-27
0